Selasa, 25 Agustus 2015

Topeng




Dua orang, tiga orang, empat orang, banyak orang bertemu
Tersenyum, saling tersenyum
Ada senyuman yang memang senyuman, ada senyuman sebagai pelengkap suasana
Ada yang memang suka tersenyum, ada yang hanya pura-pura tersenyum

Dua orang, tiga orang, empat orang, banyak orang berbicara
Mendengarkan, saling mendengarkan
Ada yang memang mendengarkan karena kagum, ada yang hanya mendengarkan sebagai pelengkap suasana
Ada yang mendengarkan karena ingin, ada yang mendengarkan, namun tidak benar-benar peduli.

Sering ku jumpai, namun aku hanya mampu melihatnya saja
Karena mungkin saja, topengku yang paling tebal diantara mereka
Mungkin saja, barangkali aku sudah memberitahumu bahwa hal sederhana yang dirindukan dibumi ini sebenarnya hanya satu, kejujuran.
Kejujuran yang kata orang pahit, menyakitkan. Hmmm drama sekali terdengarnya, tapi memang benar.
Ada yang selamanya memakai topeng itu, ada yang ingin melepas namun tak bisa, ada yang tidak ingin memakainya karena lelah.

Akan tiba saatnya, seorang yang lelah, percaya dengan seseorang lain.
Bukan untuk menjadi tempat melepas topeng lalu memakainya kembali,
Namun menjadi alasan bahwa topeng sebagus apapun tidak menarik perhatiannya
Dan Aku yang hanyalah Aku, yang diingintahuinya.

Barangkali Aku dan setiap orang yang tadi kusebut itu sama,
Lalu mengapakah kita tidak berlomba mencoba untuk melepasnya dari sekarang?
Hmmm, tapi mau bagaimana bila topengmu sebagus itu, sesempurna itu.
Kau membuatnya dengan susah payah, akan lebih susah melepasnya.
Aku juga membuatnya dengan susah namun tidak payah, hanya mungkin kini aku lelah
Karena topengku nyatanya tidak setangguh itu.




Sekotak Susu





Barangkali setiap benda punya ceritanya, ini adalah ceritaku bersama sekotak susu cokelat yang biasa kuminum. Ku bawa kemanapun, agar dahaga dan laparku hilang. Terkadang meminumnya karena malas mengunyah. Terkadang meminumnya karena sedang ingin saja. Terkadang meminumnya jika sedang rindu.

Cerita ini tentu berbeda dengan cerita biskuit cokelat, cerita sekotak susu cokelat ini hanya sebentar, sedikit saja. Namun mampu membuatku lupa sukaku dengan biskuit cokelat yang rasanya kini berbeda, tidak sepeti dulu. Sekotak susu cokelat tetap sama, manis. Manis dan mengenyangkan. Manis dan menyenangkan. Meski kisahnya saja yang ku punya.

Bukankah ini sudah lama sekali?
Namun setiap ku meminumnya, senyum ini tidak terelakkan. Entah mengapa bisa begitu.
Mungkin reaksi indera perasa yang merasakan “manis” :)

Bahagia selalu ya, :)
Ku cukupkan cerita ini. :)

Untukmu yang terlalu singkat,terima kasih dari hati :)


Mini Review Battle Of Surabaya





Well guys, yang sudah lama ditunggu akhirnya tayang juga. Yaps setelah ditunggu-tunggu tiga tahun lamanya, akhirnya film animasi pertama karya anak Indonesia, Battle Of Surabaya tayang di bioskop seluruh Indonesia. Yes, film animasi :)

Sebenernya mau flashback sedikit, dulu seingatku di Indonesia ada film animasi “Meraih Mimpi” yang di dubbing-in sama Gita Gutawa dan Giring Nidji, namun ternyata yang pure buatan anak Indonesia dalam segala aspek, ya film ini B.O.S. Okey, next. 

Karena begitu exited pengen nonton, jadinya sejak dapet info film ini tayang langsung disegerakan nonton, you must did it too hehe. Karena gak bakalan nyesel, menurutku film ini sudah tidak se-biasa itu. (biasanya film animasi Indonesia (serial animasi yang tayang di tivi, dari segi cerita kurang greget). Yuk diulas satu-satu. (diulasnya ala ala ya ini ehehehe)

Dari segi animasi, sejujurnya scene-scene dalam film ini terasa banget bernuansa kartun jepang. Kayak naruto, avatar the legend of aang, captain tsubatsa. (ini aku berusaha hanya menikmati filmnya saja tanpa berusaha mengingat gimana kudu telatennya animators yang bikin ini, karena aku ga bisa bayangin gimana susahnya gambar 25 fps) dan ini mungkin karena ngerasa familiar sama suara dubber karakter Musa, hehe.

Dari segi cerita, dua jempol untuk film ini. Sampai bertanya-tanya, ini yang nulis naskahnya siapa. Aku rasa 60% dialognya ini mengandung makna, yang garis besarnya memang “Tidak ada kemenangan dalam peperangan.” Dan banyak lagi kata-kata yang bisa dikutip, apalagi dialog-dialognya Yumna (karakter favoritku di film ini), yang beberapa kali bikin aku merinding. Dan film ini juga karakternya kuat-kuat. Latar belakang tokoh yang berbeda-beda bisa aku mengerti dengan baik (tanpa ngerasa bingung). Pesan filmnya sampai, dan… my tears are falling. Suka juga sama alurnya yang kalau digambar di grafik itu bakalan naik turun. Awalnya sedih terus dibikin jatuh cinta terus sedih lagi eh tapi terus lucu sampai ketawa ngakak terus ada tegang-tegangnya terus sedih lagi terus agak tenang..and the ending.. aku ngerasa klimaks banget, karena ujung film ini bikin aku nangis se-abis abisnya. Hhhhaaahiks. (nangis gegara film animasi gapapa kan ya? Biasanya adegan bikin aku nangis-nangisan cuma pas nonton drama korea hehe) eh tapi jangan salah, bahkan mas-mas yang duduk disebelahku (gatau siapa) pas adegan Tuan Yoshimura meninggal aja udah mewek, ternyata ada yang lebih muellow nonton film drama beginian daripada aku, kataku dalam hati. Hahahahiks.

Dari segi soundtrack, lumayan menurutku. Karena mampu ngebawa suasana filmnya, bisa membuat mood naik turun. Dan suara dubber, especially Maudy Ayunda, masuk banget ke karakternya. Great job! Reza nya juga hehe. Dan yang nge-dubberin tentara Inggris yang ngejar Musa. Itu keren banget suaranya. Sampai masih inget dialognya..”Well done Musa, see you again my friend.” (maaf kalau salah) itu salah satu bagian favoritku hehe.

Dan entah kenapa, aku pengen nonton ini lagi hehe. Rasanya kurang kalau nonton sekali. Hehe. Oh ya, dan yang lumayan bikin seneng adalah bioskopnya nggak sepi. (pernah banget soalnya kebioskop isinya cuma 20 orang se-theater gegara yang diputer film Indonesia) dan ini nunjukin kalau masyarakat tertarik dan respect sama film animasi buatan negeri sendiri :)

Salut sama animators-nya! Amikom Yogyakarta yang logonya diawal bikin bangga banget, You did well!! Ga rugi nungguin lama, tapi memang jadinya bagus. Dan sekarang juga jadi tau, kenapa Walt Disney mau ngebeli ini. Jadi tau sejarah Surabaya, jadi tau kalau bikin film animasi itu butuh waktu lama, jadi tau “There is no glory in war” :)

Let’s check it to the cinema, guys. Don’t forget bring the tissue buat cewecewe yang suka mewe. Hehe.

Thanks for Read, Goodreaders!