Senin, 30 Desember 2013

K a t a m u




“Manusia selalu berubah.”  katamu
Kau terlahir untuk menjadi penghuni dunia yang dinamis. Kau menulariku cukup banyak hal. Termasuk yang ini, meski untuk beberapa hal terasa menyakitkan. Aku seorang gadis yang takut perubahan, takut dunia berubah, keadaan berubah, orang-orang berubah, kau berubah. Aku orang yang butuh waktu untuk merasa nyaman, dan perubahan, selalu membuatku canggung. “Jadi kau bisa mungkin berubah” kataku. “Iya.”jawabmu. Lalu beberapa saat setelah itu, ketika kita dipertemukan waktu, “Kamu sekarang berubah.” kataku. “Tidak, aku tetap sama.” jawabmu. Jarak dan waktu memang jarang bersahabat. Meskipun orang orang juga berkata sepertiku tentangmu, tapi bagiku ada yang masih tetap sama didirimu, sorot mata kesepian.

“Mungkin kau tau apa yang ada dihatiku, tapi kau tidak akan pernah tau apa yang ada dikepalaku.” katamu sedikit marah.
Wanita terlahir dengan kepekaan yang lebih dibanding pria. Namun mungkin menurutmu, peka dan sok tau itu beda tipis. Dan kau memilih ‘sok tau’ sebagai julukanmu untukku. Kamu salah besar. Aku tidak menguntitmu lagi seperti yang kau tuduhkan. Aku sudah belajar banyak hal bukan? Tapi jika aku bisa menebak yang sedang kau rasakan, mungkin karena ‘peka’ku yang keterlaluan liar. Kau tidak perlu khawatir, bukannya dari awal aku memang tidak pernah tau isi kepalamu? Tentu saja. Kecuali, kau yang menceritakannya kepadaku sendiri.

“Aku tidak bisa menolak.” katamu dengan tersenyum lelah.
Aku pernah bilang, “Ucapanmu itu seperti mantra”. Iya mantra, yang mampu menyihir orang orang. Kau yang sekarang berbakat menjadi motivator ulung untuk orang orang. Kau layak, tentu saja. Namun ada sebuah kesalahan yang mungkin kau tidak tau. Mereka mempercayaimu, lebih dari yang kau bayangkan. Kamu pembawa mimpi-mimpi. Padahal, kau juga sedang memperjuangkan mimpimu sendiri. “Aku tidak bisa menolak.” katamu dengan tersenyum lelah. Aku tau, kau suka menolong. Dan aku juga yakin, kalau ada seribu orang yang memintaimu pertolongan, pasti akan kau tolong semua. Hei, kamu hanya manusia biasa, bukan superman. Mungkin orang-orang belum tau tentang ini. Aku jadi teringat dengan dialog tentang pilihan, “Besok ada tiga rapat yang butuh kamu, kamu dateng yang mana? Atau nggak usah dateng semuanya, biar adil? Waktunya bentrok gitu.” tanyaku. " Aku dateng ke yang bisa aku datengin.” jawabmu. Aku tau kau juga pasti sedang bingung. Tapi yang kulihat sejauh ini, kau ada dimana mana. Sedetik dimana, beberapa detik kemudian ada dimana. Iya, kau datang disemuanya, meski hanya beberapa detik, tapi kau ada.

“Apalagi janjiku yang belum aku tepati?” katamu hendak menebus.
Aku adalah penagih janji yang ulung. Jika kau lupa, alarmnya tidak akan berhenti berbunyi. Aku hanya tidak ingin kau punya banyak hutang. Maka dari itu, untuk beberapa hal, aku tidak pernah mau kau menjanjikan aku hal yang masih jauh didepan sana, aku menahanmu untuk tidak berjanji apapun. Karena aku tau kau pelupa, sedangkan aku suka menagih janji. Itu akan sangat rumit bukan?  Sebelumnya, terimakasih atas janji yang terlunasi, meskipun tak tepat waktu itu selalu membuatku sebal, tapi lunas. Iya, kau bukan pengingkar janji. Mungkin hanya menunda janjimu.

“Aku  tidak tau, kenapa aku datang kesini.” katamu
Masih beberapa jam lalu, kau mengatakannya. “Berarti, harusnya sekarang aku terharu ya?” kataku sedikit bingung. “Iya, aku tidak tau kenapa aku datang kesini. Besok aku sudah kembali lagi.” katamu.  Sedetik, aku sempat ke-GR-an luar biasa, sebelum aku berfikir, tentu saja kau mengucapkannya agar aku senang, mungkin. Iya, aku sedang merindukanmu. Dan kau tau cara membuat orang yang merindu merasa senang. Untuk kedatanganmu yang kali ini itu seperti bonus yang tak pernah ku minta. Seperti janji yang tak pernah ku tagih. Tapi, kurasa bukan. Sebulan lalu, kau pernah bilang akan pulang dan mengajakku berkeliling. Namun saat itu kau tidak jadi pulang. Padahal aku sudah menyiapkan semuanya. Kecewa, pasti. Aku tidak pernah memintanya, kau yang menawarkannya, tapi kemudian kau sendiri yang tidak datang. Dan sekarang kau tiba-tiba datang tanpa kukira akan datang sungguhan. Iya, kau sering mengerjaiku dengan berkata akan pulang. Dan mungkin yang difikiranmu, kepulanganmu akan membuatku senang. Setidaknya, selayaknya adik yang menunggu kakaknya pulang, begitulah perasaan adik adikmu disini. Iya, adik ‘sepermimpian’ mu disini banyak.

“Sudah lihat karyaku? Bagaimana?” katamu.
“Sudah. Lumayan, pesannya sampai, aku ketawa, terhibur  lihatnya.” kataku menjawab
“Sudah dengar karyaku?” aku balik bertanya.
“Sudah. Karyamu, yang jelek itu?” katamu mengejek.
Meskipun terlewat sering mendengarnya, tapi tetep sama merasa sedihnya. Memang, aku sadar juga, karyaku masih sangat jauh dari bagus, tapi apa iya sejelek itu? Aku tau, kurangku masih banyak, dan kau jauh diatasku, tapi apa iya sejelek itu? Aku juga ingin kau puji seperti..,sudahlah lupakan saja, apresiasimu memang selalu yang paling beda. Sakit sih, tapi bikin ketagihan dengernya, cool. Setidaknya, aku akan bikin karya sampai kamu bilang karyaku bagus. Tunggu ya, aku sedang menyiapkannya.

Sejujurnya, aku sedang melihat lelah dimatamu. Kau tidak pernah hadir dengan diam. Justru dengan cerita-cerita yang selalu menarik ditelinga. Dan untuk mendapat semua cerita itu, kau pasti tidak pernah diam. Tanpa jeda. Mungkin itulah kenapa kau pulang, untuk melepas sedikit lelahmu. Itulah juga kenapa aku tidak pernah berdialog terlalu serius, kau butuh dihibur, tidak melulu dituntut. Walau aku yakin, kau tidak akan pernah mengaku lelah jika ku tanya, tapi matamu, tidak akan pernah bisa membohongiku.

*Aku membagi ini dari yang kutau, kudengar, kubaca, kulihat, kurasa. Aku 'melihat' dari keenam sisi kubus, 'mendengar' dari keduabelas sudut prisma segienam, dan 'merasa' dari ketidakhinggaan simetri pada lingkaran, yang ada dimata, telinga, dan hatiku. Aku tidak sedang memata-mataimu, hanya terkadang dibuat melihat, dan kau menarik perhatian.

Minggu, 29 Desember 2013

Last Sunday in 2013




- Bumi, 29 Desember 2013, PTC – Surabaya Barat, Minggu yang cerah dan bersahabat.

Well Readers, masi dalam rangka movie marathon bulan ini, kali ini film yang aku tonton adalah ‘The Hobbit : Desolation Of Smaug’. Ehehe, film keempat dibulan ini yang aku tonton. Setelah tiga film sebelumnya film Indo, hari ini refresh film barat. Tapi untuk yang satu ini diluar rencana, dan kali ini partner nontonnya adalah oppey, eh oppa maksudku ehehe.

Beberapa hari lalu gegara mimpi, aku jadi keinget dan kangen oppa, sahabat tercintah. Dan kayak mimpi juga hari ini dia muncul dong nongol depan rumah, terus ngajak main. (Emmm… tapi sepertinya gak sesederhana itu juga sih hmmm hehe). Dan karena dia milih film ini buat ditonton, okey baiklah. Padahal pengen juga nonton TKVDW hehe. Nurut aja, dia lebih tau yang bagus. (ceritanya ini dia sineas film) wush lanjut.

‘The Hobbit : Desolation Of Smaug’, film produksi warner bros yang dari judulnya aja udah keliatan kalo ini film fantasi. Kalau diliat dari judulnya juga, film ini ber-sekuel juga. (Tapi untuk film ini cukup bikin sebel juga hmm). Ceritanya tentang bangsa kerdil dan 7 kurcaci yang ingin mengembalikan negerinya yang udah dihancurin sama naga. Beneran fantasi, ada penyihir dan peri perinya juga. Yang jadi penyihirnya emang kepala sekolah Hogwarts, ehehe itu Dumbledore. (pemerannya sama sih ehehe) tapi yang jadi perinya, manusia biasa, bukan peri peri kecil yang bisa terbang kayak di film Barbie. 

“Kenapa ya, kurcaci itu mesti jumlahnya tujuh?” tanyaku

“Ya, kita nggak boleh ngerubah dongeng yang udah ada ehehe”

Dan karena ini film barat dan animasi fantasi, aku juga agak bingung mau nyeritain apanya. Animasinya, so far bagus, ceritanya cukup fantasi, ada bumbu romance-nya dan mungkin aku hanya menikmati film ini by the way ahaha, sedangkan orang yang disebelahku ini daritadi mengumpat terus gegara liat pengambilan gambarnya yang menurutnya asem banget, (bagus maksudnya). Mungkin karena dia tau teknisnya, walhasil ya begitu. Memang kan, semakin tau teknisnya, semakin kita tidak bisa menikmatinya utuh. Kecuali karya itu karya hebat, yang bisa bikin orang orang yang tau teknisnya lupa teknisnya.

“Udahlah, nikmatin aja kali…” 

Aku emang rada hobi ngejekin dia begitu. Sejak kuliah, dia terlalu serius. Bukan maksud apa apa sih, serius boleh dan harus, tapi kalau liburan, ya dinikmati aja jangan serius serius gitu, biar balance hehe. Dan hmm okey, dia pulang entah dalam rangka apa yang jelas bukan liburan, buat nebus kangenku, katanya. (tapi ya, sekali lagi nggak sesederhana itu, dia paling jago nyenengin orang hmm). Enggak-enggak bercanda, dia dateng buat adek adeknya yang lagi semangat bikin film. Up Up!! :D

Untuk music scoring di film ini, mirip banget sama harry potter depan depannya. Mungkin scorernya sama kali ya. Tentu aja, musicnya dongeng banget. Dan meskipun ini bukan film romance ada satu adegan yang aku suka. Jadi ceritanya ada seorang wanita dari bangsa peri (Tauriel) yang jatuh cinta sama pria dari bangsa kerdil (Kili) *ga boleh harusnya* gegara perburuan bangsa peri menangkap bangsa kerdil. Suatu hari saat penyerangan monster, kaki si pria kena panah beracunnya monster. Dan mereka terpisah, karena bangsa kerdil melarikan diri dari penjara istana bangsa peri. Dan yaya, wanita ini pergi dari istana peri ke kota nyamperin pria.

Dalam keadaan si pria sekarat, tiba-tiba wanita ini muncul dan ngobatin luka di kaki pria tadi dengan obat dan mantra mantra peri, setengah sadar si pria nya, kurang lebih bilang gini, “Aku hanya sedang bermimpi, tidak mungkin dia tiba-tiba muncul, seperti cahaya bintang yang disukainya, dia jauh, tidak mungkin aku bisa menemuinya lagi.” (kayak lagi baca puisi ya ehehe) Si pria memang berfikir dia sedang bermimpi bertemu si peri. Sweety kan? ahahaha. Tiba-tiba si oppey nyaut bilang, “Halah paham banget ngomong gitu muji muji cewek didepan ceweknya gitu, paham paham..” ahahaha ketawa aja deh, anggep aja ini adegan basi di film film romance :p *anggep aja aku nggak tau apa apa ahaha*

Film ini diakhiri dengan ‘bersambung’. Sebel sama endingnya. Sekuel-an boleh sih, tapi jangan pas mau perang gitu. Jadi aneh. Mending diending-in, terus lanjut ke cerita baru. Beneran baru pertama kali liat film yang endingnya berasa dipotong gitu -___-.

Well, the last Sunday in this year was nice. Makasi oppa, udah nge-cling kesini bikin orang senyum, nge-update playlist film dilaptopku, dan main disaat musim ujian :( *sampai bingung antara seneng, terharu, dan ngerasa bersalah (mesti aja dibikin gitu). One last cry nya masuk playlist juga deh, coming soon covernya. Semoga bisa balik jogja tepat waktu, ujiannya lancar, dan tularin semangat ke orang orang terus ya, proud of you :)

“Senja itu seperti jodoh, datang dan pergi.”


“Enggaklah, jodoh itu cuma satu.” sahutku.



Rabu, 18 Desember 2013

Camping Ceria




 -Bumi, 14-15 Desember 2013, Pet Bocor, Tretes - yang dingin.

Akhirnya ngerasain juga camping sama temen-temen. Setelah terhitung hampir 3 kali aku gak ikutan mereka, yang gak pernah bosen ngajakin aku ikut camping (soalnya akunya juga yang request hehe). Dan karena jadwal juga ‘available’ akhirnya berangkat. :D

Sesuai rencana, berangkat hari Sabtu malam jam 7. Tapi karena nungguin beberapa anak yang baru pulang kerja, akhirnya kami baru otw jam setengah 10 malam. Huftllah. Tapi semangatnya masih nge-hipp hehe :D

Okey, karena ini camping pertamaku jadi mungkin agak norak sampe gatau harus gimana dan apa yang dibawa. Harusnya hari ini aku pake sepatu atau sandal karet, lah aku malah pake sandal kodok (kurang cocok buat camping karena terlalu ‘empuk’) hehe ya namanya juga pertama kali. Terus tasku ke-berat-an. Iya, keberatan makanan, sama sekali gak keren. Padahal yang lain beratnya karena bawa tenda -__- .wushhh lanjut.
Perjalanan sekitar dua jam-an ke tretes, naik motor matic dan mencar mencar (karena ada yang keperluan lain) akhirnya nyampek juga di tretes jam 12 malam. Oh ya, hari ini pasukan yang ikut, ada 15 orang, rame kan? :D ada aku, wiwid, ocha, rina, rere, kiki, wildan, herlambang, agus, ucup,gusti,  ilham, jimbon (gatau nama aslinya), gilang, sama adiknya gilang. Walaupun ada beberapa orang yang awal rencana ikut tapi ga jadi ikut, tapi ya, ini tetep rame :D

Nyampek di pos perijinan, wildan sama kiki ngurusin tiket masuknya. Dilanjut wildan yang nyari persediaan makanan selama kita camping. (dan untuk bapak satu ini aku berikan applause, karena camping ini sukses berkat dia, iya, berkat perhitungan cermatnya, kita nggak kelaparan hehe). Sambil nunggu wildan beli makanan, kami yang nungguin bikin acara sendiri. Karena banyak cowok yang ikutan, jadi ya kalo ngobrol rame gitu, tapi karena aku ada partner duet hari ini ‘wiwid’. Jadi aku sama wiwid asik sendiri ahaha.

Sejam nungggu, wildan dateng, dan berangkat ke tempat kemah. Yang waktu tempuhnya sekitar sejam an dengan jalan kaki. (walaupun kata wildan dia pernah nempuh cuma 15 menit).  Awalnya semangat 45 jalannya, tapi baru lima menit kemudian, udah mulai kerasa ‘ berat’nya. Jalannya nanjak banget, mungkin kemiringannya 60 derajat itu gak seberapa jelas juga soalnya gelap gulita, kita cuma pake senter. Setelah sekitar 15 menit jalan, akhirnya aku nyerah, gak kuat lagi naik. (tapi ya masa’ aku minta gendong, gak mungkin banget). Terus kiki, menawarkan diri buat bawain tasku, (padahal tas carrier dibelakangnya juga udah berat banget), aku sungkan juga sebenernya, tapi gimana lagi, aku gak kuat. Dan bener aja, setelah dibawain, aku kuat nanjak lagi. Di tengah perjalanan kita nanjak, ada ‘bonus’ pemandangan malam kota malang. Iya, keliatan lampu lampu rumah berkelip, sama diatas langit ada bulan dan bintang bintang. Dan tiba-tiba aja aku nyeletuk, “Ki, bukit bintang itu kayak gini ya palingan”   “tapi katanya bintangnya juga ada dibawah kayak gini kik, kamu pernah kesana?” “Palingan angga pernah janji ke kamu kan?” “ Ehehe…” dialog terhenti. Sambil dalam hati bilang, “Kiki tau darimana? Apa memang semua cowok pernah juga mengucap yang sama, sampe ketebak gitu? Atau cuma nyeplos tapi kebetulan bener? Entahlah… mungkin kiki lupa, kalau janji itu kayak bonus bundling paket internet, kalau masa berlakunya abis, ya udah, semua bonusnya nggak berlaku lagi. Hmmm..” dan perjalanan terus berlanjut.

Sampai juga kita dilokasi camping. Bangun tenda. Dan makasi banget buat pak wildan yang udah ngajarin bangun tenda dengan ‘telaten’ ahaha, sama temen temen yang lain juga. Tenda udah selesai, waktunya makan malam (makanan yang udah dibeliin wildan tadi). Menunya kilat, nasi, tahu, tempe, dan sambel. Tapi khusus malam ini, rasanya enak, entah karena laper atau memang enak, atau karena makannya bareng di tengah hutan haha. Dan karena dingin banget, maka makan malam itu tidak terlewat dari (sorry) ‘ parade kentut’. Ya, hawa dinginnya bikin perut kembung maksimal. Kalau aku sih masih bisa nahan nahan soalnya lagi makan juga, tapi yang cowok cowok itu loh, duh, yaudahlah terimalah teman temanmu apa adanya, hmmm. Selesai makan kita tidur. Jam menunjukan jam 3 pagi, aku buka hape buat ngecek sosmed yang ternyata hapeku ada sinyalnya haha. Dan tanpa sadar keblabasan tidur. Saking dinginnya, aku yang tidur pake jaket, kaos kaki dobel, dan selimutan pun juga masih aja kedinginan. Yaa,, aku memang paling gabisa nahan kedinginan -__-

Dan karena kedinginan juga, akhirnya aku, wiwid, ocha, kompak bangun jam setengah 6 pagi karena kebelet buang air. Emmm, jangan ditanya toiletnya ya, ya bayangin aja toilet ditengah hutan, masih syukur ada toilet, walaupun ya gitu itu. Udah gitu, kita bertiga bikin sarapan buat diri kita sendiri ahaha, lah yang lain belum bangun. Sebelum wildan bangun dan mengutus kami buat masak sarapan bersama. Oh ya, sarapan hari ini bisa dibilang spesial untuk sarapan ditengah hutan. Ada kornet, sarden, tumis wortel, buncis dan tumis sawi. Karena ini camping ceria, jadi ya masaknya keroyokan ehehe, tapi nyenengin, nyenyumin.. ada yang masak, ada yang nyiapin nasi, ada yang gitaran, ada yang nyayi-nyanyi ya emm, nyenyumin kan? ehehe...

Yups, terus kita makan pagi setengah siang dengan riang. (ahaha agak alay) dan dari semua menu yang ada, sarden racikannya gusti yang paling ehemm banget rasanya, selera makan jadi bertambah. Tapi yang lain bukan berarti ga enak, terlepas dari segala rasa ‘masako’ nya tapi tetep enak dimakan juga. Hehe. Setelah makan, kita packing dan bongkar tenda buat ngelanjutin perjalanan ke air terjun alap-alap. Yang ada lebih keatas lagi. Tapi menurutku bagian ini yang paling ‘seru’. “Perasaan kita baru aja bangun tenda, sekarang udah dibongkar.” “Ya gini ini jadi orang gunung, harus sabar, kalau ndaki gunung, berhenti istirahat bangun tenda, terus bongkar ngelanjutin pendakian, bangun tenda lagi bongkar tenda lagi, ya gitu terus sampe nyampe puncak.” Kiki nyaut. Hmmm iyaa, kalian emang keren deh pokoknya :))

Berangkat dari lokasi bangun tenda jam 12 siang, jalan kaki satu setengah jam an buat nyampe di alap alap. Perjalanannya ini seru banget, sampe nyeletuk  ‘ Life is an adventure’ ya pas perjalanan ini. Aku bingung juga mau ngejelasinnya gimana, kira-kira jalanannya itu naik turun, licin, setapak, dan ada beberapa medan yang butuh kerjasama. Pokoknya seru. Dan jujur aja, ada perasaan semacam ‘takut nyasar ditengah hutan’ bayangin aja, yang mau ke air terjun cuma kami aja. Sebelum ada dua mas mas yang tiba-tiba nongol gabung sama kita. Dan yaa, taraa kita sampai di air terjun alap-alap.

Batu-batu besar, dan aliran air. Itu yang pertama kali disuguhkan. Sedangkan air terjunnya sendiri masih ada di atasnya, jadi harus naik naik batu lagi buat nyampek kesana. Aku sempet bilang gak ikut naik, dan milih nunggu dibawah aja karena gak yakin bisa naik, sebelum agus bilang mau bantuin aku naik dan wildan yang daritadi bilang ‘sayang loh kalau gak naik, udah nyampek sini juga’, okey, akhirnya dengan dibantu kedua anak itu aku berhasil naik :D dan hmmm mission completed. Terbayar semuanya. Subhanallah. Ada semacam surga kecil ditengah hutan. :)

Waktu itu, aku polisi waktu nya, anak-anak cowok udah pada girang banget ketemu air terjun, ituloh kayak ketemu saudara  mereka yang lama gak ketemu. Norak bangetlah pokoknya ahaha. Iya, saudara. Aku ngeliatnya begitu. Mungkin pecinta alam memang begitu, menganggap alam adalah saudaranya. Ketika bertemu jadinya begitu. Hehe, cool. Aku kasih waktu sampai jam setengah tiga. Pas itu masih jam dua kurang lima. Dan tanpa disangka sepuluh menit kemudian, tiba tiba mendung dateng kabut tipis dan hujan. Hujan yang lumayan deres. Seketika suasana jadi ‘sedikit panik’. Wildan ngasih komando buat cepet pake jas hujan, dan segera turun, ‘lewat batu batu tadi’. Sebelum batu yang tadinya kering jadi licin semua kena air hujan dan itu bahaya. Setengah keburu buru dan harus hati hati, akhirnya sampai juga dibawah dengan selamat, walaupun masih deg-degan. Aku, wiwid, ucup, wildan, kiki, jalan duluan. Sedangkan yang lain masih dibelakang antri turun. Hujan-hujan dan gak pake sandal gara gara licin. Wiwid yang kata ucup, udah kayak batman karena jas hujannya kegedean ahaha. Oh ya, daritadi wiwid sama si ucup ngocol terus, sampe dibilang cinlok ahaha. Gapapa deh *loh. Piss. Tapi ya emang sih, semenjak berangkat sampek perjalanan pulang ini si ucup sukses jadi joker, maksudnya pelawak. Bikin ketawa terus daritadi ehehe. Gapapa juga, jadi perjalanan jadi gak kerasa. Terus karena masih hujan juga, wildan sempet mau bangun tenda di tengah hutan situ, buat anak anak ganti baju. Tapi karena makin turun makin terang, akhirnya gak jadi bangun tenda. Sambil nungguin rombongan belakang. Jadi kefikiran, “mungkin tadi kita emang diusir air terjunnya” ya kalo gak gitu mungkin emang kami gak pulang-pulang. Hmmm ambil hikmahnya aja. :)

Rombongan dateng dan ngelanjut perjalanan dengan rute yang sama kayak berangkat tapi dengan jalan yang lebih licin. Setelah satu setengah jam  an kemudian, sampailah kita di hutan pinus, yang ada toiletnya. Okey, break time. Ada yang mandi, ada yang makan, ada yang foto-foto. Sambil ngelepas lelah. Udah selesai semuanya. Jam setengah lima sore. Lagi lagi, gerimis dateng dan kali ini kabut tebal yang dateng. Okey, kita disuruh pulang beneran, sebelum langit gelap. Dan jangan dikira turun gunung itu lebih enak ya, justru ekstra hati hati. Kali ini aku bener bener udah gak kuat lagi, kaki kananku kayaknya agak bermasalah. Aku kepisah dari rombongan. Jalan sendirian pelan pelan jauh dibelakang mereka. Dan tenyata jauh dibelakangku ada gilang sama adiknya yang juga keliatan capek. Sebelum temen temen didepan memutuskan berhenti, nungguin dan menggandengku. *jujur aja ini bikin terharu* eitts yang gandeng aku wiwid kok hehe.

Finally kita pulang, dan karena capek maksimal, dimotor dengan berbantal tasnya rere aku tidur. Sebelum akhirnya semua motor berhenti di alfamart,dan kiki tiba-tiba masuk alfamart dengan emmm ahahaha.. okey akan aku coba jelasin wujud kiki saat itu. Jadi karena tadi hujan dan dia basah basahan, dan gak bawa baju ganti lagi akhirnya dia pulang dengan hanya memakai jaket dan sarung. Dengan memakai sepatu boat dan tas carrier menjulang tinggi dipunggungnya, rambut atasnya dikuncir dan masuk alfamart. Ahaha, ajaib banget kan. disangka orang gila kali ya, hmm sorry kik, tapi kamu kan emang gila, gila kerennya :D *ngeles* dan lanjut pulang. 

Jam setengah delapan malem, nyampek rumahnya gusti. Mau langsung pulang, tapi disuruh temen-temen nge-istirahatin kaki dulu. Diambilin herlambang kopi, (kopinya panas banget tapi). Sambil ngangetin badan sama kopi, dengan sisa tenaga, ikutan ketawa-ketiwi sama anak anak yang daritadi ngelawak terus. Saking capeknya, tenaga buat ketawa aja udah ga ada. Ahaha. Parah banget. Kopiku habis, dan aku pulang kerumah, nyetir sendiri. Dan terhitung lima kali “kesliyep’’ di jalan, astaghfirullah, iya bahkan aku ketiduran sampek mimpi, astaghfirullah. Meskipun udah makan permen dan nyanyi nyanyi juga masih ketiduran juga. Aku pasrah. “Ya Allah lindungi perjalananku ini, amin” dan sesampainya dirumah, aku nggak berhenti ngucap Alhamdulillah, karena selamat sampai rumah, pengen nangis sebenernya. Hehehiks.
Nyampe rumah cuci muka, dan diinterogasi sama ismail, “Gimana mbak tadi campingnya? Ayo mbak cerita! Mana fotonya mbak? Ah kamu ‘goro’ paling mbak?” akhirnya, sebelum tidur, aku dongengin dia dulu sama ceritaku ini, sambil dia mijitin kakiku, sampai akhirnya akunya ketiduran.

Well, Readers, janjiku cerita camping ini udahan ya. Maaf baru nulis sekarang, ini karena badan dan mataku baru pulih hehe. Lebih cepat dari perkiraan malah. Terimakasi sudah meluangkan waktu untuk membaca ini, tunggu ceritaku selanjutnya ya Readers.. :)

“Dhan, tahun baru besok kita mau ke pet bocor level dua, mau ikut?” – Kiki 


Jumat, 13 Desember 2013

Soekarno, Di Film Soekarno


"Hormatilah musuh- musuhmu, karena dia tau kelemahan-kelemahanmu." - Film Soekarno



- Bumi, 12 Desember 2013 – Royal Plaza – hujan dan jalanan padat...


Let me see, film kedua movie marathon film Indonesia bulan desember 2013. Yups, setelah minggu lalu nonton ’99 Cahaya Di Langit Eropa’, minggu kedua desember ini, giliran film ‘Soekarno : Indonesia Merdeka’ yang jadi film of the week, hehe. Nonton film ini dengan partner yang sama, Wiwid. Hehe, sepertinya kami punya selera yang hampir sama haha. 

Okey, aku tidak menyebut ini resensi, review atau semacamnya. Hanya ingin menceritakan kesan dan pertanyaan-pertanyaan yang mesti aja muncul pas nonton film ini. Buat kamu yang belum nonton, tak ada salahnya membaca, buat kamu yang sudah nonton, bisa sharing bareng :D

Film ‘Soekarno: Indonesia Merdeka’ disutradarai Hanung Bramantyo, sutradara yang karyanya tidak pernah biasa biasa saja. Tidak biasa, karena dia berani mengambil tema dan cerita atau issue masyarakat yang ‘sensitif’ ‘immortal’ dan kawan kawan. Banyak juga yang mengatakan dia adalah sutradaranya film-film ‘kontroversial’. Tapi entahlah, aku tidak pernah menyebutnya seperti itu, justru sebaliknya, dia sangat keren bukan? Membuat orang-orang awam dan mungkin naif sepertiku menjadi tau tentang hal-hal. Hal-hal yang ‘tak tersentuh’ tadi, bisa disuguhkan Hanung dengan begitu manis alur ceritanya. Dan karya-karya filmnya menunjukan bahwa dia mempunyai pemikiran yang luar biasa. Luar biasa luasnya. Dan selain sebagai sutradara, dia juga menjadi penulis naskah disetiap film buatannya, dia keren.

Nggak pernah nyangka, kalau pembukaan film ini bakalan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Iya, jadi di screennya ada aba abanya buat nyanyi lagu Indonesia Raya sambil berdiri, didalem bioskop. Ini serius. It was so suprising. Masih inget kapan terakhir kali kamu menyanyikan lagu Indonesia Raya? Pasti saat upacara bendera. Dan kali ini kamu menyanyikannya di dalem gedung bioskop, ada perasaan senang dan haru, first impression film ini pasti bakal ‘keren’ kalau openingnya aja kayak gini. Sempet terfikir buat dokumentasiin moment ini sama kamera hape. (norak banget ga sih? -__-) dan aku mengurungkan niatku karena aku fikir, orang-orang harus merasakan ini sendiri secara langsung, bukan sekedar lewat foto-foto di instagram yang berhastag #FilmSoekarno ahaha, bercanda :D

Awal film diceritakan tentang masa kecil Soekarno yang diperankan sama Emir, itu loh yang dulu main di film Garuda Di Dadaku 1 & 2. Dulunya ternyata namanya Kusno, yang kemudian karena dia sering sakit sakitan akhirnya namanya jadi Soekarno. Tentang Soekarno muda yang jatuh cinta sama noni belanda, belajar pidato, belajar dari Cokroaminoto. Dan yang bikin kaget adalah pemeran bapaknya Soekarno adalah Presiden Republik #Jancukers yang minggu lalu aku ceritakan itu Readers. Mbah ‘Sudjiwo Tejo’(emmm, sebenernya dia belum embah-embah sih hehe, tapi dia sering dipanggil mbah). Cukup mewakili ‘jawa’ nya itu. Iya, Soekarno itu orang jawa.
Di film ini juga diceritakan bagaimana Soekarno bisa mengambil hati rakyat, tentang jaman pendudukan belanda dan jepang, tentang dia yang dipenjara, tentang… okey, pause. Ini cerita apa, aku bukan mau nulis resensi, jadi lebih jelasnya liat filmnya sendiri ya Readers, hehe.

Aku juga masih terkesan dengan beberapa tokoh yang selama ini aku baca di buku sejarahku dari SD-SMK bahkan ada juga yang terlewatkan. Misal, Ibu Inggit, istri kedua Soekarno. (Hah istri kedua? Istri pertamanya siapa coba? *wusshh) Dia cukup membuatku terkesan, istri yang kuat dan tangguh. Namun, ya mereka akhirnya bercerai karena Inggit tidak mau dimadu. Padahal selama ini, aku selalu menganggap bahwa Ibu Fatmawati adalah istri pertamanya. *setidaknya film ini meluruskan anggapan salahku, and it’s cool right?*. Ada juga Moh. Hatta, yang pintar dan ahli bahasa, bijaksana dan penengah. Dia, ehem sekali kan? Iya, dia salah satu bapak proklamator kita. Satu lagi, ada Sutan Syahrir, si muda yang bergelora, menggebu-nggebu, jiwa muda, dan kritis. Pemuda yang kelihatannya keras kepala tapi punya tujuan yang sama, ingin Indonesia merdeka.  Dan peran Soekarno sendiri (yang diperankan Ario Bayu), yang, emmm ya, kharismatik dan okey, dibalik kehebatannya, beliau adalah manusia biasa, yang yaa, tidak pernah lepas dari seorang wanita. (Walaupun banyak yang bilang kalau Soekarno lebih ganteng dari Ario Bayu, jadi gimana menurutmu kecenya presiden pertama kita dulu Readers? hehe). Jadi inget pepatah cina mengatakan “Dibalik lelaki hebat, pasti ada wanita yang hebat pula.” entah pepatah itu dari cina atau bukan :| tapi aku setuju, pepatah ini ditujukan untuk Ibu Inggit, yang berada dimasa masa tersulit Soekarno.

Terlepas dari kisahnya. Uhm, ijinkan aku memberi applause untuk divisi musik film ini. Mulai dari penata suara, music scorer, arranger, dan singernya, semuanya nge-blend. Menyatu banget sama filmnya. Dijamin, kamu nggak bakal bosen denger backsound film ini, mengalir, dan mendukung keutuhan film ini banget. Mulai dari musik nuansa belanda, lalu nuansa jawa, yang kemudian jadi ke-jepang jepang-an, berganti betawi, dan parade orchestra klasik (musik dewa kalau aku sering menyebutnya) lagu nasional Indonesia semuanya ada. Dan dari sini aku juga kembali sadar. Bangsa Indonesia itu bangsa yang ‘musikal’, bener, kayak kata Ahmad Dhani di Indonesian Idol dulu. Di film ini, jangan ditanya arransement musik lagu ‘Indonesia Pusaka’ dan ‘Syukur’ yang dinyanyiin Rossa itu sekeren apa, keren dan ‘dewa’ banget. Sampai aku terharu sendiri, musiknya bisa jadi se-klasik itu. Tapi bukan itu, justru yang membuatnya bisa begitu bagus dan megah adalah memang mentahannya. Mentahan lagunya memang sudah luar biasa, susunan nada dan kord yang tidak biasa. Dan itu sudah diciptakan berpuluh puluh tahun lalu, namun abadi sampai sekarang dan seterusnya. Dan FYI, lagu kebangsaan kita, ‘Indonesia Raya’ ciptaan WR Supratman, juga merupakan salah satu lagu kebangsaan terbaik didunia. I’m proud all of you hero, you’re always cool. Dan satu lagi, lagu ini ada soundtracknya, yang dinyanyiin Afgan, judulnya Wanita. Yang diletak-in di belakang pas credit title, cukup bijak menurutku. Karena suara Rossa menyanyikan kedua lagu tadi sudah sangat cukup mewakili filmnya. Emmm, sadar atau enggak, backsound dibagian sepertiga akhir film ini, adalah lagu-lagu nasional yang disusun sedemikian rupa, bisa jadi backsound yang indah dan memanjakan telinga. *Okey, sebelum kamu bosan denger penjelasanku tentang divisi ini yang kelewat antusias, marilah kita akhiri saja* --

Well guys, terlepas dari semua berita kontroversial film ini diluar sana, aku yakin dan kamu pasti setuju, bahwa film ini media mengingat dan belajar tentang sejarah merdekanya negara ini, dan menontonnya dalam sebuah film itu menyenangkan bukan? Apalagi untuk yang malas membaca, ini bisa jadi alternatif. Menurutku, meskipun disini juga diceritakan tentang sisi lain Soekarno (yang membuktikan bahwa beliau juga manusia biasa) tidak akan mengurangi rasa cinta kita terhadapnya. Justru sebaliknya, disini kita jadi tau perjuangan dan pengorbanan beliau. Bagaimana rasa nasionalisme anak muda jaman sekarang bisa tumbuh, kalau pengenalan dasarnya kurang? Film bisa jadi media ‘terkeren’ bagi mereka yang muda dan kurang peduli untuk memulai nasionalismenya. Buat anak muda negeri ini mencintai negerinya, kalau sudah cinta, mereka pasti akan melakukan apa saja untuk memajukan negerinya, bukan begitu Readers? :)

Hmmm, semoga tulisan ini bermanfaat buatmu ya Readers. Dan sekarang aku lagi mempersiapkan diri untuk movie marathon minggu ke 3. Ehehe, semoga makin banyak temen nonton biar rame juga :D
Besok mau camping, doain aku bawa banyak oleh oleh buat kamu ya Readers :)
*pelukciumsatusatu*


“Jika kita bukan pemimpin yang baik, biarlah sejarah yang membersihkan nama kita” – Soekarno
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri" – Soekarno

Kalau baca kutipan-kutipan itu, masih yakin bisa menghindari kharismanya Soekarno? Think again. :)

Nah ini Readers, 'Indonesia Pusaka' versi Rossa :)



Kalau yang ini, 'Syukur' versi Rossa :)