Uhm.
Selamat
malam, Readers.
Rasanya lama
tak menyapa anda. Okey well, postingan kali ini aku pengen agak santai, atau
bahasa gaulnya “woles” hehe. Pengen nulis cerita yang manusiawi kali ini. Gak
bisa nge-joke sih, tapi ya, nikmati aja ya :D
Nge-date. Jomblo.
Dua hal yang
lumayan gak bersinergi. Kalau kamu masih jomblo, semua acara kencanmu belum
layak disebut nge-date. Namun sebaliknya, momen quality time sama pacar
meskipun nggak sedang dalam agenda kencan, bisa disebut dengan nge-date.
Okey.
Pertama, sekarang aku sedang jomblo (masih berat ngomong ini, hssh)
Well, aku
lebih terima nasib kali ini. Jadi jomblo haha. Disini aku nggak akan cerita
gimana suka dukanya, kamu pasti lebih tau girls. Tapi gimana caranya
membahagiakan diri sendiri secara mandiri. Bisa kok, bisa. Kayak aku, bahkan
aku sudah nge-date tiga kali ini, haha.
Sabtu malam,
sama Dona
Dona, dia
sahabatku waktu kelas dua smp dulu. Dia adalah sahabat pertamaku yang beda
agama sama aku. Tapi dia cukup “open minded” soal agama. Dan kami bersahabat
cukup baik. Lama banget sejak lulus smp, aku nggak pernah ketemu Dona. Dan
beberapa bulan lalu, aku memutuskan untuk ketemuan sama dia setelah sekian
lama. Oh ya, gara garanya itu, aku ketemu dia di twitter. Okey, janjian. Dan
sabtu itu, ketemuan di Royal.
Gak ketemu
dia tiga tahun-an itu, lumayan “pangling”. Dia tambah cantik, tambah
gemuk(tanda bahagia, haha), tambah sibuk (dia termasuk cewek yang hardworker).
Tapi tetep, dari dulu matanya kayak kurang tidur. Over all, aku pangling.
Malam itu,
rencananya aku pengen nonton film perahu kertas part 2, tapi karena udah nggak
diputer lagi, jadi akhirnya nonton skyfall. Habis nonton, sesuai rencanaku aku
pengen ngonix sama Dona, buat kenang-kenangan. Oh ya, tahun depan, Dona juga
mau pindah ke Jogja, mau kuliah di ISI juga, uhm. ISI lagi. Makin banyak
sahabatku yang kau culik ya SI. Hmm. But, okelah. Bahagiakan mereka ya SI.
Doaku, semoga Dona bisa lolos tahun depan. Amin.
Terus
pulang. Malam itu, untuk pertama kalinya aku pulang malem sendirian, setelah sekian
lama, aku nggak pernah gitu. Rasanya canggung sama angin malam, lampu- lampu
kota Surabaya, gelap, dan dingin. Dengan hati sedikit sedih, aku tetep menembus
malam, walaupun sampai rumah, dengan mata basah.
Jumat malam,
sama Rizka
Kalo yang
ini gara gara film breaking dawn yang lagi ngehits banget dikalangan anak muda.
Belum disebut anak muda kalo belum nonton film yang satu ini. Pas itu aku
nonton di PTC (mall penuh kenangan, haha)
Sesuai
dengan jadwal di website 21cine****.com aku bisa ngeburu nonton yang jadwalnya
jam 17.15. dari parkiran dan kebelet lari lari ke XXI buat pesen tiket takut
telat, dan sampainya disana, eh, telat. Jediar. Dan nunggu sampai jam
19.00. Masi ada dua jam-an. Pas itu aku
ngajak Rizka buat beli eskrim A&W, yang udah aku rencanain dari rumah.
Beli eskrim
dua. Terus disitu ada Mas Darma (mas fotorgrafer yang kebetulan kerja di
A&W) “Mau gratis satu?” Mas Darma nawarin.
“Kalau boleh
ya gapapa” jawabku sumringah.
Aku kira
cuma bercanda, eh ternyata diambilin beneran. Aku langsung senyum senyum gak
karuan. Aku suka eskrimnya, kangen, dan dikasih dua (mungkin A&W lagi promo
pas itu, haha) gak peduli, pokoknya dapet dua. Makannya kayak kecil, diliatin
anak kecil kecil yang makan disitu. Mungkin dalam hati mereka, “Ya ampun mbak ini,
makan eskrim kanan kiri, kalah aku” haha. Biasanya aku makan satu aja, udah
belepotan semua, eskrim A&W emang cepet leleh. Nah ini, dua. Kanan kiri
kanan kiri. Sampai nge-poll, okey aku
nyerah, dan minta bantuan RIzka buat ngabisin eskrim ku. Makasi.
Terus kita
nonton, uhm. Filmnya bikin galau, ahaha bercanda. Terus pulang.
Gak
disangka, pas jalan dari XXI sampai keparkiran PTC, tiba tiba flashbacknya
keluar semua. Semuanya muncul, senyum itu, langkah itu. Sambil ada lagu A
thousand years yang masih ketinggalan di telinga, ya ya mungkin ini efek
endingnya film breaking dawn bagian ending. Yang pas bella munculin
flashbacknya kenangan sama Edward, apapun itu, aku merasa terlalu dramatis aja,
hiks. Udah gitu, pas udah sampai luar, jalanan basah, dan masih gerimis.
Kali ini aku
udah gak takut lagi pulang malem sendirian. Mungkin jadi lebih terbiasa. Tapi
sepanjang perjalanan, fikiranku ngalor ngidul, okey, malam ini cukup dramatis.
Sabtu malam,
sama Fitri
Ini rencana
tak terencana sebenernya. Hari itu Fitri nginep dirumahku. Tanpa misi sih, Cuma
pengen main aja, dan mengunjungi rumahnya yang dikontrakin disini. Sampai rumah
sore. Nyantai nyantai dulu, sambil nunjukin karya karya pas SMK. Udah gitu
karaokean dirumah. Mungkin Fitri jadi
tau, kenapa aku nggak pernah pergi ke tempat karaokean, ya ya, bahkan dari
kecil, aku punya kamar, punya ruang yang lebih nyaman dari studio karaokean
manapun.
Malemnya,
aku ngajak dia ke SBD. Mini mall deket rumah, yang cukup membuat penasaran
orang, haha. Habis gitu cari makan, eh terus gerimis. Fitri ber-ide buat balik
pulang aja, tapi aku tetep ngotot makan dulu. Sampailah kita ke warung nasi
bebek, dengan sedikit basah. Pesen makanan, dan hujannya tambah deres, ada
anginnya juga. Namanya makan di warung pinggir jalan, ini resikonya, makan pake
vitamin air hujan. Haha. Padahal kita udah di dalem warung yang atasnya ada
terpalnya. Tapi ya namanya hujan angin, jadi tetep aja kecipratan air, hmm.
Mengenaskan. Haha. Tapi gapapalah biar ada ceritanya :D
Nge-date sama mereka, memang benar bisa membuat aku tersenyum, tertawa. Namun akan tetap beda rasanya, jika itu denganmu. Beda, sangat beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Share yukk :))