Kamis, 17 November 2016

UPROG Terkenang :)




Seperti janji yang sudah ku sebarkan hhh, aku  akan menuliskan perjalanan mmm cerita tiga hari ku bersama teman-teman Dacsakom (sebutan Himpunan Mahasiwa Komunikasi) di kampusku.

UPROG – UPGRADING ORGANIZATION
Claket, Mojokerto – 11-13 November  2016.


Day 1- Jumat, 11 November 2016.

Hari pemberangkatan ke Claket. Aku terpisah dari rombongan. Karena masih kudu kerja dulu hari itu dan baru bisa berangkat seusai maghrib. Beruntung ada sepasang teman yang baik hatinya yang  nebengin aku , Isbat dan Dhito. (eh btw mereka bukan sepasang hhh) Tapi sebelum berangkat, dikerjain dulu sama panitia yang udah di TKP, buat beli pisang sebelum berangkat. Alhamdulillahnya, masih ada bakul pisang yang tersedia. (dan ternyata ini nantinya bakal jadi makanan mewah pas disana)

Baru bener-bener otw jam 20.15 an, setelah Isbat dan Dhito menemukanku disuatu Indomaret di negeri anta berantah hhh. Berangkat dengan selow karena jalanan basah. Diiringi dengan playlist lagunya Dhito yang oke juga, cocok buat musik yang didengerin dijalan, tapi pas sore-sore hh. Singkat cerita kami sampai di villa asri sekitar pukul 22.15.

Sampai di villa, yang aku lihat hanyalah villa yang sepi karena peserta udah pada tidur dan panitia evaluasi. Jadi yang menyambut kami hanyalah Deby sang sie keamanan. Oh iya, di kepanitiaan kali ini aku dapet tugas yang antimainstream. Yaps, aku ditugaskan menjadi sie konsumsi! Skill masakku yang ala kadarnya ini akan diuji sebentar lagi.

Tugas pertamaku malam itu adalah menggoreng ayam-ayam jumbo! Ayam-ayam yang besok bakalan dimakan untuk sarapan bermenu soto ayam, yang ternyata enaakkk. Well, meskipun sie konsumsi ini isinya cewek-cewek tapi karena skill memasak kami masih ala kadarnya (dan nggak mau meracuni peserta nantinya, karena entah nanti rasanya gimana kalau kami yang masak hh) akhirnya kami mendatangkan masterchef yang berbakat, you know who? Yaps, Fathur Rahman sang Ketua Hima. Terpujilah kan, punya ketum yang jadi penyelamat lidah dan perut kita semua.

Ayam selesai semua digoreng, dan aku pun tertidur diantara panitia lain. Seingatku itu pukul 01.00 WIB … - take off to dreamland.


Day 2 – Sabtu, 12 November 2016

Aku terbangun pukul 04.15 WIB gegara alarmku bunyi, terus ada Rima yang dateng dan mengajakku berangkat. Yaps! Tugas menyenangkan pertamaku hari ini adalah “Ke Pasar”! sebenernya ke pasar ini adalah tugas paling biasa didunia. Tapi karna perjalanannya kudu turun bukit dulu, ngelihat gunung pagi-pagi, kabut tipis, udara supersejuk, pohon-pohon ijo, jalanan lengang, nggak ada polusi, matahari mau terbit…itulah yang bikin menyenangkan :D

Belanjanya cuma 15 menit, padahal perjalanannya hampir setengah jam hhh lamaan perjalanannya. Habis belanja, masak, dan mereka sarapan. Ini yang aku ceritain pure pakai sudut pandang sebagai assisten chef yang nggabisa ikut senam pagi (padahal pengen) dan nggabisa ikut jelajah dan berpetualang (padahal pengen) hhh, tapi karena kami kalian berenergi! Haha(devilaugh)

Karena penasaran juga, akhirnya aku menculik diriku sendiri buat nengokin adek-adek yang lagi berpetualang dan untung ada Derry yang mau nganterin aku keliling. Gamsahamnida. Keliling di rute yang bakal dilewati adek-adek, dan berhenti di beberapa pos juga. Total ada lima pos, yang mewakili enam divisi yang ada. Dan ketahuilah wahai para adek-adek, aku iri banget sama kalian karena kalau jelajahnya begini, aku juga pengennnnnn ikut sebagai peserta. Memang harus jalan kaki yang lumayan jauh dan agak panas. 

Tapi bisa melaluinya sama temen-temen bareng, dapet challenge yang menyenangkan ditambah pemandangan yang manjain mata sepanjang perjalanan…aku pengen punya pengalaman kayak gitu hikss. (haha ini kakak mellow macam apa coba) *abaikanlah, lanjut!

Aku kembali lagi ke basecamp (baca: kitchenroom a.k.a dapur) buat nyiapin makan siang. Tenang pemirsa, yang masak tetep Chef Fathur, aku cuma assisten kok. Setelah masak buat makan siang pun aku ketiduran…

Sorenya kudu bangun lagi nyiapin buat makan malem. Kegiatanku cuma gitu aja, hhaha nggak juga ding. Tapi hikmahnya, jadi termotivasi buat belajar masak lebih giat lagi ke Ibu, nggak cuma tinggal makan aja bisanya hh. Iya kalik, masa’ kalah sama Fathur yang cowok tapi jago masak. Suatu hari nanti aku juga pasti bisa jago masak, amin. Aminin juga ya hehe.


my yellowmellow id card (foto itu dipilih secara random oleh sang pembuat id card hiks - pas hidung berhansaplast)


with the masterchef

kalau dilihat secara langsung ini bwagus

semangatlah adek-adekku yang super :*


Pos 2

Pos 5, btw atribut tiap kelompok beda-beda. bebas! mau dikreasikan gimana :D


Malam Inagurasi

Agenda setelah makan malam yaitu, Malam Inagurasi. That make my night so yellow-mellow. Eitss sebelum itu, aku dipesenin sama sie acara dan mc, buat bikin kata-kata untuk renungan malam nanti. Iya, dadakan. Terusan aku minta Anggi buat ngasih aku instrument musik yang bakal jadi backsound nantinya, dan terpilihlah instrumentnya Yiruma yang berjudul Dreams. Yang pas aku dengerin instrument itu, banyak kata-kata terbang-terbang dikepalaku. Dan jadilah sederet kata-kata yang sebenarnya cukup tak beraturan, karena yang aku tulis adalah apapun yang lewat dikepala saat itu, dan pas ku baca lagi sambil dengerin musiknya yiruma itu, ini kenapa jadi baper baper sendiri, nangis-nangis sendiri (ini apa banget hahaha :’D) sebelum akhirnya Anggi tiba-tiba masuk ke kamar, “Dhan kamu kenapa?” “Aku baper nggik.” “Ayuk makan dulu.” …. (“nggik aku baper bukan laper” hhhh)

Setelah makan malem (dan akunya finish terakhir makannya) sampailah kita di acara menyenangkan lainnya. Iyaps, “Malam Inagurasi”. Jadi karya-karya adek-adeknya selama petualangan tadi ditampilkan disini, ditambah dengan penampilan drama musikal dari tiap kelompok. Sangat kreatif dan menghibur! Kalian bikin aku ngakak sampe sakit perut hhh. Gamsahamnida ya dek. Setelah itu siapa coba yang perform? Iyaaapsss Chayra on the stage. Yang menchayrakan harimu, hhhhduh. Disuruh perform dadakan. Dan ini pertama kalinya aku perform pake kacamata.(karena mata sebelah kiriku lagi sakit) dan seneng juga bisa mengisi malam yang menyenangkan ini, dan nyanyi bareng sama semuanya. Terus ngajakin adeknya juga yang dari tadi mencuri perhatian hhh, grup vocal dari kelompok Creation kalo ga salah. Dan akhirnya mereka lah juga yang bikin suasana jadi semakin menyenangkan, karena kami semua bernyanyi dan menari bersama. Setelah itu ada surprise spontan buat Anggi yang pas itu ulang tahun, dan ada juga Harris (adek kelas) yang ulang tahunnya barengan sama Anggi. Dan jadilah kami semua nyanyiin lagu ulang tahun buat mereka berdua. Ditambah episode tiup lilin yang diganti tiup obor haha. Semoga ulang tahun kalian edisi tahun ini, bakal jadi cerita ulang tahun terbahagia kalian ya :**

ta-raa

Seusai bernyanyi kami semua duduk melingkar, saling menggenggam teman yang ada disebelah kami masing-masing. Lampu dimatikan, instrument musik dinyalakan. Dan Anggik pun mulai berkata-kata. Jangan tanya aku gimana, karena udah pasti tau aku bakal gimana. Hahahikss. Anggi paling oke kalau urusan beginian, dan berhasil juga bikin suasana makin baper. Dan sampai sekarang kalau aku inget beberapa kata itu, masih haru juga. Bahkan pas nulis ini dan ceritain ini ke Ibu, Ibuku juga ikutan nangis hhhh. (eh sumpah ini beneran, aku juga gatau kenapa Ibuku baper gitu). Abis haru-haruan, kami nerbangin lampion harapan. Sumpah moment ini mirip banget kayak drama korea “Moonlight Drawn by Clouds” pas scene pangeran nulis keinginannya buat nemuin Ibunya pacarnya. Sebelum… ada lampion yang terbakar, ada yang nyasar ke aula di lantai 2, ada yang nabrak tiang, ada yang nyangkut di pohon, ada yang ga bisa terbang-terbang dan segala ekspektasi kemudahan dan keindahan pas nerbangin lampion di film-film romance lainnya. Gagal hhh. 

Jadinya malah film comedy karena bukannya terharu pas nerbangin, malah dibikin ngakak sama ngejar-ngejar lampion yang nyasar sama nyangkut tadi. Karena takut malah jadi kebakaran hhh. Tapi tetep tidak mengurangi misi malam ini, banyak juga kok lampion yang take off dengan sempurna, sampai diangkasa menghias langit malam yang bertaburan bintang dan terangnya bulan (duh jadi laper hh) Alhamdulillah, malam itu terang benderang padahal sebelumnya sempat gerimis dan mengkhawatirkan juga.

Seusai nerbangin lampion, jam bebas untuk semua. Dan sebelum aku mengambil jam bebasku, aku kudu memastikan bahwa sudah nggak ada lagi yang mau dimasakkin. Dan disaat-saat inilah pisang keju menjadi makanan mewah.. soalnya rasanya jadi enak banget kalau disini. Setelah masak untuk beberapa orang. Kami membuat forum galau hhh, ketawa ngakak sampai nangis buat ngedramatisir korban kami kali ini “Icha”. Tapi dia cukup strong melebihi apa yang dibayangkan, dari sekian lagu sedih galau melau yang kami nyanyiin buat dia, dianya tetep tangguh. Love you cha! Kamu udah lulus tempa-an. You are strong and life must go on. With or without him. :* dan karena icha nya nggak baper-baper akhirnya kami capek sendiri terus tepar – dan itu sudah pukul 02.30 WIB.


Day 3 – Minggu 13 November 2016

Seperti dugaan, aku bangun kesiangan. Mataku terbuka tapi dalemnya masih tidur. Akhirnya aku nekat mandi, dengan air es ituu. Dan akhirnya aku bener-bener bangun, soalnya kedinginan hh. Bikin sarapan dan sarapan bareng. Unfortunately, kursi yang dudukin ternyata rapuh, jadinya aku terjatuh dan sarapanku jatuh juga. Nggak sakit sih, tapi kaget, malu juga hhh. Nah habis sarapan ini lah cebur-ceburantime sambil ngakak karena menghibur juga sih…. Aku kira aku nggak bakal kena, karena siapa yang bakal cuciin piring mereka kalau aku diceburin. Hoho. Dan setelah cukup berkilah, aku diceburin juga akhirnya. It was so fun, meski kedinginan. Kedinginan bareng sampe mulut jadi kebiruan. Tapi masih bisa ketawa bahagia. Dan sebagai hukumannya, mereka yang nyeburin tadi yang nyuci piring hahaha. Foto-foto sebentar, dan aku mentas duluan karna gak kuat dinginnya, dan mandi untuk yang kedua kalinya. 



Setelah itu upacara pengukuhan, foto session dan kita pulang ke Surabaya…

Keluarga Besar Dacsakom 2016-1017

Keluarga Besar Dacsakom 2016-2017


Cobalah abaikan Gerry (1)

Cobalah abaikan Gerry (2) hhhh


Well, terimakasih banyak untuk Isbat sama Dhito yang udah nebengin aku dan mengantarku kembali pulang dengan cepat dan selamat hhe. Terimakasih untuk koor-ku Rima yang ngasih aku tugas yang menyenangkan, maaf kalau jarang ikut rapat. Terimakasih untuk masterchef Fathur yang udah masak-masakan yang enak-enak meski ini hanyalah PO yang identik dengan masakan rasa ala kadarnya, dan kamu mematahkan statement itu hehe. Terimakasih buat semua panitia yang udah bikin konsep acara sekece ini, ah kalian selalu kece :* dan terakhir terimakasih untuk semua Keluarga Dacsa baik yang lama maupun yang baru, you’re all awesome! Cause we are DAC! Different, Action, Creation!


"Bersamamu kuhabiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu. Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirinya. Janganlah berganti, janganlah berganti. Tetaplah seperti ini.. " - Sahabat Kecil, Ipank.

Terimakasih untuk cerita ini :)
Ini cerita dariku, mana cerita darimu?
:p
#uprogvol1 #uprogterkenang



Jumat, 04 November 2016

4 November 2016 - Politik, Agama dan Hukum ?




sumber : okezone.com



Rasanya tergelitik juga untuk ikut memberi opini terhadap berita yang sedang ramai sekarang. Pencalonan Gubernur DKI yang setiap periodenya tidak pernah tidak ramai. Meski itu termasuk pilkada, tapi beritanya seperti berita nasional. Karena memang, kata orang, Gubernur DKI adalah orang ketiga paling penting di negara ini setelah Presiden dan Wakilnya.

Basuki Cahaya Purnama atau Ahok yang dikenal tegas dan berani, kali ini harus mau dan bertanggung jawab atas perkataannya yang entah sengaja maupun tidak, dilaporkan telah melakukan penistaan agama. Saya sendiri juga melihat video rekamannya dan sangat menyayangkan, karena menurut saya, meskipun konteksnya pada saat itu adalah tidak sengaja dan tidak bermaksud apapun, tapi tentu saja hal seperti ini adalah hal yang sensitif bahkan sangat sensitif karena menyangkut agama - keyakinan - ideologi dasar.

Ahok yang kita ketahui elektabilitasnya cukup tinggi di pilkada mendatang ini tentu saja akan dihadang apa saja oleh lawan politiknya. Ahok yang dari kaum minoritas di Jakarta bahkan di Indonesia tentunya sangat mengejutkan bisa berada diposisinya saat ini. Isu SARA pun dilempar ke masyarakat mulai dari masalah ras dan lagi-lagi, agama. Namun tentu saja tidak semudah itu mengubah opini dan pendapat masyarakat Jakarta yang semakin cerdas dalam menggunakan hak pilihnya. Dan benar saja, isu SARA itu tidak terlalu berdampak dengan elektabilitas Ahok yang masih tinggi.

Hal ini pasti cukup membuat lawan politiknya harus memutar otak lagi dan mengatur strategi perang di pilkada nanti, mulai dari pencalonan AHY yang bagi saya sangat mengejutkan, ditambah pencalonan Anies di kubu lawannya dulu yang lebih membuat saya terkejut. Dan dalam hati berkata "politik bisa mengubah apapun" . Dari ketiga calon tersebut tentu hanyalah Ahok yang memiliki pengalaman untuk memimpin masyarakat. AHY yang belum berpengalaman di politik, begitupun Anies yang tiba-tiba saja dicalonkan menjadi gubernur.

Dan lalu, Ahok membuat kesalahan yang fatal. "Mulutmu Harimaumu" . Perkataan Ahok kala itu seakan menjadi bumerang untuk dirinya sendiri. Terlebih kejadian ini terjadi tepat saat musim pilkada, sungguh menjadi kartu as bagi kedua lawan politiknya untuk 'menyingkirkannya'. Timing yang sangat pas, dan seperti blunder yang dilakukan Ahok. Ditambah blow up dari media nasional baik cetak, elektronik maupun media online. Dengan pemberitaan yang intens dan provokatif.

Hingga terjadilah Aksi Demo 4 November hari ini. Ribuan massa berdemo ke Jakarta mengatasnamakan jihad membela Islam. Ribuan massa. Dan tidak hanya dari Jakarta, namun dari seluruh Indonesia. Hal ini menunjukan bahwa betapa krusialnya isu agama di negeri ini, negeri yang dimata negara lain terlihat luar biasa karena Bhinneka Tunggal Ika-nya, perbedaannya, ragamnya, tenggang rasanya dan toleransi beragamanya. Katakanlah Ahok memang bersalah dan dia telah meminta maaf dan akan diperiksa oleh aparat hukum, lalu apa sebenarnya tujuan dari aksi demo hari ini? Apakah agar Ahok mempertanggungjawabkan ucapannya? Atau agar orang non islam tidak jadi pemimpin? atau agar Ahok mundur dari pencalonannya? Allahualam.

Dan ada beberapa pemikiran dan pertanyaan-pertanyaan liar dikepala saya. Apa aksi demo hari ini murni karena jihad dan bukan karena ada kepentingan-kepentingan? mengingat dalam aksi demo hari ini juga diikuti oleh tokoh-tokoh politik dan bahkan mantan Presiden RI pun angkat bicara. Apakah kira-kira yang terjadi seandainya Ahok mendapat hidayah dan lalu memeluk agama Islam, apakah iya bisa membungkam opini-opini tentang dia yang disebut 'kafir' dan sebagainya dan lalu dia bisa menjadi calon gubernur dengan mudah? Saya rasa tidak. Karena menurut saya bukan agama masalah pokok dari kejadian ini. Bukan agama, tapi Ahoknya. Ahok yang dikenal tidak pandang bulu menegakkan birokrasi dan peraturan di DKI, tentu saja sangat berbahaya, menakutkan, penghalang bagi mereka yang bekerjanya tidak sesuai dengan aturan dan undang-undang yang ada.

Tulisan ini adalah opini pribadi saya, melihat permasalahan yang ada. Saya sendiri adalah orang Islam, hanya barangkali saya tidak mempunyai kapasitas tentang menghukum orang lain dengan ayat-ayat kitab suci saya, atas keyakinannya yang berbeda dengan keyakinan saya. Saya tidak sehebat itu, saya sendiri juga masih  banyak dosa. Biarlah itu menjadi urusan Tuhan. Yang saya yakini adalah agama saya mengajarkan kedamaian. Ini Indonesia, yang katanya seperti surga oleh saudara kita di palestina sana. Bisa hidup rukun berdampingan meski berbeda-beda agama. Kita bisa hidup damai dan merdeka karena rasa tenggang rasa yang kita jaga bersama selama ini, meski juga tidak bisa dipungkiri bahwa ada pasang surutnya. Saya juga bukan memihak Ahok dan nantinya dibilang menyetujui akan dipimpin oleh orang non-islam (karena saya warga Surabaya yang tidak perlu memilih diantara mereka bertiga)

Selebihnya, biarlah proses hukum yang akan menyelesaikan dan membuktikan kasus ini. Bagaimanapun hasilnya nanti, kita percayakan saja pada pihak yang berwenang. Kalaupun seandainya Ahok lolos dari kasus ini dan tetap jadi cagub dan Anda tidak suka dan tidak ridho Ahok jadi pemimpin. Ya jangan dipilih saat pemilu nanti. Sederhana kan? Toh juga kalau difikir-fikir, ini masih pencalonan, dan belum tentu juga Ahok yang menang.

Tapi kalau mereka sudah berkata 'bahwa mereka tidak mau Ahok jadi pemimpin mereka" hingga hal ini terjadi, bukannya itu justru mengaminkan bahwa yang akan menang di laga pilkada nanti adalah Ahok?

Allahualam.


- 4 November 2016 -

Ramadhani Syah Fitri
Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Bhayangkara Surabaya.

Jumat, 09 September 2016

Mengagumimu Dengan Anggun



Aku ingin mengagumimu dengan anggun
Tak mudah terlihat namun terlihat olehmu
Tersamar namun kau merasakan adaku
Tanpa menggebu aku didekatmu

Lalu, masih anggunkah Aku?
Ketika diam-diam aku mengamatimu
Menghafal nada suara, pandangan mata, langkah kakimu
Menunggu kesempatan untuk sekedar menyenyumimu
Atau berharap kau tiba-tiba muncul dan memanggil namaku

Lalu mampukah Aku, tetap anggun didepanmu?
Ketika wajah payahmu membuatku ingin menghiburmu
Ketika aturan yang ku buat tak berarti apapun selain senyummu
Dan ketika senyummu memeluk segala rinduku

Tersenyumlah, meski senyummu bukan hanya untukku.
Meski salah satunya, kuharap karenaku :)

Kamis, 18 Agustus 2016

Headline


Aku ingin menjadi headline dalam hari-harimu
Yang selalu muncul di halaman terdepan
Yang tercetak besar
Jadi yang terpenting

Dan yang paling awal Kau cari.

--
R.S.F



Camping Ceria edisi Ranukumbolo ! (part 2)




Pukul 17.30 an – Selamat Datang di Ranukumbolo 2400mdpl. :)

Udah ada Fitri, yang nungguin kami dan ngarahin buat istirahat di shelter. Istirahat sebentar, terus bantuin temen-temen bersihin tenda yang udah didiriin, dan keadaan saat itu adalah hu-jan. Jadi bangun tendanya sambil hujan hujanan. Dan karena tendanya kemasukan air, jadinya kudu dipel dulu, coba tebak pake apa, iyaps pilihan yang tersedia adalah pake kaos…dan bener aja, kaosnya Fajar jadi kain pel hari ini..

Kira-kira satu jam-an menata semua hingga rapi masuk dalam tenda, karena baju udah pada setengah basah, aku memutuskan buat ganti baju yang udah aku bawa, dan pas buka tas, betapa pengen nangisnya aku karena semua yang ada dalam tasku basah termasuk baju ganti, kertas-kertas dan semua yang udah disiapin, tak ada gunanya, iya, karena basah. Jadi yang bener-bener terselamatkan cuma baju yang nempel dibadan. Awalnya rangkap 4. Pakai kaos lengan panjang dirangkap sweater dirangkap jaket, dirangkap jaket lagi. Dan karena kedua jaketku setengah basah, jadi aku lepas, dengan harapan besok akan ada matahari. tapi sebelum bertemu pagi, kami harus melewati malam dulu, dan If you know, malam disini terasa begitu sangat teramat panjang….sekali. (saking lamanya, berasa di film horror yang banyak malemnya daripada siangnya). Tapi Aku nggak sendirian, karena Fitri pun juga mengalami hal yang sama, dan sebenernya dia paling gabisa nahan dingin. Dan sempet juga mengucapkan kata-kata terakhir dalam kehidupan, hhhhh. Hush. (ini kalau diceritain pengen ngakak, padahal pas kejadian, emang bener-bener seperti mau mati kedinginan.)

Dan karena segala perminyakan yang hangat-hangat gak mempan, akhirnya ngelirik satu benda yang daritadi udah ada ditenda, tapi luarnya udah basah. Yaps, Sleeping Bag. Awalnya pesimis bakal bisa dipake atau enggak, tapi setelah dikeluarin ternyata, benda itu sedikit mengurangi dingin. Iya sedikit. Karena tetep aja bagian yang basah, terasa dingin. 

Well, semua ciwi-ciwi udah rapi pake sleeping bag, tenda udah mirip banget kayak tempat penyimpanan larva. Sebenernya tendanya over capacity, tapi masih muat 5 orang, ya karena aku sama mami hemat tempat huhu, dan aku berfikir kalau tendanya penuh, bakal lebih hangat. Tapi ternyata gak ngefek juga, tetep kedinginan. Pas udah rapi atur posisi tidur kayak pindang dijemur, ngecek jam, dan betapa shocknya kami, waktu masih  menunjukan pukul 19.45! padahal rasanya sudah malem banget.

Dan betapa ngerasa bersalahnya aku, ketika tau tenda cowok-cowok kebanjiran, dan mereka sempet memutuskan buat tidur di shelter meskipun pada akhirnya balik lagi, karena di shelter juga lebih dingin. Jadi mereka tidurnya entah gimana caranya, yang jelas mereka lebih sengsara daripada cewek-cewek ini.
Karena ga ada lagi yang bisa dilakuin akhirnya kami memutuskan untuk tidur. Iyaps, pukul 20.00 kami tidur. Iya, kami sempat tertidur. Aku kira bakal aman, dan aku akan terbangun besok pagi. Tiba-tiba, badanku bergetar, begitu pun mulutku, dan kerasa ada angin yang lewat bikin makin bergetar, iyaps, aku menggigil. Dan ternyata hal itu disebabkan karena tempat yang aku tidurin, kemasukan air (baca:ketampesan). Akhirnya aku bangun, Putri yang juga ketampesan air, bangun juga. Dan berharap itu udah subuh, karena perasaanku aku udah tidur lama banget, dan pas liat jam, waktu masih menunjukan pukul 20.30 WIB. H?

Akhirnya aku mengganti posisi dengan duduk. Dan sempet ketiduran juga, sebelum akhirnya Fitri, Eva, sama Mami, kebangun karena ketampesan juga. dan itu juga masih pukul 21.00 WIB. Well aku mulai terbiasa dengan siklus kebangun setiap setengah jam sekali. Hiks. Dan kemudian kami semua duduk dan bercerita ngalor-ngidul dengan harapan tendanya akan menghangat. Tapi itu nggak terjadi, karena tetep aja dinginnya terasa. Mulai dari situ tangisan pecah, pertama Fitri…kemudian Eva.. aku masih keliatan strong saat itu, masih sempet bilang “Kalau nangis membuatmu lebih baik, nangis aja.” Dan well…kami berganti posisi tidur lagi. Sampai akhirnya semua tertidur, dan tiba-tiba badanku menggigil lagi… aku kasih salonpas ke kakiku tapi gak ngefek sama sekali. Kudunya emang pake kaos kaki, tapi apalah daya, semua yang kering, basah. Sampai pada akhirnya aku duduk lagi dan tes-tes-tes… airmata keluar-keluar sendiri… dan aku gak kuat nahan nangis juga. karena merasa ada dalam keadaan terngenes sedunia, makin jadi deh nangisnya, udah jauh dateng, capek, dan kedinginan ini gak ada peredanya, kangen ibu, kangen rumah, gini banget sih ya Allah. Pas itu ngerasa nya kayak gitu. Sampai ngerasa karena kecapekan nangis, jadi setengah tidur-setengah sadar. Kayak mimpi lagi ngobrol, terus aku jawab. Dan aku juga ngerasa sebenernya kalau pas itu aku dipuk-pukin sama Putri, sama Fitri juga, tapi mataku merem. Sambil duduk. Diantara seduh sedan itu, sayup-sayup dari tenda lain terdengar bercandaan, yang pas itu bikin aku ketawa diantara nangisku tadi, kira-kira yang ku dengar gini , “Yak, pemirsa saat ini di Ranukumbolo ketinggian banjir sudah mencapai pinggang orang dewasa.”(dan aku bener-bener bayangin kalau tendanya bener-bener sebanjir itu) Diiringi dengan terdengarnya  tawa teman-temannya. Yang bikin aku kudu ketawa ya kudu nangis adalah, mereka itu kedinginan juga, bahkan kebanjiran tapi masih bisa ngelawak, sesuatu yang kudu ku pelajari hhhe. Terusan aku mencoba buat merebahkan badan ketempat yang tersisa, dengan masa bodoh basah yaudah gapapa, dan karena udah capek nangis jadinya aku ketiduran agak lama kali ini…


14 Agustus 2016 – Selamat Pagi, Ranukumbolo :)

Sampai akhirnya ada suaranya Fajar and the boys, manggil namaku… “Dhan-Dhan…” Akupun kebangun, dan langsung nanya pas itu jam berapa, dan kabar gembira… waktu itu menunjukan pukul 03.00. Alhamdulillah. Masa kritis sudah terlewati. Dan betapa bahagianya lagi, pas dibangunin disuruh makan, (berasa sahur ehehe) tapi enggak juga sih. Kata Fajar, ini adalah salah satu cara supaya nggak hipotermia. Jadi kalau kedinginan, makanlah. Kalau kedinginan lagi, makanlah lagi. Begitupun nasehat dari mas-mas yang nyopirin hardtop. And again, It Works!

Dan permasalahan selanjutnya setelah kedinginan dan setelah makan adalah mau buang air kecil, saat itu masih hujan. Tapi karena “the power of kebelet” jadi ya nekat aja hujan-hujan ke toilet. Dan mengabaikan segala rupa toiletnya gimana. Pas keluar tenda, aku lepas itu tadi salonpas yang nempel ditelapak kakiku, dan tara…. Kakiku rasanya beku, hampir mati rasa, tapi ya bodoh amat jadinya, Karena yang paling penting saat itu adalah sampai ke toilet dengan cepat.

Well setelah lega, dan karena udah kena air hujan jadi dinginnya udah berkurang sekarang, udah mulai menyesuaikan. Dan setelah itu yang kami lakukan adalah bercengkrama, beres-beresin tenda tipis-tipis, eva mengepang rambut mami, Fitri galau, Aku muter lagu terus nyanyi-nyanyi, Putri cuma ngeliatin semuanya dan mungkin dia berharap aku diem hhhhh, bercanda ding. Intinya kami beraktifitas. Dan karena diluar meskipun langit udah terang tapi masih hujan, dan karena lagi gabut juga akhirnya kami memutuskan buat nonton drama korea, “Let’s Fight Ghost episode 10” yang awalnya mau ditonton semalam, tapi karena tidak memungkinkan akhirnya ditonton pagi-pagi buta. Belum abis satu episode tiba-tiba matahari muncul memecahkan kebekuan ehehehe, dan kami memutuskan untuk mengakhiri nonton dramanya dan mengganti dengan bersiap siap buat melanjutkan kehidupan ~ yaps, menjemur segala yang basah. Abis bersihin muka berjamaah, akhirnya kami keluar untuk menyapa matahari hhh.

Maenan cilukba sama mami hhhh

Ini nih si Eva yang pagi-pagi udah jadi hair stylistnya mami :3

Ambil air di danau untuk melanjutkan kehidupan --

Pendaki lain juga udah pada keluar tenda, mendekat ke tepi danau. Ada yang foto-foto, ada yang ambil air ,ada yang nunggu orang lewat minta difotoin, ada. hhh

menyempatkan diri buat foto disini ihihi

Jemur yang perlu dijemur, mencuci yang perlu dicuci, makan yang perlu dimakan, foto yang perlu difoto.
Cuacanya lagi labil, matahari muncul…tiba-tiba serangan kabut datang. Muncul lagi… diserang kabut lagi. Dan tiap kali liat matahari muncul, pengen aja gitu nyanyiin lagunya Monita.. “Ma-ta-ha-ri..terbentang dilangit biru..” (setelah dicek, ternyata liriknya salah hhh, tapi gapapain aja ya ) dan bener aja, matahari yang sebentar muncul sebentar hilang itu cukup mengeringkan segala yang basah tadi. Ya, mataharinya disini terasa dekat.

Ranukumbolo pagi-pagi seusai hujan. Banyak baju-baju basah di luar tenda, ada yang meresin sleeping bag nya. Tenda jadi genteng jemuran, tripod didepanku pun jadi tempat gantung jemuran. (kudunya bawa tripod lebih banyak hhh, iya kalik)

Itu tuh, yang dibelakang, the legend, Tanjakan Cinta. :)

Korban banjir semalam huhu

Jangan dulu bilang Aku pakai jaket model begini gegara biar keliatan kekoreaan ya gaes, hhh. Ini sebenernya aku lagi jadi gantungan buat jaketku yang basah, biar kering. Apalah daya udah kehabisan tempat jemur, jadinya digantungin disitu deh :D (momen ini dipersembahkan oleh pop mie pink rasa ayam bawang *duh)


Sempet nyesek juga, karena banyak momen yang terlewatkan. Namun bedanya, kami memang rela melewatkannya. Karena keadaan, rasa lelah, cuaca yang tidak mendukung, dan …. mood yang sudah tak menggebu. Udah gak bertenaga bikin video ala jalan-jalan men, hhhh. Bahkan aku yang semula nggak mood foto pun, akhirnya aku mood-mood in foto, karena udah jauh-jauh dan capek kesini, kudu melakukan sesuatu yang berharga. Biar ada bukti otentik kalau udah sampai kesini. 


“Mimpi dalam tidur dengan mimpi yang jadi nyata itu sama. Sama-sama bikin kita bahagia dan bisa diceritakan. Bedanya, kalau mimpi yang jadi nyata itu bisa ada dokumentasinya.”


Dan penghibur untuk segala rasa ini marilah kita memakai petuah ini, “Nasi telah menjadi bubur, dan karena tidak mungkin jadi nasi lagi, marilah kita buat bubur ini menjadi enak.”

Well setelah itu kami sarapan pagi, dengan menu nasi bersarden, bertelur dan berabon. Rasanya not bad bahkan meski sardennya ga ditambahin apa-apa. Mungkin karena faktor kelaparan hhh. Setelah sarapan dan bongkar tenda lalu kami perjalanan pulang. Menyempatkan foto seadanya, berasa formalitas kunjungan wisata, karena senyumnya udah berat hhh. Dan kami berjalan kembali pulang.


senyumnya udah berat ya mb,mz ? hhh

Oh iya, kantong plastik yang ada dibawah itu isinya sampah. Sampah dari bungkus perbekalan kita, wajib dibawa turun dan dibuang ke tempat sampah dibawah. Jadi pesan moralnya, jangan buang sampah sembarangan, apalagi di gunung :) cara yang sederhana tapi seringkali diabaikan :'') demi kesejahteraan bersama... kalau kata Pak RTnya Dudung.


Menit-menit terakhir saat ditepi danau ranukumbolo yang berkabut, tiba-tiba lewat sepenggal lirik lagu yang mewakili perasaanku kepada kabut. “Kau datang dan pergi, oh begitu saja. Semua ku terima, apa adanya.”- Ruang Rindu, Letto. Yang entah aku diketawain pas nyanyiin itu hhhh. Saat itu Aku berusaha mengabadikan segala pemandangan ini dengan lensa terbaik Tuhan, mata. Dan tidak bisa ditangkap dengan kamera manapun, supaya bisa terlihat seperti yang mata kita lihat. Disana aku juga liat ada mas-mas lagi menyendiri sambil bawa pensil dan buku gambar. Mungkin dia sedang melukis, mengabadikan momen yang dilihatnya. Pas itu sempet kefikiran, seru juga kali ya, kalau sempat nulis lagu disana. Hehe. Tapi meskipun ga kesampaian nulis lagu disana, kalau ingat beberapa momen disana, bisa dijadiin lagu disini :’)

12.00 WIB – Selamat Tinggal, Ranukumbolo :’)

Sampai ketemu lagi Ranukumbolo, semoga suatu hari bisa kesini lagi, dan aku lebih beruntung saat itu.
Perjalanan pulang awalnya kurasa bakal lebih mudah. Iya bener, awalnya. Dengan beban yang berkurang dan bertambah sekaligus. Karena jalan yang tadinya tanjakan jadi turunan, begitupun yang tadinya turunan jadi tanjakan. Tapi memang banyak turunannya. Dan karena hujan semalam, jadi banyak yang longsor. Dan ada beberapa titik yang kudu ngantri dulu melintasinya. Dan tanjakan super di pos 3 itu, kalau macet parah. Dan jadi prosotan saking licinnya, jadi banyak juga korban kepleset berjatuhan disana. 

Saking exitednya karena emang terasa jalan lebih mudah, ada saat dimana kami jalan tanpa ‘break’ kayaknya perjalanan dari pos 3 ke pos 2. Dan kata Mas Cahya kami udah berjalan lebih dari 45 menit tanpa berhenti, waaaahhhh pencapaian luwar biyasa. Tapi karena mungkin terlalu semangat pengen cepet nyampe dibawah, sepertinya ada yang ga beres dengan kakiku, yaps, karena saat pulang jalannya banyak turunan, jadi kaki kudu kuat nge-rem juga. Dan karena pake jas hujan dan gabisa lepas tas tiap kali ‘break’ akhirnya aku duduk. Dan tara…kakiku terasa tidak benar. Atau mungkin karena udah capek juga. Dan setelah itu, tiap kali liat tanjakan rasanya, kudu nangis…. :’’ 

Dan sejak saat itu langkahku jadi melambat, dan semakin lambat kalau ada tanjakan, apalagi turunan. Dengan semangat dan bantuan teman-teman jadinya aku terus berjalan, meskipun seringnya ditinggal, tapi gapapa yang penting nanti bisa ketemu di finish. (fikirku). Dan keinginan saat berangkat tadi kesampaian juga. meskipun aku nya juga perlu disemangatin, tapi aku bisa ngasih semangat buat pendaki yang baru mau naik dan masih jwauhhh. “Semangat Mbak, Ranukumbolonya masih jwauhh poll soalnya.” Hhhh (contoh kata-kata yang ga boleh diucapkan) meskipun jujur, tapi jangan diucapin, karena terkadang orang yang disemangatin itu hanyalah ingin disemangatin aja. Itu udah cukup, terlepas dari bohong enggaknya. Hhh, setidaknya itu yang aku rasakan.

17.00 WIB – Hai Again, Ranu Pane !

Finally, aku finish. Finishnya bukan di pole position, tapi di posisi terakhir. Thanks to Mas Cahya yang nemenin aku finish terakhir dengan segala kemampuan yang ada, hhhhahhiks. Dan diakhiri dengan makan rawon lagi, tapi kali ini gak habis, karena udah telat makannya. 

18.00 WIB – Bye, Ranu Pane !

Karena ada yang longsor jadi kudu jalan dulu menuju parkiran hardtop, becek-becekan lagi sebentar dan akhirnya bener-bener ninggalin Ranu Pane :)

Diperjalanan malam, sempet keliatan bintang-bintang sama Bulan. Sweneng. Dan karena gelap gulita, jadinya cahaya bulan berasa lampu diperjalanan, meskipun itu nggak berlangsung lama karena langit mendung dan kabut dateng lagi. Dan ku terlelap… sampai akhirnya mau sampai rumah persinggahan baru bangun, dan lalu sampai, istirahat sebentar lalu kami pulang ke Surabaya, naik motor lagi.

Eva dan Putri pamit pulang duluan, dan beruntungnya mereka rumahnya deket situ. Ehehe. Nice to meet you girls, kapan-kapan kita ketemuan lagi yaaa :3. Satu jam kemudian kami pulang, dengan keadaan perut lapar, hiks. Tapi entah karena apa jadinya gajadi makan, pada akhirnya. Hiks. Jadi kelaperan sampai nyampai rumah.


15 Agustus 2016 – 01.00 WIB – I’m Home !

Thanks buat adekku sayang, yang udah ngawal mbaknya pulang. Alhamdulillah sampai rumah dengan selamat, dan bukannya langsung tidur, karena pas itu Ibu lagi kebangun, jadinya ditanyain gimana-gimana. Dan lalu aku laporan perjalanan ke Ibu semacam dongengin, sampai akhirnya Ibu sadar, kalau anaknya ini kudu mandi terus tidur karena besok pagi udah harus kembali ke kehidupan nyatanya, (halah) hhh.

--

Oke, saatnya closing pemirsa. Saatnya membuat kesimpulan. Hehe.
Setiap perjalanan yang kita lakukan selalu meninggalkan cerita dan kesannya masing-masing. Meskipun ada rasa kecewa karena tidak bisa melihat Ranukumbolo seperti yang ada di instagram, tapi yang nyata nyatanya adalah Aku sudah pernah kesana, sudah bertemu dengan Ranukumbolo. Terkadang memang waktu tidak berpihak pada kita. Dan yang bisa kita lakukan adalah menerima. Rasanya memang lelah, dan bener-bener perjalanan itu serasa perjuangan mencapai tujuan. Ya berjuang memang selelah itu, dan mungkin itu cuma simulasi aja. Perjuangan yang sebenarnya mungkin jauh lebih melelahkan. Tapi belajar dari simulasi ini, kalau kita berjuang, terus berjalan menuju tujuan, suatu hari, kita pasti akan sampai tujuan. :) itu yang sedang aku pelajari :)

Oh iya tambahan, ini nggak hanya aku yang merasa, tapi si Fitri juga merasa begitu, buat kamu para jomlo yang butuh semangat, sok atuh ke gunung aja. Bakal ada banyak mas-mas ganteng (entah kenapa kemaren aku liatnya gitu, banyak yang ganteng gitu hhhh) yang bakal bilang “Semangat ya mbak” sambil senyum, suplemen sehat untuk kamu jomlo yang butuh disemangatin hahaha. Bercanda ding. Eh tapi ini beneran :D (meskipun mungkin hanya bisa ketemu seumur hidup sekali)

So, I still recommend that place for your destination :)
Semoga kamu lebih beruntung dari aku :)
Thanks for the nanonano story, Nu. :)

Jejakku sudah tertinggal disana, Kamu, kapan? :P

Sekian ceritaku dari Ranukumbolo,
Bagaimana denganmu? :)


Thanks for read, Goodreaders :)
Semoga bermanfaat meski secuil :)

- 12-15 Agustus 2016 -