Aku sering bercerita tentang dua benda langit yang biasa
muncul di malam hari ini. Keduanya. Mereka memang tak setiap hari muncul, namun
setiap kalinya ada, pasti banyak dari penghuni bumi yang mempuisikannya. Sepertiku
kini, yang mencoba mempuisikanmu diantara bintang-bintang dalam senyum bulan
yang malu-malu.
Entahlah, jemariku diluar kendali menari, mempuisikanmu.
Tidak, ini bukan puisi. Ini hanya tulisan biasa dari seseorang yang tak pandai
merangkaikan kata. Kali ini, aku ingin menyebutmu “bintang kejora”. Boleh ya?
Bintang Kejora, satu bintang diantara jutaan bintang dengan
sinar yang lebih terang, sepertimu.
Dan kali ini, aku juga ingin menyebut diriku “bulan sabit”.
Boleh juga ya? Aku tak meminta purnama kok :) . Bulan sabit, sudah cukup
untukku rasanya.
Bulan Sabit, fase bulan. Tak megah, tak terlalu terang, namun nampak selalu
tersenyum dan biasanya muncul malu-malu diantara gelap malam. Sudah sesuai belum? Atau kamu punya sebutan alam, lainnya untukku?
Sepertinya itu, Kamu Bintang, Aku Bulan. Kamu Kejora, Aku Sabit.
Sepertinya itu, Kamu Bintang, Aku Bulan. Kamu Kejora, Aku Sabit.
Lukisan malam, penerang, dan penghias angkasa gelap.
Aku berdoa, semoga kita memang penerang bumi.
Penerang yang tak menyilaukan, dengan senyum rendah hati
seperti bulan sabit.
Dan, pernahkah kau memandangi bintang kejora dan bulan sabit malam- malam bersandingan?
Jika kau tau, mereka punya cerita indah tentang terang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Share yukk :))