Rabu, 26 Desember 2012

Aku Bukan Siapa - Siapa



Aku bukan siapa siapa. Aku juga bukan apa apa.
Aku wanita biasa, maksudku, aku beranjak menjadi seorang wanita.
Wanita yang bagaimananya, bisa apa saja, belum begitu ku pikirkan dalam.

Aku tak istimewa. Apalagi teristimewa.
Aku tak terlihat paling bersinar. Hanya bisa merasakan bagaimana tersinari hingga silau
Aku biasa biasa saja. Aku ada, namun lebih sering tak terlihat.

Aku, Udara.
Tak terlihat, namun selalu bisa kau rasakan
Sejuk, saat kau merasa sesak
Menghidupi, saat kau merasa ingin mati saja
Tak kau lihat, namun mampu kau rasa
Aku ada, mengiringimu, dimanapun kau, kapanpun kau ada
Aku ada, dan kau tau adaku.



Sabtu, 22 Desember 2012


Kamu ada, namun diam

Aku ada, namun sembunyi

Sama sama tau rasa, namun lebih memilih untuk menghindar
Ada hal yang sama sama kita tau, dan menjadi jelas sebenarnya
Sebuah masa telah terlalui dengan semestinya bahagia kala itu

Dan sekarang, seperti membuka bab baru dalam lembar buku kehidupan yang sama sama sedang kita tulis
Seperti mengganti simfoni klasik dengan rangkaian nada yang lebih dinamis

Ini proses hidup, yang jadinya aku lalui, harus begini, dan mesti begini
Cerita yang jadi begini, aku lalui saja
Skenario Tuhan itu yang terbaik kan?

Diamlah, dan aku juga akan tetap sembunyi
:')

Rabu, 19 Desember 2012

Perlahan Aku Mengerti


Perlahan,
Entah kenapa aku harus merasakan ini dan melaluinya perlahan.
Seakan aku harus benar benar menikmati semua prosesnya, iya prosesnya.
Ketika kamu, mengatasnamakan waktu untuk merubah semuanya
Bahkan Kejora sekarang, lebih senang bila Ia tampak terang sendirian

Aku mengerti,
Selalu ada rangkaian fikiranku yang menerawang setelahnya,
Dan kenapa selalu setelahnya? selalu,
Dan lagi-lagi itu adalah prosesnya, saat setelahnya aku baru mengerti apa yang tak begitu ku lihat saat itu terjadi

Perlahan aku mengerti,
Ketika tulisan dan nada bicara terlihat dan terdengar tak sama lagi
Ternyata begitu ya? ternyata begini ya rasanya
Ketika aku kau suruh merasa ini pelan pelan

Sedetik dua detik, yang sekarang telah jadi ribuan ratus ribuan
Dan melewatkannya pelan pelan, semakin membuatku mengerti banyak hal
Aku ingin menertawakan diriku sendiri sebenarnya,
Tapi buat apa, tanpa begitupun aku sudah tampak gila kan?

Mengertiku sudah cukup, aku tak ingin melanjutkan pengertian yang ku buat.
Dan tak perlu aku dimengertikanmu,
Uraiannya, sudah tak jelas, lagi.



Sabtu, 15 Desember 2012

New Me?


Hei Readers,

I'm sorry to say. Hehe. Hari ini aku ingin mulai cerita tentang emmm, ceritaku, tentunya. haha.
Untuk awal ini mungkin sedikit aneh, aku akan menulis dengan sedikit berbeda, aku akan mengurangi puisiku kali ini, but keep enjoy ya..

Besok, adalah awal.
Awal semuanya, aku nggak nyebut ini perubahan. Aku bukan tipe orang yang bisa berubah drastis dalam waktu singkat, well, itu mustahil bukan? aku cuma pengen lebih menikmati setiap apa yang ku jalani kini, tanpa beban, bebas terbang, menyusuri jalan, lurus, belok belok, dan sampai.

Tenang, aku masih Dhani kok.
Ramadhani Syah Fitri, yang cerah ceria, punya senyum yang bagus (kata orang haha), dan bisa jadi tempat penampungan pesimistis, tapi tenang, aku punya mantra buat kamu yang lagi pesimistis. Well, aku juga sama kok, pesimistis, tapi itu cerita lama, udah transgenik jadi optimistis :D

Hal ini bisa datang kapan saja. Jangan salah, aku tidak menunggu. Tapi akulah sendiri yang menjemput semangatku. Ini aneh? mungkin. Aku tiba-tiba saja menulis sederet kalimat tua seperti ini. Ahaha, tertawalah. Meski itu tak lepas. Meski itu palsu. Karena menurutku sepalsu palsunya tertawa, selalu ada energi yang terlepas setelahnya, kesedihan, beban atau semacamnya. Ya meskipun kadarnya cuma sedikit. Makanya itu, tertawalah yang banyak sampai gila, sedikit demi sedikit, sedihnya bisa hilang tuntas kan?

Okey, sekian dulu.
This is new me, maybe.
Just kidding.
Aku tetap aku, coba style baru, nggak ada salahnya kan Readers?
Oh ya, aku belum kasih sebutan buat kamu ya? setelah ini aku carikan ya :D
Entah aku punya Readers atau enggak, aku optimis loh :D

Let's make your spirit guys !!
Be Optimis ya :D

Rabu, 12 Desember 2012


Hei Sat, kamu damai damai kan?
Nyapa akunya jangan lewat mimpi aja dong,
Aku pengen disapa beneran, 
Nampang dikit kek senyumnya,
Aku ini gak lagi sewot kok Sat,
Mungkin kamu lebih tau?


Selasa, 11 Desember 2012

Aku Ada - Dewi Lestari Feat Arina Mocca


Melukiskanmu saat senja
Memanggil namamu ke ujung dunia
Tiada yang lebih pilu
Tiada yang menjawabku selain hatiku
Dan ombak berderu

Di pantai ini kau slalu sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat ku tiba
Suaraku memanggilmu akulah lautan
Ke mana kau s'lalu pulang

Jingga di bahuku
Malam di depanku
Dan bulan siaga sinari langkahku
Ku terus berjalan
Ku terus melangkah
Kuingin kutahu engkau ada

Memandangimu saat senja
Berjalan di batas dua dunia
Tiada yang lebih indah
Tiada yang lebih rindu
Selain hatiku
Andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri
Tak ada jejakku di sisimu
Namun saat kau rasa
Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan
Memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu
Malam di depanmu
Dan bulan siaga sinari langkahmu
Teruslah berjalan
Teruslah melangkah
Ku tahu kau tahu aku ada


Aku Ada - Dewi Lestari Feat Arina Mocca (Ramadhani Cover) <>

Dengan Teduh



Aku,
Berhembus lirih menyusuri jalanan sepi
Tetap menjadi diriku yang kadang kau benci

Tetap sediaku, jika kau inginkan ceritaku
Nada penghentak gairah semangatmu yang melelah
Yang ingin ku peluk, dan ku buang jauh darimu
Berjalan ringan dengan senyum yang kau bawa setelahnya

Kan kau lihat aku dengan teduhku
Dan ingin kau bersandar padaku kembali
Karena ini takkan ada di tempat lain
Hanya disini, disini dan takkan ada lainnya
Selalu ada tempat, yang aku buat pengecualian untukmu, apapun

Ku ingin kau rindu, aku dan teduh yang mengiringiku :)







Minggu, 02 Desember 2012

Nge-Date Ala Jomblo




Uhm.
Selamat malam, Readers.
Rasanya lama tak menyapa anda. Okey well, postingan kali ini aku pengen agak santai, atau bahasa gaulnya “woles” hehe. Pengen nulis cerita yang manusiawi kali ini. Gak bisa nge-joke sih, tapi ya, nikmati aja ya :D

Nge-date. Jomblo.
Dua hal yang lumayan gak bersinergi. Kalau kamu masih jomblo, semua acara kencanmu belum layak disebut nge-date. Namun sebaliknya, momen quality time sama pacar meskipun nggak sedang dalam agenda kencan, bisa disebut dengan nge-date.

Okey. Pertama, sekarang aku sedang jomblo (masih berat ngomong ini, hssh)
Well, aku lebih terima nasib kali ini. Jadi jomblo haha. Disini aku nggak akan cerita gimana suka dukanya, kamu pasti lebih tau girls. Tapi gimana caranya membahagiakan diri sendiri secara mandiri. Bisa kok, bisa. Kayak aku, bahkan aku sudah nge-date tiga kali ini, haha.

Sabtu malam, sama Dona

Dona, dia sahabatku waktu kelas dua smp dulu. Dia adalah sahabat pertamaku yang beda agama sama aku. Tapi dia cukup “open minded” soal agama. Dan kami bersahabat cukup baik. Lama banget sejak lulus smp, aku nggak pernah ketemu Dona. Dan beberapa bulan lalu, aku memutuskan untuk ketemuan sama dia setelah sekian lama. Oh ya, gara garanya itu, aku ketemu dia di twitter. Okey, janjian. Dan sabtu itu, ketemuan di Royal.
Gak ketemu dia tiga tahun-an itu, lumayan “pangling”. Dia tambah cantik, tambah gemuk(tanda bahagia, haha), tambah sibuk (dia termasuk cewek yang hardworker). Tapi tetep, dari dulu matanya kayak kurang tidur. Over all, aku pangling.
Malam itu, rencananya aku pengen nonton film perahu kertas part 2, tapi karena udah nggak diputer lagi, jadi akhirnya nonton skyfall. Habis nonton, sesuai rencanaku aku pengen ngonix sama Dona, buat kenang-kenangan. Oh ya, tahun depan, Dona juga mau pindah ke Jogja, mau kuliah di ISI juga, uhm. ISI lagi. Makin banyak sahabatku yang kau culik ya SI. Hmm. But, okelah. Bahagiakan mereka ya SI. Doaku, semoga Dona bisa lolos tahun depan. Amin.
Terus pulang. Malam itu, untuk pertama kalinya aku pulang malem sendirian, setelah sekian lama, aku nggak pernah gitu. Rasanya canggung sama angin malam, lampu- lampu kota Surabaya, gelap, dan dingin. Dengan hati sedikit sedih, aku tetep menembus malam, walaupun sampai rumah, dengan mata basah.



Jumat malam, sama Rizka

Kalo yang ini gara gara film breaking dawn yang lagi ngehits banget dikalangan anak muda. Belum disebut anak muda kalo belum nonton film yang satu ini. Pas itu aku nonton di PTC (mall penuh kenangan, haha)
Sesuai dengan jadwal di website 21cine****.com aku bisa ngeburu nonton yang jadwalnya jam 17.15. dari parkiran dan kebelet lari lari ke XXI buat pesen tiket takut telat, dan sampainya disana, eh, telat. Jediar. Dan nunggu sampai jam 19.00.  Masi ada dua jam-an. Pas itu aku ngajak Rizka buat beli eskrim A&W, yang udah aku rencanain dari rumah.
Beli eskrim dua. Terus disitu ada Mas Darma (mas fotorgrafer yang kebetulan kerja di A&W) “Mau gratis satu?” Mas Darma nawarin.
“Kalau boleh ya gapapa” jawabku sumringah.
Aku kira cuma bercanda, eh ternyata diambilin beneran. Aku langsung senyum senyum gak karuan. Aku suka eskrimnya, kangen, dan dikasih dua (mungkin A&W lagi promo pas itu, haha) gak peduli, pokoknya dapet dua. Makannya kayak kecil, diliatin anak kecil kecil yang makan disitu. Mungkin dalam hati mereka, “Ya ampun mbak ini, makan eskrim kanan kiri, kalah aku” haha. Biasanya aku makan satu aja, udah belepotan semua, eskrim A&W emang cepet leleh. Nah ini, dua. Kanan kiri kanan kiri.  Sampai nge-poll, okey aku nyerah, dan minta bantuan RIzka buat ngabisin eskrim ku. Makasi.
Terus kita nonton, uhm. Filmnya bikin galau, ahaha bercanda. Terus pulang.
Gak disangka, pas jalan dari XXI sampai keparkiran PTC, tiba tiba flashbacknya keluar semua. Semuanya muncul, senyum itu, langkah itu. Sambil ada lagu A thousand years yang masih ketinggalan di telinga, ya ya mungkin ini efek endingnya film breaking dawn bagian ending. Yang pas bella munculin flashbacknya kenangan sama Edward, apapun itu, aku merasa terlalu dramatis aja, hiks. Udah gitu, pas udah sampai luar, jalanan basah, dan masih gerimis.
Kali ini aku udah gak takut lagi pulang malem sendirian. Mungkin jadi lebih terbiasa. Tapi sepanjang perjalanan, fikiranku ngalor ngidul, okey, malam ini cukup dramatis.






Sabtu malam, sama Fitri

Ini rencana tak terencana sebenernya. Hari itu Fitri nginep dirumahku. Tanpa misi sih, Cuma pengen main aja, dan mengunjungi rumahnya yang dikontrakin disini. Sampai rumah sore. Nyantai nyantai dulu, sambil nunjukin karya karya pas SMK. Udah gitu karaokean dirumah.  Mungkin Fitri jadi tau, kenapa aku nggak pernah pergi ke tempat karaokean, ya ya, bahkan dari kecil, aku punya kamar, punya ruang yang lebih nyaman dari studio karaokean manapun.
Malemnya, aku ngajak dia ke SBD. Mini mall deket rumah, yang cukup membuat penasaran orang, haha. Habis gitu cari makan, eh terus gerimis. Fitri ber-ide buat balik pulang aja, tapi aku tetep ngotot makan dulu. Sampailah kita ke warung nasi bebek, dengan sedikit basah. Pesen makanan, dan hujannya tambah deres, ada anginnya juga. Namanya makan di warung pinggir jalan, ini resikonya, makan pake vitamin air hujan. Haha. Padahal kita udah di dalem warung yang atasnya ada terpalnya. Tapi ya namanya hujan angin, jadi tetep aja kecipratan air, hmm. Mengenaskan. Haha. Tapi gapapalah biar ada ceritanya :D




Nge-date sama mereka, memang benar bisa membuat aku tersenyum, tertawa. Namun akan tetap beda rasanya, jika itu denganmu. Beda, sangat beda.






Sabtu, 01 Desember 2012

Percaya Diri(mu)



Aku ingat saat langkah kaki itu mengayun

Perlahan lahan, berjalan menyusuri jalanan

Langkah kaki kecil, tak beraturan, tanpa tau sedang mencari

Sepi dan sembunyi

Tak punya berani menatap tajam apa yang ada didepannya



Lalu ada tegap langkah mendatanginya, mengajarinya, percaya diri

Hingga kini, langkah kaki kecil itu menjadi tegap,

Tak ragu lagi menatap tajam kedepan, tanpa menunduk

Menatap tajam kepada mata manapun yang memandanginya



Ada segenggam tangan dalam genggam tangannya

Ada langkah pengiring, kaki kecil itu

Membuatnya percaya, percaya banyak hal

Genggam tangan itu, tegap langkah itu

Tak perlu pengakuan dari orang lain,


Bahwa jika itu kau yang mengucapkan, aku selalu percaya

Percaya dari apapun,

Aku bisa, itu katamu

Aku indah, harusnya aku sadar, katamu meyakinkan



Aku kehilanganmu, sungguh.

Percaya dirimu, masih disini, tertinggal.

Terimakasi




Saat aku melangkah dan aku menyadari ada yang hilang dalam langkahku, kamu.

Kamis, 29 November 2012

M A N T R A



Sometime, you’ll need place

Need heart, to hear you, to know you, to know you well.

Who have, who know, your comfort zone

Who know you so well.



Sometime, you’ll miss something

Miss smile, to smiling you, to disappear your sadness

Who have, who know, your comfort zone

Who know you so well



There, you will feel something was loosing

Not in your side, in your arms

Just in your mind and your confusing

Who can make you, think it again, forget it then, remember it again, and you still around

Find, what you find

You just go on and flow the air, that’s you are.



Call me if you need me, just need me.
And all be easy



Minggu, 25 November 2012


Bila rasa itu telah tiada
Lalu untuk apa kau memelihara rasa?
Bila rasa itu masih ada
Lalu untuk apa kau menyembunyikannya?

Kau memendam misteri yang belum akhir ku selesaikan
Apa memang sengaja kau buat begitu?
Aku iri dengan keberhasilanmu menyingkirkan rasa takut
Aku dan upayaku tak cukup membuatku berhasil

Kau bebas, meluaskan cakrawalamu
Aku disini, terpupuk, tersirami dengan baik atas mimpi mimpi yang kau bagi

Bila rasa itu telah pergi
Lalu untuk apa kau memelihara rasa?
Bila rasa itu telah terganti
Lalu untuk apa kau memelihara rasa?


Entahlah, kau punya dunia yang berputar putar seperti bumi
Dan mungkin aku yang mengelilingi porosku seperti bulan
Ingin terlepas dari orbitku namun kau ikat baik

Bila rasa itu sengaja tertinggal

Lalu untuk apa kau kembalikan?




November Together


Aku datang.
Setelah sekian perdebatan untuk datang atau enggak diacara yang satu ini, aku memutuskan untuk datang. Aku ingat, aku pernah berjanji untuk datang diacara reunian sekolah dengan keadaan apapun, kepada seseorang, diapun sama. Mungkin kali ini, dia sedang menunda janjinya, okey, aku mengerti.
Satu hal yang sebenarnya menjadi alasanku untuk datang kali ini, adalah bertemu dengan kawan lama yang belum terlalu aku rindukan sebenarnya, tapi ingin aku temui. Menyapa kakak kelas dan adik kelas juga menyenangkan menurutku. Dan yang paling aku tunggu, adalah pelukan pelukan rindu dari sahabat sahabatku di SMK :’)

Well, lets reading !!
Kemarin, aku dateng ke acara reunian yang bertajuk “November Together” di sekolah SMK ku dulu. Aku lebih nyaman menyebut ini adalah sebuah acara silaturahmi ketimbang reuni. Disini yang dateng dari angkatan pertama broadcast sampai angkatan ketujuh. Dengan didampingi guru broadcast personel lengkap :)

Malam itu hostnya ada tiga, Putri Norma, Kak Domba, sama Kak Eny Jameela. Awal acara seperti biasa, dibuka sama sambutan sambutan. Terus habis gitu dilanjutin sama makan malam, sambil diiringi akustik-annya Zul, Echa, Yere sama Ilham. Pas itu aku lagi makan, berusaha banget buat ngasih kode ke Echa sama Yere, kalo aku mau request lagu “A thousand years” biar dinyanyiin sama Echa, tapi sedihnya, mereka gak nangkep kodeku. Yaudah gapapa, hehe. Terus ada perform single dancenya Fajar yang superhot menurutku,haha. Dan diputerin video video broadcast, yang menurutku sih biasa. Tapi buat angkatan 1, 2. Itu cukup mengharukan, hihi.

Dan over all, acara ini biasa menurutku. Untungnya ada performnya Mbak Evel nyanyi “A Thousand Years” diiringi Ilham pake keyboard, sama saxophone-anya Yere. Yang sampek bikin aku merinding, sama menggumam dalam hati, “requestku tersampaikan” makasi ya :’))

Dan diakhiri dengan….. “Dugem”. Sampek datengin DJ segala loh, walaupun salah satu DJ nya adalah adik kelasku sendiri dari angkatan 6. Sama efek lampunya yang ala ala pub gitu. Ada yang jingkrak jingkrak didepan sambil gangnam style-an. Dan ada yang memilih untuk menepi dipinggiran, termasuk aku, haha. Musiknya jujur aja bikin badanku gerak gerak sendiri, tapi mau joinan sama yang didepan, kok minder gimana gitu ya, haha, aku cukup cupu kalo disuruh nge-dugem. Dan memilih untuk joget joget shuffle dipinggiran sama Angen, Putri.
Dan setelah itu, photosesion sama teman teman :D

Dan ya, itu sedikit ceritanya. Buat yang dateng, gak nyesel kan udah dateng? Buat yang gak dateng, gak nyesel kan udah gak dateng? Hehe..

Menurutku silaturahmi adalah hal yang baik dan harusnya dipelihara. Acara kemarin cukup sepi menurutku, karena populasi sebenernya, bisa lebih banyak dari ini. Tapi masih mending lah, ada yang me-respect acara ini. Boleh ber-alibi apapun, tapi jangan sampai alibinya “Nanti ketemu masa lalu dong? Jadi inget dong? Galau lagi dong?” Ohh halo, mungkin sudah saatnya kita lebih dewasa sekarang :))”
Salam hormat buat Pak Sapto, Pak Inot, sama Pak Bondan. Tiga guru broadcast top Three :DD

FYI :

Yuk Absen..!!

Angkatan 1 : sekitar 20 an lebih

Angkatan 2 : sekitar 20 an lebih

Angkatan 3 : cuma 2 orang

Angkatan 4 : sekitar 10 an lebih

Angkatan 5 : sekitar 30 an lebih

Angkatan 6 : sekitar 40 an lebih

Angkatan 7 : sekitar 40 an lebih


Next Reuni, lets join!!
Mungkin, kita akan bertemu di keadaan lain?
Semoga lebih baik :)
Amin.





Rabu, 21 November 2012

Aku begini, berupaya sedemikian. Karena aku tak ingin jadi sederet dari klisemu. Kamu klise. Dan aku tak mau jadi klisemu. Aku sudah cukup berbeda bukan?

Minggu, 18 November 2012

Dear Ksatria,



Sat, putrimu udah besar
Tetep manja, tapi udah gak semanja dulu kok

Dia sekarang sering jalan sendirian tanpa kawalan
Tanpa kamu dan kuda kuda mu
Tapi tenang Sat, dia udah bisa jaga diri kok
Doain dia cepet ketemu pangeran ya Sat,
Pangeran sejati penjaga hatinya,
Okey Sat?
Kamu damai damai ya disana..
:')



Sabtu, 17 November 2012


Dan aku hanya melakukan hal yang ku anggap benar sekarang.

Aku tak butuh pembenaran.
Maaf jika aku terlalu bebal, keras kepala dan susah dimengertikan
Inilah aku yang sekarang.

Mungkin bisa lain jadinya bila yang ku anggap benar sekarang, menjadi ku anggap salah
Aku tak butuh pernyataan salah.
Maaf jika aku terlalu bebal, keras kepala dan susah dimengertikan
Inilah aku yang sekarang

Kamu cukup tau. Resikonya biar aku saja.
Memang selalu aku kan resikonya?
Aku cukup mengerti, apa yang sedang ku lakukan.
Semoga doa doa ini segera berganti seperti inginmu
Terimakasih, walau beberapa dialog cukup menyesakkan

Aku tak ingin apapun sekarang
Selain merasa bahagia lebih lama, itu saja.



Kamu, Bintang. Aku, Bulan



           Aku sering bercerita tentang dua benda langit yang biasa muncul di malam hari ini. Keduanya. Mereka memang tak setiap hari muncul, namun setiap kalinya ada, pasti banyak dari penghuni bumi yang mempuisikannya. Sepertiku kini, yang mencoba mempuisikanmu diantara bintang-bintang dalam senyum bulan yang malu-malu.

           Entahlah, jemariku diluar kendali menari, mempuisikanmu. Tidak, ini bukan puisi. Ini hanya tulisan biasa dari seseorang yang tak pandai merangkaikan kata. Kali ini, aku ingin menyebutmu “bintang kejora”. Boleh ya?

Bintang Kejora, satu bintang diantara jutaan bintang dengan sinar yang lebih terang, sepertimu.
Dan kali ini, aku juga ingin menyebut diriku “bulan sabit”. Boleh juga ya? Aku tak meminta purnama kok :) . Bulan sabit, sudah cukup untukku rasanya.

Bulan Sabit, fase bulan. Tak megah, tak terlalu terang, namun nampak selalu tersenyum dan biasanya muncul malu-malu diantara gelap malam. Sudah sesuai belum? Atau kamu punya sebutan alam, lainnya untukku?

Sepertinya itu, Kamu Bintang, Aku Bulan. Kamu Kejora, Aku Sabit.
Lukisan malam, penerang, dan penghias angkasa gelap.
Aku berdoa, semoga kita memang penerang bumi.
Penerang yang tak menyilaukan, dengan senyum rendah hati seperti bulan sabit.

Dan, pernahkah kau memandangi bintang kejora dan bulan sabit malam- malam bersandingan?
Jika kau tau, mereka punya cerita indah tentang terang.

Rabu, 14 November 2012

Rindu, (Kata Yang Ku Sembunyikan)


Rindu,
Kata yang ingin sengaja ku hapus dari kamus kata di memori otakku
Kata yang ku telan lagi sebelum sempat ku ungkapkan
Demi apapun, aku tak mampu mengucapnya

Aku sudah pernah mencobanya dan tak berhasil
Lidahku tertahan dan menelan kerinduanku lagi, rindu rinduku sendiri
Biarlah rinduku menahun, lapuk juga tak apa

Apa artinya rindu tanpa obat penyembuh?
Tidak. Aku memang tidak sedang sakit.
Tapi kerinduan sangat menyiksa bukan?
Dan disaat aku butuh obat penyembuh, dimana kamu?

Aku senang, jika kau tiba tiba muncul dan menyapaku
Bahkan kau membawakanku banyak obat yang sebenarnya kubutuhkan saat ini
Aku belum punya cara menyimpannya
Menyimpan obat obatmu untuk kuhabiskan pelan pelan disaat kerinduanku datang menyerangku
Aku tau aku salah. Aku kalap menghabiskannya cepat cepat
Mungkin kau tau, aku selalu antusias tentang itu

Untukmu, "Pencetak senyum senyum terbaikku"
Masih kau simpan obat untukku kan?
Untuk kau bawakan lain kali?




Selasa, 13 November 2012

Selamat Malam, Pionir


Selamat Malam,

Hei rasanya sudah lama sekali aku tidak menyapamu malam malam, okey aku bohong.
Senang rasanya mendengarmu baik baik saja, walaupun terasa lelah oleh tugas tugasmu yang nggak ada endingnya itu, semangat !!

Suara terakhirmu teduh, aku suka. 
Nadanya jazzy, cocok diputer ulang malem malem.
Apalagi pas lagi hujan, emm ralat, jangan pake hujan deh.
Nanti nggak kedengeran jelas suaramu, hujan cukup berisik sepertinya


Kamu sekarang, 
Ah sudahlah, sesuai dugaanku. Hebat .
Sejauh ini kamu sudah mengikuti sirkuit yang tepat aku rasa.
Jangan lupa yang harus dirajinin ya. 
Inget, saat dulu kamu rajin merayu Tuhan. Hihi

Kata kata di balik kaos diklatmu dulu, aku rasa, itu sebuah doa
Doa yang tak kamu sadari, dan sengaja kamu hindari
Sudahlah, jangan terlalu khawatir. 
Kamu cukup berbakat untuk menjadi "seperti kata kata dibalik kaos diklatmu itu"
Percaya kan?
Jangan meragukan kemampuan diri sendiri lagi ya, itu bukan gayamu
Berani taruhan? Kamu pasti bisa lebih dari ini

Selamat malam ya, Pionir 
Aku tunggu kabar baikmu selanjutnya :)



Senin, 12 November 2012

"Jika kamu berkata bulan itu kotak, mungkin aku akan percaya..."


Dan hingga kini aku masih percaya, aku punya dunia lain denganmu. Di tempat dimana tak ada ruang dan waktu, batas, jarak dan segala hal yang membuat kita merasa jauh. Banyak tanya sebenarnya, kenapa aku masih saja seperti ini.  Pertanyaan kalian begitu klise, membuatku malas menjawab. Dan kalau ku jawab, aku jamin, jawabannya nggak klise.

Aku baik baik saja sejauh ini. Entahlah, dari sekian kata kata untuk menghiburku, tak sebanding rasanya dengan satu katamu. Walaupun tak saling menggenggam, kita masih saling berpandangan kan? dengan doa doa suci disetiap tatapannya? semoga :')

Lalu kenapa saat aku tak terlalu butuh obat, kau membawakanku begitu banyak obat? dimana kamu, saat aku hampir mati karena obatnya nggak dateng dateng? Dan ya, aku masih hidup. Keajaiban kan?

Mungkin aku bodoh, itu terserah orang boleh menilaiku
Tapi sekali lagi, aku percaya aku punya dunia yang tak terlihat
Dan apa yang terlihat belum tentu seperti yang terlihat

Aku lebih banyak mendengar saat ini,
Dan aku lebih percaya itu,
Aku rasa, ini akan seru lagi ceritanya :3



Minggu, 11 November 2012

Inginku Menjadi Teduh


Tanpa ambisi yang berlebihan, bahkan hampir hilang ambisiku

Aku lebih menyukai tenang saat ini, yang menenangkan aku juga suka
Sederhana, aku hanya ingin bahagia lebih lama, itu saja.

Aku ingin menjadi teduh
Mampu memberi oase untuk mereka yang kegersangan
Mampu menjadi singgahan untuk mereka kebasahan
Dua teduh yang berbeda, namun tetap sama bukan?
Sama sama tempat yang menenangkan, untuk gersang dan basah.

Kemarilah, aku ingin memelukmu 
Apa kau bisa merasakan teduhku?
Apa belum?
Aku ingin menjadi teduh, semoga :')


Amin.




Dear Ksatria,


Hei, kamu ada angin apa, hingga terbawa kesini?
Kamu sekarang makin gagah ya
Iya, kamu makin banyak latihan perang kan?
Tapi meskipun kamu udah semakin tangguh
Kamu jangan mau jadi Mayor ya Ksatria
Kamu tetep jadi Ksatria aja
Sudah cukup manis kok :)

Sabtu, 10 November 2012

Aku (Tidak) Diam, Hanya Diam


Aku bukannya tidak beranjak, tidak bergerak, tidak melakukan apapun dan diam saja.
Aku juga bukan tak mau bangkit, karena sungguh, aku tidak sedang terjatuh, terpuruk
Dan bagaimana aku sekarang menurutmu?

Aku juga sedang tidak berusaha berpura pura tentang keadaan keadaan
Aku selalu berterus terang, karena basa basi bukan gayaku
Aku seperti ini sudah lebih baik kan?

Banyak hal hal yang aku tau setelah itu
Tentang hal yang kurangkai rangkai sendiri cerita ceritanya
Semuanya seperti kode, kode yang selalunya bisa kubaca dan kumengerti dengan baik

Aku begini, bukan karenamu, bukan karena siapa siapa
Aku hidup, untuk aku, sekarang. Cukup egois kan?
Dan pastinya kamu tau, hal apa saja yang benar benar terjadi, dibanding tulisan tulisan tegarku

Entah terbaca atau tidak, aku selalu yakin, tulisanku selalu tersampaikan dengan baik




Jumat, 09 November 2012

Hadiah Dalam Tidurku


Tadi siang aku tertidur
Dan kali ini Allah memberiku hadiah
Lagi lagi lewat mimpi
Namun mimpi yang kali ini adalah sebuah hadiah, sekali lagi

Aku berada disebuah tempat yang tak kukenali
Didekapan seseorang yang suaranya tak asing ditelingaku
Dia membisikkan beberapa kata, hanya satu dua kata seingatku
Aku hanya bisa diam, seakan aku menikmati mimpi itu
Saat itu, aku sadar aku hanya bermimpi
Karena keadaan itu tak mungkin terjadi disaat saat ini
Dan sekali lagi, aku menikmatinya
Dia tak banyak berkata, hanya menyuruhku untuk tetap tenang dan percaya pada hatiku sendiri
Iya, hanya sekian detik, namun aku merasakan damai luar biasa, rasanya sudah lama tidak begitu
Lalu seketika, dia menghilang.

"Namun, bagaimana jika Allah yang memelihara rasa untukku, aku sudah susah payah berupaya, ah mungkin Allah ingin menggodaku saja. Atau ya, entahlah, Allah selalu memberi kejutan untukku."

Dear Allah,
Ya Allah mimpi tadi siang itu apa sengaja Kau beri untukku?

Jika iya, aku suka hadiahMu :')
Disaat kemustahilan ruang, Kau pinjamkan beberapa detik untukku, untuk ku kenang kenang damainya :')



Selasa, 06 November 2012

Dear Ksatria,

Dear Ksatria,


Hai apa kabarmu disana?
Kamu sudah tenang kan?
Sudah diberi kedamaian kan?
Aku rasa sudah.

Ksatria, hari ini aku menyadari satu hal
Selama ini, kau menjagaku bukan karena kau ingin kan?
Namun karena sebuah keharusan untuk menjagaku
Seakan itu sudah menjadi sebuah amanat tak tertulis yang kau lakukan

Terimakasih Ksatria,
Sekarang, rasanya aku tak perlu kau jaga lagi
Tugasmu sudah selesai
Iya, kau sudah gugur di medan perangmu sendiri

Terimakasih sampai sini,
Meskipun kau belum sempat menemaniku menemukan pangeran sejatiku
Aku akan mencarinya sendiri, Ksatria
Aku sudah cukup mandiri kok sekarang
:')




Pergilah, pergilah yang jauh sekalian
Berlarilah, berlarilah hingga kau lelah

Lalu untuk apa kau begitu ingin?
Aku tidak sedang mengejarmu bukan? 




Kamis, 01 November 2012

My Twins, Fitri... !!



Percaya kebetulan?
Aku tidak. Karena Tuhan, selalu punya kejutan untuk kita. Jadi, apa itu masih kebetulan?
:’)

Sebelumnya aku tidak pernah terfikir sekalipun untuk menulis ini, tapi semakin kesini, aku jadi tergelitik untuk sedikit menceritakan ini. Iya, tentang kebetulan. Kebetulan yang tiba tiba tentunya.


 Interview

Waktu itu aku masih ingat betul, tanggal 22 Juni 2012. Hari itu aku merasakan interview kerja yang pertama kalinya. Dan aku melakukannya dengan terpaksa sebenarnya, tapi ya, terkadang kita harus menjadi seorang yang lain dulu, sebelum kita menjadi apa yang kita ingin. Well, hari itu ada empat orang yang ikut interview. Singkat cerita, dari keempat orang yang ikut interview, tanpa disangka, aku lolos, dan satu orang lagi. Dia, Fitri.

Iya, hari itu adalah hari pertama aku bertemu dan berkenalan. Karena kami lolos, sepulang interview kami pun saling bertukar nomer handphone, dan dari situ pertemanan ku dengannya dimulai. Keesokan harinya, kami datang ke tempat kerja, dan memulai hari kerja untuk pertama kalinya, kami datang berdua. Dan semua orang di tempat kerja, mengira kami sudah berteman lama, entahlah, tapi memang benar, kami terlihat cukup akrab, entah apa sebabnya, mungkin chemistry nya nyambung, hehe.


Nama

Setiap hari ketemu di tempat kerja, mejanya pun sebelahan. Melalui dialog dialog, aku mulai belajar, mencari, dan ternyata apa yang membuat kami terlihat akrab, adalah Nama. Namaku Ramadhani Syah Fitri. Sejak TK sampai kelas 7 SMP, aku dipanggil Fitri. Selanjutnya, aku mengalah, dan memilih untuk dipanggil Dhani. Ya, kau tau kan, kalo hampir setiap kelas, pasti ada yang namanya Fitri? Hehe. Bahkan sampai sekarang pun masih ada beberapa orang yang memanggilku Fitri. Sedemikian. Bagiku itu bukan masalah, terserah orang mau memanggilku apa. Well, temenku tadi namanya Fitria Angelina. Cukup kebulean kan namanya? Hehe. Namanya aja tapi, anaknya, jawa asli. Dan aku ngaku kalah, kalo soal ngomong bahasa krama alus, sama dia, dia lebih fasih dan banyak kosakata yarng dia bisa. Dan ada satu hal yang sampai sekarang masih sering kejadian. Biasanya orang di tempat kerja, kebalik manggil. Aku di panggil Fitri, Fitri dipanggil Dhani. Haha, cukup lucu sebenarnya, karena bentuk dan karakter ku dan dia sangat beda. Sangat. Bahkan aku seperti melihat cermin kebalikan kalo aku liat dia. Enggak berlaku buat semua hal sih, beberapa hal.

Rumah

Seringnya kita cerita ngalor ngidul, ternyata Fitri punya rumah yang lagi di kontrakin. Dan itu Cuma beda beberapa gang dari rumahku. Hehe. Bahkan dia pernah mengunjungi rumahnya itu, dan, kami belum saling mengenal tentunya, hehe. Dunia sempit ya, hehe. Setidaknya aku tau, kalo kamu berdua sebenarnya dekat. Hehe.


Kisah Cinta

Dan sebenarnya ini yang paling menarik, aku gak pernah nyangka kalo ceritaku bakal sejalan sama Fitri. Iya, sama. Kami berdua mencintai seseorang yang berinisial sama. Dan harus mengalah demi cita cita mereka. Iya, sama. Dan pernah merasakan galau berjamaah di tempat kerja. Hehe.

Sebenarnya aku dan Fitri sangat bertolak belakang, aku kurus, dia atletis untuk ukuran cewek. Rambutku cokelat abu merah gak jelas, rambutnya hitam bagus, idaman orang setempat kerja. Mataku keliatan sipit, matanya belo banget. Pipiku cenderung tirus, pipinya cenderung chabi chabi gitu. Aku agak introvert, kalo dia lumayan humble. Itu bedanya. Samanya, suka nangis sebelum tidur, haha. Kalo yang satu ini, aku gak separah dia. Aku keliatannya lebih tenang, dibanding dia yang lebih sering dateng kerja dengan mata bengkak, kalo gak gitu matanya ada pandanya, mata panda maksudnya hehe..

Ini fotonya, :D





"Banyak jutaan Fitri didunia, nama itu memang bermakna indah. Aku pun sangat beruntung, Ayah Ibuku menyelipkan nama itu dinamaku. Nama Fitri, ada dimana saja. Tentu dengan cerita “Fitri” nya masing-masing. Seperti Fitri yang dipertemukan denganku ini, mungkin dia hanya salah satu dari sekian Fitri yang mengisi bagian ceritaku. Bisa ada lagi, mungkin. Dengan ceritanya yang lain, mungkin. Entahlah, karena mungkin saja, nama, bisa membuat kita merasa punya ikatan. "


Are You the next Fitri?
Who knows? Hehe

Minggu, 28 Oktober 2012

Bayang- Bayang Ilusi - Anggun C Sasmi


Kala mataku terpejam
Sunyinya malam
Kala hasratku membara
Khayal smakin tinggi

Seribu asa hadir di sekililingku
Bangkitkan gairah hidup
Sejuta harapan di dalam jiwaku
Walau semua masih di dalam angan

Jurang curam menghadangku
Getarkan jiwa
Dan pekatnya kegelapan
Datang melanda

Keraguan kini menjelma di dada
Musnahkan segala asa
Semua harapan yang dulu pernah ada
Tiada tersisa…

Haruskah ku hidup dalam angan - angan
Merengkuh ribuan impian
Haruskah ku lari dan terus berlari
Mengejar bayang - bayang ilusi

Bayangan ilusi
Hanya fantasi
Bayang ilusi

Haruskah ku hidup dalam angan - angan
Merengkuh ribuan impian
Haruskah ku lari dan terus berlari
Mengejar bayang - bayang ilusi
Merengkuh ribuan impian
Haruskah ku lari dan terus berlari
Mengejar bayang - bayang ilusi

Bayangan ilusi
Hanya fantasi
Mengejar ilusi
Terus berlari
Bayang ilusi




Bayang- Bayang Ilusi - Ramadhani (cover song) :)

Sabtu, 27 Oktober 2012

Aku Salah Sangka


Aku salah sangka
Aku ketinggian menilaimu
Ternyata akulah yang lebih kokoh

Maaf.
Aku salah sangka
Aku ketinggian menilaimu
Terlalu tinggi, rasanya.





Rabu, 24 Oktober 2012

#Doa


Aku menjadi tidak yakin begini, jadi ragu
Apa "suatu hari" itu memang ada?
Jika ada, apa iya "suatu hari" itu punyaku?

Allah masih baik kan?
Dia pasti punya satu "suatu hari" untukku, atau mungkin lebih
Untuk Dia nyata(kan) untukku.


Amin.






Selasa, 23 Oktober 2012


Dear You,




Hai, selamat malam. 
Sekarang kamu pasti sedang sibuk belajar ya, sampai sering kurang tidur kan?
Senin depan kamu UTS, good luck ya :')
Belajar yang banyak, biar dapet nilai bagus
Masih ragu?
Aku percaya loh kamu bisa.
Pengen bukti?
UTS dulu, kamu pernah hebat ngalahin aku, hehe.
Jujur, aku masih gak terima.
Sekarang, udah percaya kan?
Apa perlu ada aku disana buat kamu kalahin lagi?
Hehe, cuma bercanda kok :))

Senin, 22 Oktober 2012

Radar Itu Memang Ada :')



Radar.
Kata kakak kelasku , "Radar itu adalah sesuatu untuk mendeteksi cuaca dan angin"
Di Wikipedia, Radar adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).


Kenapa aku jadi tiba tiba mau nulis tentang radar?
Cuma tergelitik aja sama satu kata itu “Radar”, yang belakangan ini jadi sering aku denger, aku baca, dan kemaren, aku bener bener liat, itu memang ada.
Enggak tau juga sih, kalo ini adalah efek samping dari baca perahu kertas,(yang lumayan telat bacanya, haha) tapi ini beneran nyata.

Jadi gini,kemarin aku nemenin mbakku besuk pacarnya yang dikurung di asrama (itu bahasa alay nya). Pacar mbakku lagi di ospek, tiga bulan gak boleh pulang kerumah, disana hidup tanpa tivi, tanpa hp, tanpa laptop. Bayangin aja, mati gak tuh. Emang sekolahnya ketat, keras. Tapi katanya, Insya Allah, nanti kerjanya enak. Amin. Akhirnya, kemaren dapet kesempatan buat besuk. Dan mbakku ngajak aku buat nemenin. Sebagai adik sepupu yang baik dan patner sejatinya, aku nemenin dia. Sekalian biar tau kampus sama asramanya sekolah tinggi itu, yang menurutku. Emang lebih mirip penjara. Piss. Hehe.

Waktu itu aku nyampek jam 11. Sekilas disana tampak sepi, makanya kayak penjara. Udah lokasinya didalem perumahan dinas juga. Jadi kalo mau kabur dari sana juga percuma. Disana panas banget gak ada pohon. Adanya miniatur pesawat, air mancur di tengah lapangan besar, sama ada tulisan gede “ Be The First Airman” hmmm, keren!! Sekilas. Trus aku naik tangga ke aulanya, pas diluar aku bayangin bakalan besuk, kayak orang orang yang dipenjara beneran, ada meja ada kursi, terus ngobrol disana, eh ternyata pas masuk, hah? Ini aula penuh orang. Ada bapak bapak, ibu ibu, mas mas, mbak mbak, adik adik, pacar pacar, mbah mbah juga ada. Dan semuanya tujuannya sama. Besuk. Begitu masuk langsung kaget dan ketawa ngakak (walaupun ditahan) wong yang dibesukin ternyata jin gundul semua. Hehe. Bercanda. Tapi emang beneran tarunanya gundul semua. Masuk dan ngisi buku tamu. Mbakku sekalian ngisi nama pacarnya buat dipanggilin sama seniornya. Terus kita nyari duduk di pinggiran aula, yang gede dan ada ratusan orang disana. Aku tau, mbakku udah pasang radar dari tadi, udah ngeliat kiri kanan, depan, barangkali aja, udah ada di aula pacarnya. Aku diem aja. Lumayan pusing ngeliat segitu banyak dan sekilas, kembar semua. Sambil nunggu, beberapa menit kemudian, ada seorang taruna berkepala gundul dari jauh melambaikan tangan kearah mbakku, dan mbakku melihatnya. Iya, dia Mas Delta, pacarnya mbakku. Dan aku, melongo. Dalam hati, “radar itu emang ada ya..” seenggaknya mereka berdua punya. :’)

Terus kita nyamperin duduknya Mas Delta sama temen temen seperjuangannya yang lumayan jauh. Dan yaa, mbakku melepas rindunya. Hehe.  Trus aku yang penasaran dari tadi, nanya ke Mas Delta.

Aku : “ Loh Mas Delta tadi tau darimana kalo aku sama Mbak Yani ada disini? Di panggil kakak seniornya?”


Mas Delta : “Enggak, tadi kebetulan lihat sebelah sana. Awalnya gak yakin, tapi eh bener ternyata.”

Aku : (senyum melongo)


Ya, itu gak bisa dijelasin walaupun aku sebenernya pengen tau penjelasannya. Salut sama mereka berdua :*

Terus ditelingaku kayak ada backsound muter sendiri …

“Dan ku bisa, dengan radarku, menemukanmu…”
:')



Kamu, juga punya radar?
:D
Semoga ya :’D
Kata Dee “ Ayo pasang radar !! “ :D


Bonusnya, ini foto mereka berdua :D









Sabtu, 20 Oktober 2012


" Jika tahapannya harus benci dulu, maaf, itu buka paketan bundlingku..."

Rabu, 17 Oktober 2012

Kita Dan Hujan


Musim hujan selalu mengingatkanku tentang hal hal
Tentang tetes tetes air, dingin, dan pelangi
Dan  selalunya, mengingatkanku pada ceritaku bersamamu saat hujan
Saat masih malu malu, saat semuanya akan dimulai
Saat hujan menderas, saat gerimis menjadi sering turun

Kau dan aku, menyusuri hujan di jalanan
Hingga kaki tangan kaku kedinginan
Ku bawa pesan hangatmu, menembus hujan yang kau anggap gila
Mengantarku ke ujung jalanan rumah
Bersama derasnya air hujan saat itu, kau buktikanku akan kesungguhan
Badai yang kau terjang disaat yang tak mungkin
Dan kau datang seperti keajaiban



Ibu (Harta Tak Terbeli, Tak Tercuri)



Menuliskan satu kata itu saja, aku sudah menahan senyum dan tangis haru.

Semoga ceritaku ini, bisa membuatmu memahami, bahwa Ibu, adalah harta yang tak terbeli, dan tak akan bisa kau curi dimanapun.




Aku sayang Ibu. Aku sayang Ibuku. Kau?
Kau pasti juga :)

Iya, kali ini aku akan bercerita tentang Ibuku. Ibuku yang aku sayang itu. Seminggu yang lalu, Ibuku melahirkan. Melahirkan diusianya yang tak lagi muda. Disaat aku sudah berusia delapan belas tahun, dan adikku yang sudah berusia dua belas tahun. Adikku yang baru lahir itu, namanya Damai. Dia terlahir dari rahim yang sama, rahim Ibuku. Namun bapak kami berbeda. Entah aku menyebutnya apa, hanya saja, aku tak ingin menyebutnya saudara tiriku. Sebut saja dia adikku.



Ibuku yang dulu..

Delapan belas tahunan yang lalu, dibulan Februari tanggal 20, aku yakin, Ibuku pasti tersenyum bahagia dan bangga, beliau telah menjadi wanita yang sempurna. Beliau pasti tersenyum saat itu, melihatku yang terlahir dengan sempurna di dunia melaluinya. Tentu saja, aku hanya menebaknya. Tapi bukankah seperti itu kiranya perasaan setiap Ibu muda? , Mungkin.



Enam tahun kemudian, beliau memberiku seorang adik lucu bernama Ismail. Adik laki lakiku yang berpotensi itu. Ayah dan Ibuku, tentu sangat beruntung sudah punya sepasang anak laki laki dan perempuan. Yang tentunya, sangat menjadi penerus harapan dan mimpi mimpi mereka.


Tiga tahun setelahnya, Ayahku pergi. Pergi untuk selamanya. Meninggalkanku yang saat itu masih berusia sembilan tahun yang saat itu, ingatanku belum terlalu kuat benar. Dan adikku yang juga masih berusia tiga tahun. Ayah pergi, meninggalkan kesan kesan baik. Meninggalkan seberkas semangat untukku, dan segenggam harapan untuk adikku, yang bahkan saat itu belum mengerti benar tentang arti mencintai Ayah.  Dan tentu saja, Ayah pergi meninggalkan Ibu. Orang yang sangat mencintainya. Menemaninya setiap suka dukanya, memberinya dua orang anak yang lucu dan menemaninya membesarkan dan merawat anaknya. Sejak hari itu, Ibu terlihat sangat terpukul. Aku mencoba memahami perasaan Ibu diwaktu itu, tentu saja saat aku tlah sebesar ini. Saat itu, Ibu pasti mengalami guncangan terberat dalam hidupnya. Kehilangan sebagian dari jiwanya. Ibu memang terpukul. Namun beliau tak lantas membiarkanku dan adikku terlantar dan mencari pelampiasan pergi. Sungguh ini yang membuatku tak kuat menahan tangis, hingga sekarang bahkan jika aku mengingatnya. Saat itu Ibuku menjadi seorang single parent. Pekerjaan apapun beliau lakukan, sambil bekerja pun beliau mencari usaha sampingan dengan berjualan. Ya, pasti beban Ibu saat itu sangat berat. Mencukupi kebutuhan dua anaknya yang masih kecil, yang butuh semuanya, dan sangat butuh kasih sayangnya. Samar-samar di ingatanku. Terkadang, aku mendengar Ibu menangis di tengah malam, berdoa dan memohon agar beliau selalu dikuatkan. Bahkan aku pernah sengaja pura pura tertidur, tengah malam, Ibu  datang ke kamarku, membelaiku sambil menangis. Sambil mengucap doa doa suci untukku. Saat itu, aku merasa, “Ya Allah, aku beruntung punya Ibu seperti Ibuku. Dia hebat Ya Allah. Dia totalitas menyayangiku. Jaga dia Ya Allah, lindungi beliau. Panjangkan umurnya. Berilah dia kesehatan untuk terus menjagaku dan adikku. Sayangi dan senyumkan dia Ya Allah :’ “


Dan hingga sampai sekitar satu tahunan yang lalu, Ibuku memutuskan untuk menikah lagi. Ibuku menikah lagi setelah sembilan tahunan menjadi single parent. Kali ini, adalah guncangan yang besar dalam hidupku, dan adikku tentunya. Apalagi Ibuku menikah disaat aku duduk di kelas dua belas, dan adikku yang duduk di kelas enam sd. Ya, kami sama sama akan menghadapi ujian nasional. Tapi sebelum itu, kami harus menghadapi ujian hidup yang satu ini. Semuanya berjalan cepat. Yang aku rasa. Suatu hari, ada seorang laki laki datang kedalam kehidupan Ibu, dan dengan cepat dia mengambil Ibu dari aku dan adikku. Sederhana begitu. Saat saat itu adalah saat saat berat untukku. saat aku hendak lelah menangis, tapi aku harus mengerti, dan aku ingin membuat Ibu tersenyum lagi. Aku kecewa. Jujur saja. Ibuku yang hebat, dulunya, seperti kehilangan cakar dan taringnya. Bukan. Bukan tentu saja. Harusnya aku sadar, Ibuku hanyalah seorang wanita biasa, yang walaupun terlihat sangat kuat, beliau tetap lemah untuk beberapa sisi yang dewasa ini, harus ku mengerti. Saat itu aku ingat benar, bagaimana Ibu meminta restuku untuk menikah lagi. Saat itu aku tak melarangnya, karena pernikahan yang menurutnya akan membuatnya bahagia itu adalah haknya. Namun aku juga tak lantas berkata, aku merestuinya. Aku memang tak mau keadaan yang sudah baik akan berubah menjadi sesuatu yang bahagia kelihatannya, tapi belum pasti bahagianya. Dan, Ibuku tetap memutuskan untuk menikah. Aku sadar, restu anak itu tidak penting. Restu orang tualah yang penting, dan ya, Mbahkung ku merestuinya.



Hingga setelah semua keadaan menjadi berubah total. Ibu terlihat menjadi Ibu yang laiinya. Ya, dulu kasih sayangnya terfokus hanya untukku dan adikku, dan sekarang, aku harus rela membaginya dengan suami ibuku. Hingga beberapa bulan kemudian, Ibuku hamil. Jujur, aku ingin marah. Bukan apa apa, aku begitu menghawatirkan Ibu. Hamil diusia segitu sangat riskan untuknya. Aku hanya tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Ibu. Tapi Ibu telah terlanjur hamil. Dan aku tak bisa apapun. Aku harus dan berusaha Ikhlas. Aku tetap saja tak begitu peduli dengan kehamilan Ibu. Kehamilan yang sangat tak ku tunggu. Sampai akhirnya, aku merasa tersentak lagi. Aku merasa, Ibuku, adalah seorang pejuang sejati. Saat itu adalah detik detik kelahiran Damai. Damai terlahir terlambat dua minggu dari prediksi dokter. Pagi itu, dengan kaki bengkak dan perut kesakitan, saat aku hendak mengantar adik laki lakiku kesekolah, Ibu merintih kepadaku dan adikku.

Sepenggal kata katanya yang membuatku menangis pagi itu, sambil menangis menahan sakitnya Ibu berkata, “ Nak, Ibu pamit dulu, Ibu sudah nggak kuat, doakan Ibu ya Nak, doakan Ibu diberi kemudahan melahirkan.”



Seketika, aku menahan airmataku sambil memeluk Ibu, dan berusaha menghapus airmata beliau. Doaku dalam hati, “Ya Allah, lindungi selalu Ibuku Ya Allah, berilah kemudahan dalam perjuangannya, panjangkan umurnya Ya Allah.. “

Hingga akhirnya, Ibu melahirkan Damai dengan selamat dan sehat. Dan aku melihat kelegaan di senyum Ibu.



Nama Damai, adalah nama yang ku usulkan kepada Ibu, nama yang tiba tiba muncul difikiranku saat aku membayangkan akan punya penghuni rumah baru. Dan Ibu mengambil nama itu, untuk nama depannya. Entah karena beliau ingin, atau karena beliau ingin memberiku penghargaan, setauku, hak veto pemberian nama kepada anak adalah menjadi hak orang tua.

Dalam namanya, ku selipkan doa, agar nantinya, Damai, akan membawa kedamaian, bagi rumahku, keluargaku, dan dunia, pada saatnya nanti.



Awalnya, aku berencana untuk tak peduli. Tapi Damai sangat lucu. Bibirnya mungil berwana merah. Dan dia menyenyumiku dan senang mendengarku bersenandung. Menyayangi Damai, adalah salah satu caraku bersyukur dan wujud sayang sejatiku kepada Ibu.



I love you Bu, :)

Sabtu, 13 Oktober 2012

Semesta Belum Cukup


Kau adalah bintang, dan aku adalah bintang yang satunya.
Sinarku redup, itulah kenapa kau selalu terlihat lebih terang.

Kita berada diantara gugusan bintang-bintang yang bernafas di ruang hampa

Kau dan aku, bertemu di galaksi indah bernama cinta
Menghidupi asa di ruang hampa
Meski badai meteor tak dapat terelakkan untuk dihadapi

Semesta bahkan tak cukup menghadang cambuk cambuk rinduku kepadamu yang disana
Walau kita masih bisa melihat bulan yang sama di tempat berbeda
Meski matahari pun tlah membakarku, namun ini, tak melelehkanku
Aku, semakin membara

Jangan hentikan aku, bintang yang sedang berusaha menemukan sinar sejatinya, abadinya
Aku, bintang kecil yang mengikuti cahayamu
Bahkan aku telah jauh meninggalkan orbitku, karena sinarmu menyilaukanku dan seakan memanggil manggil namaku untuk mengikutinya.

Ku rasa, semesta belum cukup,
Menuliskan surat surat kerinduanku untukmu
Menyapamu dengan ucapan selamat pagi setiap hari
Berdialog denganmu dengan nada nada melankolis
Menyampaikan berjuta deret kata yang tertunda untuk ku sampaikan dan kau sampaikan, kepadamu, kepadaku.

Kerinduan menahun, kerinduanku yang tak hingga, semesta belum cukup mewakilinya, Aku rasa...

Kamis, 11 Oktober 2012

Gambar Yang Tiba Tiba Lewat..



Entah ini sebuah desain, atau yaa, ini hanya sebuah kolase, aku jadi suka membuatnya akhir akhir ini. Biasanya aku bikin tempel tempelan foto kayak gitu, pas lagi ada ide, atau yaa, pas lagi galau dan nge-drop, haha. Bercanda. Sementara ini, aku senang membuatnya, walaupun aku tak pandai photoshop dan ilmu mendesain. Karya itu bebas kan? hehe.

"Karena kesenanganmu, bisa membuatmu merasa hidup, dikehidupan yang kau hidupi dan kau hidup hidupkan.."

Selamat Terlahir, Damai :)


Selamat terlahir Damai, entah Ibu nantinya menamaimu apa.
Aku ingin memanggilmu Damai.
Kehadiranmu sungguh tak pernah terfikir sebelumnya, sesaat, ya, semua sudah terjadi..

Awalnya, aku berencana untuk tak acuh denganmu
Kau sama sekali bukan yang ku tunggu
Namun anggap saja, ini adalah sebentuk rasa cinta luar biasaku kepada Ibu.
Ya, aku belum bisa memberinya apapun selain ini.

Selamat datang di dunia, Damai.
Kamu sungguh imut, lucu, dan punya bibir merah yang mungil
Aku menerimamu, selamat datang sekali lagi
Semoga, kau membawa kedamaian, yang sesungguhnya.
Menentramkan rumah, dan menentramkannya dengan senyum senyummu

Oh tidak, bahkan aku berpuisi untukmu saat ini
Kau begitu lucu, untuk ku benci karena riwayatmu
Kau cantik, karena kau juga terlahir dari Ibu yang cantik, Ibumu, Ibuku.

Damai, jadilah menyejukkan ya. Selalu membuat senyum Ibu. Jadi membanggakan dan berguna nantinya. Dan bisa jadi perempuan yang kuat, suatu hari.

I'll try to love you more, my new little sista, Damai.
:')

Rabu, 10 Oktober 2012


Disaat aku ingin meninggi, seakan Tuhan menegurku untuk tetap berpijak pada bumi. Mungkin Tuhan lebih menyayangiku yang rendah hati, yang tersenyum simpul, yang lebih banyak mendengar dan peka terhadap apa yang ada disekitarku. 

Disaat aku ingin menyerah, seakan Tuhan mengingatkanku, bahwa aku yang sekarang, sudah cukup beruntung, dengan segala anugerah yang diberiNya untukku. Semacam harta karun, yang hanya aku dan Tuhan saja yang tau.

Disaat aku ingin berontak, seakan Tuhan menyenyumiku, bahwa aku harusnya sadar, bahwa Tuhan sangat menyayangiku, dan selalu mendengarkanku. Seakan Dia ingin menenangkanku, bahwa hari indahku, akan datang disaat yang indah pula. Mungkin Dia lebih menyukaiku yang penyabar dan rajin mengucap doa, doa doa :)