Kamis, 24 Oktober 2013

Berdoa, Mendoakan :')


Jam sebelas malam, diatas kasur - dengan rambut yang sedikit berantakan.

(sigh)
Entah ini semacam tulisan apa, aku hanya seperti seorang vampire yang haus darah. Ah serem amit, bukan bukan, aku haus dimotivasi. Sampai kefikiran, daripada fikiran idle dan lempeng gini, mending ngerasa dijatuhin, dikritik sampai sakit, terus jadi punya tekad lebih buat ngasih pembuktian ucapan ucapan sinis *wushhh ngomong apa ini -___-*

Dua bulan ini sedang berkejar kejaran dengan deadline lomba yang tiba tiba dateng kayak hujan. Awalnya satu, terus keroyokan. Ada jarak sih, tapi deket deket. Terus jadi semacam punya fikiran manusia macam apa aku ini? Kemarin minta apa, sekarang giliran udah dikabulin bilangnya apa. Maaf, Allah, I love you :'*

Mungkin ini ungkapan gugup dan grogiku, ya, terhitung ini tahun pertama aku ikut lomba lomba semacam ini. Deg-degan, tetapi melangkah terus. GoodReaders, mohon doanya ya, dua laguku akhir bulan ini pengumuman pemenang, doain jadi lagu terbaik dimasing masing lomba ya, amin :')

Oh ya GoodReaders, ada dua lagu lagi yang sedang dalam pengerjaan dan dikejar deathline, mohon doanya ya, agar selesai tepat waktu dan hasilnya bagus, dan bisa jadi lagu terbaik di masing masing lomba juga ya, amin :')

Satu lagi GoodReaders, ada dua lagu soundtrack yang sudah dikirim, mohon doanya ya GoodReaders, semoga nge-blend sama filmnya dan semoga ditempel juga difilmnya, amin :')

Maaf GoodReaders, postingan ini jadi semacam kayak pengajian gini banyak doanya -___-
Bismillah, Aku tau doaku banyak, mungkin kebanyakan ya? Tenang, Allah Maha Mendengar semua doa :')
Doakan aku ya,doakan :')

Ada satu kutipan yang aku suka tentang "Mendoakan"..

"Aku akan memaksa Tuhan agar mengabulkan keinginanku."
"Memaksa?"
"Kalau tak bisa diminta secara baik baik, aku akan memaksanya!"
"Bagaimana cara memaksa Tuhan?"
"Aku akan memintamu mendoakanku, seperti akan kuminta puluhan lain mendoakanku.-- Bersama puluhan orang itu, aku akan mengarak doaku untuk menggetarkan langit dan memaksa malaikat untuk membuka pintu Arasy. Di sanalah para malaikat akan melihat gumpalan gumpalan doa kitaberubah menjelma menjadi gelombang cahaya yang demikian besar sehingga membuat mereka silau dan gemetar. Sehingga tatkala gelombang itu sampai dihadapan mereka, mereka tak punya pilihan lain selain membukakan pintu langit dan mengantarkannya ke hadapan Tuhan. Dan Tuhan Yang Maha Mengabulkan Semua Doa yang Sampai di HadapanNya, tak bisa lagi menolaknya!"

-- 'Keinginan', Perjalanan Rasa, Fahd Djibran :')


Semoga akan ada banyak kabar baik, amin :')
Nanti aku kabarin lagi ya GoodReaders :')
Masih dengan rasa gugup menderu, Bismillahirrahmanirrahim :')



 


Minggu, 20 Oktober 2013

Gadis Yang Menunggu :')





Ada seorang gadis, yang bisanya cuma menunggu
Di balik pintu rumahnya, hanya diam
Takut melangkah, karena takut terjatuh
Dan dia, sendirian

Padahal dia tak pernah tau
Apa yang ditunggunya akan datang atau tidak
Dia terus menunggu
Di dalam keresahan, dia berfikir
Mungkin yang dilakukannya selama ini itu akan sia sia
Entahlah, dia tidak pernah tau

Lalu dia memberanikan diri untuk pergi
Di luar dia merasakan hujan, lalu melihat pelangi
Malamnya ada bulan, ada bintang
Dia sadar, selama ini ternyata dia tidak pernah sendirian
Ada mereka, yang selalu menemani hari harinya

Keesokan harinya, dia berjalan berkeliling taman
Menikmati hari kebebasannya
Dan berharap, akan ada seseorang yang menyapanya
Dia tersenyum, walaupun senyumannya hampa

Dia terus berjalan, dan, dia melihatnya
Satu senyum yang berhasil mengisi kehampaan senyumannya
Dari situ dia sadar bahwa dia memang tidak seharusnya menunggu
Karena dia bisa, menemukannya..

Dari kisah itu, ada satu hal yang penting
Bahwa ketakutan tidak akan membawa kebebasan untuk kita
Dan menunggu, tidak akan membuat kita menemukan sesuatu yang kita cari

Dan ada beberapa hal yang harus kita pahami bahwa,
"Tuhan, tidak akan pernah membiarkan kita sendirian.."

:') 



The End -






Sabtu, 19 Oktober 2013

Perayaan Kecil si Good Day :)




Well, setelah kira kira setahunan blog ini dirilis, maka izinkanlah aku untuk sedikit memberi perayaan kecil diusia blogku yang bisa dibilang masih bayi ini. Ibaratnya kalau bayi itu lagi belajar jalan diumur setahun ini. Begitupun blog ini, masih terus belajar berjalan sebelum bisa berlari, dan terjatuh sebelum bisa berlari setelah bangkit, hingga akhirnya berlari melompat tanpa terjatuh.

Nggak banyak keinginan macem macem sih buat blog ini, karena disini aku hanya ingin membagi sedikit cerita hidup yang aku punya, pemikiran, dialog kehidupan dan impian impian kecil yang masih banyak kusimpan sendiri. Disini tempat aku membagi semua, tempatku merasa nyaman menulis tanpa takut salah, dimana aku merasa didengar, dan dimana aku bebas mengekspresikan diri. Dengan harapan kecil, bahwa beberapa ceritaku ini bisa jadi inspirasi, emmm tapi kalau jadi inspirasi buat orang lain terlalu muluk, yaa jadiin dongeng pengantar tidur juga gapapa, atau buat bacaan pas waktu luang? Atau mungkin lebih ke yang terpaksa baca tulisan tulisan di blog ini karena nyasar -___- , okey apapun itu, aku berterimakasih buat GoodReaders yang udah sedia ngeluangin waktu untuk baca disini.

Sebenernya aku belum paham betul cara pake blog yang bener. Gak tau yang udah baca blog ini siapa aja, dan dimana aja. Gak nyangka juga diumur setahun ini blog ini udah dibaca 7 ribu kali. Gimana cara mainnya coba? Okey, itu bukan masalah karena disini niatku memang cuma ingin berbagi,  seperti menulis buku diary, dan kalian bebas membacanya :)

Okey, setelah kata sambutan ulang tahun kecil kecilan tadi, sekarang ijinkan aku untuk menjelaskan asal usul nama Your Good Day’s Story menjadi judul yang aku pilih. Let’s see..

Jujur aja, awal pertama aku nge-blog setahun lalu itu gara gara aku dilanda semacam badai galau luar angkasa yang cukup menguras segala emosi dan melelahkan. *dan kenapa mendramatis gini, wusshh--* Kata orang, menulis adalah terapi jiwa yang sedang terguncang biar sembuh dan aku memilihnya. Sebelum punya blog, dulu aku sempet punya tumblr, tapi cukup terbengkalai dan sudah usang, jadi aku memutuskan untuk memulai lagi di blog ini. Kata orang juga, emmm kataku sih, kondisi ideal untuk menulis dengan ribuan kosakata memilukan dan menusuk hati itu dikala kita sedang galau banget, sakit banget, sedih banget, tapi tidak dengan pas seneng banget. Dan harus pake ‘banget’, itu sangat ngefek buat kecepatan tangan mengetik segala isi kepala yang rasanya mau pecah. Dan kenapa pas lagi seneng banget biasanya penulis akan lebih sedikit menulis? Karena hatinya kosong, semua yang mengganjal sudah terluap. Semua kata sudah terwakili dengan senyum, sedangkan airmata bisa sangat panjang bila diuraikan per nanoliternya, hmmm.. (kenapa jadi dibikin rumit gini -___-)

Kedua, mungkin sebagian kamu ada yang bilang atau kefikiran begini, “Your Good Day? Merk kopi?”. Bukan bukan sama sekali bukan. Sewaktu dulu aku menganggap bahwa blog yang keren itu adalah blog yang punya tema. Temanya menarik dan identik. Dan gak bawa bawa nama diri. Berbanding terbalik sama anggapanku sekarang, bahwa, yaa, kalau blogku pakai namaku mungkin akan lebih keren. Masih mungkin sih, karena nyatanya aku masih nyatu banget pake nama ini buat blogku. Your Good Day kalau diartikan dalam bahasa Indonesia artinya Hari Baikmu. Dan ya, Hari Baikmu adalah lagu pertamaku yang direcording di studio rekaman. Dan Alhamdulillah responnya sangat positif kala itu. Dan sampai sekarang, aku masih merasakan hawa positif lagu itu, meskipun mungkin bukan masanya lagi :’). Aku juga masih ingat betul bagaimana dan apa yang aku rasakan ketika menyanyikannya, dan diwaktu lain aku mendengarkannya. Satu lagu ajaib dari Tuhan, yang bahkan menjadi pengingat untuk diriku sendiri bahwa semua hal bisa dijalani dengan mudah dengan ketulusan :’). Dan harapannya cerita ceritaku disini nantinya bisa seperti itu juga, akan banyak hari hari baik lainnya yang akan datang dan akan ku bagi lagi denganmu GoodReaders, begitupun kamu, semoga kamu akan sering bertemu dengan Hari Baikmu ya, amin. :’)

Ketiga, blog ini semacam peninggalan harta karun untuk anak cucuku kelak. Agar mereka mudah mencari dan mengenaliku. Aku ingin meninggalkan jejak hari hariku sekarang ini disini, untuk pengingat rasa, masa, sebelum semuanya benar benar kadaluarsa. Buat GoodReaders yang pelupa, rajinlah menulis juga, ini akan membantumu *cling* ;) *ala iklan pembersih porselen*

Yups, aku harus mengakui bahwa tulisan ini random sekali. Aku hanya ingin membuat perayaan kecil, dengan sambutan sambutan dan musik hip hop bervolume sedang. Semoga panjang umur ya Blog unyu tercinta :*
Keep smiling, keep shinning :D (emmm kayak lagu apa gitu ya… hehe..)

Terakhir, ada satu quote asli Your Good Day’s Story ..

“Ketika semua hal bisa dibeli, masih ada satu yang tak terbeli, ketulusan.”

My Good Day’s Story, It’s Yours Too :D

Minggu, 13 Oktober 2013

Tuhan Tau


Mungkin ini semacam surat untuk Tuhan, bukan surat kecil, ini lebih kecil lagi..

Aku bukan manusia yang religius
Sepertinya aku lebih tampak seperti itu
Tuhan Maha Tau, dan itu cukup melegakan

Aku pernah merasa bahwa Tuhan itu tidak adil
Begitu mudah mengabulkan doa doa yang lain, doaku?
Tuhan Maha Adil, dan itu cukup melegakan

Aku sering mengumpati Tuhan, maaf, aku hanya manusia tak sempurna
Yang kadang menerka, dosa dosaku akan terlunasi dengan apa?
Tuhan Maha Pemaaf, dan itu cukup melegakan

Aku terkadang merasa sendirian, bahkan diantara kerumunan yang membuatku pusing
Dan sekarang aku benar benar sendirian, tanpa seorangpun.
Lalu datang hujan, pelangi, bulan sabit, dan bintang bintang di langit.
Barangkali, itu isyarat Tuhan
Tuhan Itu Ada, Dia bisa menjadi seorang teman, melalui apa yang Dia cipta.
Dia tak pernah membiarkanku sendirian, dan itu cukup membuat senyumku ini

Kini, Tuhan semakin dekat.
Sampai sampai aku takut menanyaiNya,
Dia menjawab semua tanyaku lewat isyarat isyarat yang kadang ku jadikan taruhan
Menunjukkan kepadaku, bahwa Dia tak pernah melewatkan setiap doa, setiap tanya
Tuhan Maha Mendengar, dan itu cukup nyata kurasakan

Dan dari semua yang ku jalani, bukankah ada sebuah isyarat dariNya untukku? Untuk kita semua?
Sebuah dialog tak terucap dariNya?
"Tuhan Maha Penyayang, Tuhan Menyayangiku,"
Dia tak perlu berkata,
Dia punya cara yang lebih indah dari yang terkira
:')



- di sebuah pagi yang haru, dan Tuhan pasti tau :')





Rabu, 09 Oktober 2013

Bunda, Aku Sudah Besar


"Harta itu, semakin besar, semakin mahal, semakin lelah kamu menjaganya. Tapi yang namanya ilmu, semakin dalam, semakin luas, semakin kuat, dia yang akan menjaga kamu" - Air Mata Terakhir Bunda




Bumi, 9 Oktober 2013 – Cito, perbatasan Surabaya-Sidoarjo


Semacam kerinduan dengan hal gila, hari ini, aku pergi jalan jalan sendirian, eh bukan, pergi nonton film sendirian. Seingatku, dulu aku juga pernah melakukan hal gila, dua tahunan lalu, padahal aku sempat berjanji untuk tidak melakukannya lagi, tapi maaf, aku mengingkarinya sendiri karena aku tidak ingin ada yang menangis. *dialog film tadi* hehe, wushh lanjut.

Berawal dari chat seorang teman yang jarang memberiku kabar, dan kemudian dia menyapaku lalu tidak menanyai kabarku. Menyapa, hanya untuk memastikan aku masih hidup dan tertarik dengan hal-hal. Memastikan, bahwa sudahkah aku menonton film terbaru dan berkualitas? Dan bukan malah memastikan kabarku baik baik saja atau tidak. Menyebalkan, tiba tiba seolah memarahiku pagi pagi karena aku belum menonton film yang bahkan aku nggak tau kalau film itu lagi main di bioskop. Sejujurnya, aku suka menonton film, terutama di bioskop. Tapi aku nggak terbiasa pergi nonton tanpa teman, sedangkan nggak semua orang suka nonton film dengan selera yang selalu sama. Itu. Dan hari ini, entah semacam merasa seperti ada dialog tersirat “Kudet banget sih kamu, film yang deket bikinnya aja kamu nggak tau. Film karya anak bangsa sendiri kamu malah nggak tau. Gimana perfilman Indonesia bisa maju, kalau orang orang kayak kamu nggak ada antusias nonton film buatan anak negeri?” seperti tersirat begitu, tapi beneran, aku nggak tau film ini. Dan biar tau, hari ini aku nonton filmnya. “Airmata Terakhir Bunda”. Sebenernya aku mau nonton film ini senin depan sambil liburan, dan karena ada fikiran sinis semacam ini, *sebelumnya maaf, bukan bermaksud apapun* “Film Indonesia? Drama kehidupan? Judulnya apa kok nggak tau? Iklannya nggak gencar ya? Per-shift tayang cuma 20an orang yang nonton? Mau tahan berapa hari di bioskop?”. Wushhh- well aku memutuskan buat ngeluangin waktuku sore ini, sebelum fikiran enggak enggakku yang tadi semakin menjadi jadi sinisnya. Dan belum selesai sampai disitu, awalnya aku mau nonton di PTC aja, lumayan deket rumah, ternyata setelah dicek, filmya cuma tayang di cito21,delta21,tunjungan21. Tiga studio kecil, tiga studio minoritas, tiga studio yang jauh dari rumah.

Setelah memikirkan alokasi waktu dan jarak dari tempat kerja dan waktu pulang kerumah setelahnya, akhirnya aku milih cito21. Dan ada semacam tragedi kecil. Dalam rute yang benar, aku bisa sampai 20-25 menit ke cito. Pulang jam 16.30 dan filmnya tayang 17.05, masih keburu. Tapi tadi, aku melewati rute yang salah alias nyasar. *FYI, sebenernya Aku jarang banget nyasar* . Dari Karah harusnya aku lurus aja, dan bukan belok kanan. Tapi karena sudah terlanjur, dan tadi aku memang milih belok, jadinya aku jalan terus aja dan nggak puter balik. “Setiap jalan pasti ada ujungnya. Setelah bertemu dengan jalan yang lebih besar, kamu telah berada di jalan utama, tempat semua lewat. Tetap berjalan diarah yang sama, meskipun nyatanya memang lebih jauh, namun yang terpenting kamu tetap akan sampai di tujuan, meski dengan sela waktu berbeda.” – puisinya orang nyasar ini -___-. Tapi ini beneran, tadi yang aku fikirin kayak gitu, jalanan yang sama sekali aku nggak tau (awalnya) aku tetep jalan aja terus sampai ketemu jalan utama. Dan ya ya, aku nyasarnya kejauhan ternyata :’). Well meskipun salah rute, Aku berhasil sampai di 21, jam 17.10. telat 5 menit doang, *berasa jadi pembalap- tapi nyasar* hehe.

Okey, sekarang kita bahas filmnya. *ini dari sudut pandang penikmat film ya, bukan pengamat film*. Film “Airmata Terakhir Bunda”, ber-setting di Sidoarjo tahun 90an, disutradarai Endri Pelita. Ceritanya cukup Indonesia, dengan latar belakang keluarga yang kekurangan, punya mimpi besar, dan berakhir dengan mimpinya terwujud. Klise. Tapi bukan itu highlightnya, sesuai dengan judulnya, sangat jelas bahwa tokoh utama difilm ini adalah seorang Ibu, dengan paradigma dan pemikiran kerasnya dalam mendidik anaknya untuk menjadi anak yang terbaik. Ibu kuat dan tangguh, yang berusaha keras memenuhi kebutuhan anaknya, tegar, tegas namun penuh kasih sayang. Banyak scene yang cukup jelas menggambarkan Ibu disini setegar apa, dan sesejati itulah dia menjadi Ibu. Kedua, mungkin ada beberapa hal yang tidak sengaja aku tangkap, penggunaan bahasa daerah yang nggak ada subtitle bahasa Indonesianya. Aku nggak tau juga sih, di kota lain dikasih subtitle apa enggak. Karena aku orang jawa sini, jadi aku sangat familiar dengan dialog dialognya, tapi kalau ini ditayangin di seluruh Indonesia dan tanpa subtitle, mungkin kalau aku orang Sumatra, aku nggak akan cepet nangkep ceritanya. Ketiga, film ini nggak ada soundtracknya. Itu sayang banget. Aku memang sempet nangis (sedikit) sih memang, tapi cuma sedikit, padahal film model begini paling gampang bikin aku nangis. *orang mellow-an soalnya* kalau ada soundtracknya, bisa nginget nginget gambar difilmnya sendiri pas lagunya diputer. Walhasil, filmnya akan lebih nge-jleb nantinya, menurutku. Keempat. Aku terkesan banget sama pemeran ‘Delta kecil’. Kenapa? Karena cuma dia, dari sekian pemain, yang berhasil bikin aku terharu, bahkan sampai tulisan ini diposting :’). Aktor masa depan ini, hehe. Cool !!. Kelima. Yang menarik adalah film ini juga mengenalkan tentang seni budaya orang Sidoarjo *jarang banget ada film ada unsur edukasi begini* dan karena settingnya di Sidoarjo jadi ngerasa ada kedekatan pas menonton filmnya. *bukan yang lain lain loh ya hehe*. Ada kampus ITS juga loh, pasti kalau kamu mahasiswa ITS jadi ikutan terharu pas Delta bilang "Aku diterima di ITS" :')

Terlepas dari hal gila, hari ini aku berhasil membuktikan bahwa, ‘Aku sudah besar’. Aku sering bilang ke teman temanku bahwa jalan jalan ke mall atau kemana mana sendirian itu adalah hal konyol. Apalagi buat orang yang suka nanya dan bahas hal yang gak penting kayak aku. Kalau nggak ada temen ngobrol, terus ngapain jalan jalan sendirian?. Iya, aku sudah besar sekarang. Dan menyadari bahwa, jalan jalan sendirian itu tidak konyol kalau tujuannya jelas. Nggak papa jalan sendiri, yang penting bisa jaga diri. Tips kecil buat kamu Goodreaders cewek yang barangkali *terpaksa/tanpa sengaja* jalan sendiri, tenang jangan panik, teman ada dimana mana. Pastiin tujuanmu jelas. Lewati jalan yang terang dan ramai. Konsentrasi dan hilangkan fikiran negatif. Buat kamu yang penakut, inget, ini kesempatan kamu buat jadi orang paling berani sedunia, berani ngelawan rasa takutmu :)

Sepulangnya di jalan, ada bulan sabit dan satu bintang yang keliatan manis banget kearahku. *anggep aja begitu hehe* dan jalanan Surabaya yang mendadak bebas macet malam ini. Aku sudah besar. Dan aku tau akan ada hal hal yang berubah. Hari ini aku jadi tau, Bakso granat favorit sekarang udah pindah lokasinya, didaerah sama cuma agak ke selatan. Bebek Ijo dengan mengejutkan berganti menjadi kedai entah apa namanya, tapi semoga aja itu cuma sementara *makanan andalan ini :( . Aku juga jadi tau kalau jam 7 malem itu, anak anak kuliah di Unesa itu pada kelaperan dan antri makan disana sini. Buat yang kuliah, jangan lupa makan :) Inget kata Ibu. *masih efek film tadi*. Sebenernya hari ini hari biasa yang aku ubah dan terubah sendiri jalannya biar nggak seperti hari sebelum sebelumnya. Hari biasa yang mendadak bisa dibuat analogi kehidupan. Sederhana. Sesederhana aku memaknai semuanya, bahwa kita semua hidup, untuk mencapai bahagia. Bahagia itu relatif, tergantung bagaimana seseorang mensyukurinya. Atau mungkin hanya sekedar, “Aku bahagia dan beruntung jadi anakmu, Bu” – Airmata Terakhir Bunda.

*ditulis oleh seorang yang awam dan kurang berbakat menjadi kritikus


"Dhan, Secangkir Kopi buatanmu sudah rampung?" 


Selasa, 08 Oktober 2013


Dirumah, mungkin aku yang paling tidak waras, paling tidak bisa diam, paling antusias, paling diluar jalur orang orang rumah. Itu rasanya seperti punya mindset, ingin ini itu, yang tak pernah terfikirkan mereka, lalu menganggapku gila jadi pengkhayal ulung dan mereka hanya diam, tidak menghalangiku, dan  tanpa mendorongku selangkahpun. Pernah? :')
Tapi itu istanaku, istana yang tak pernah benar benar aku ada didalamnya..



Selasa, 01 Oktober 2013

Menembus Batas




Hey perkenalkan, Aku gadis di dalam kotak kaca. Sering melihat lalu lalangmu dari balik sini. Tanpa terlihat yang lain, karena pantulan sinar matahari membuat mata mata itu silau duluan. Aku gadis dalam kotak kaca berbentuk kubus dengan sudut sudut yang sama, tanpa celah, tanpa celah sedikitpun. Sedikitpun saja tak ada celah.

Aku sering melihatimu lalu lalang. Dengan langkah kakimu yang setengah berlari, kesana kemari. Bebas, tanpa batas, dan tanpa sekat sekat. Kamu terlalu sibuk dengan urusanmu. Aku terlalu sibuk mengamatimu setiap kau lewat. Iya, kita sama sama sibuk. Kamu didunia tanpa batas, Aku didunia dengan sekat sekat, didalam sebuah kotak kaca.

Kehidupanku tak akan lebih luas dari kubus kaca ini. Bahkan hanya bisa melihat tanpa menyentuhmu. Hanya bisa mengulurkan tangan sebatas kaca tanpa benar benar bisa menggapaimu. Aku muak hidup dengan sekat sekat ini. Aku ingin kearahmu biasa berjalan. Ke tempat biasa kau berlalu lalang. Aku ingin kau melihatku.
Lihat kearahku esok hari. Aku sudah menyiapkan rencana ini dari dulu. Bantu Aku keluar dari sini, menembus segala batas untuk sekedar menyapamu. Dari luar sana, kumpulkan energi petir saat badai esok hari. Pecahkan kotak kacaku ini, kumohon bantu aku. Aku ingin menembus batas ini, memecahkan segala sekat dan ketakutanku. Aku ingin menembus batasku, berkenalan dengan duniamu, tanpa sekat sekat, tanpa batas. Aku ingin berlari jauh, bukan hanya berputar putar dalam kotakku ini.

“Petirnya sudah siap, Putri..” –