Minggu, 28 April 2013

Melesat




Dorongan udara hilir mudik mendatangi
Kalau yang lain menginginkan jalanan, kamu punya jalan sendiri
Ketika semua terhimpit ruang dan kesempatan,
Kamu punya langit yang kapan saja bisa kau terbangi
 
Melesat,
Secepat itu ku lihat,
Hampir sama dengan kecepatan cahaya yang sampai kesini
Entah daya seperti apa yang kau punya atau dorongan alam
Semuanya cepat dan begitu saja kan?
 
Seluruh elemen bumi mendukungmu,
Serentak semua bersua, bahwa kau adalah seseorang yang mereka cari
Penguasa sebagian bumi, bumi dengan suara
 
Meskipun langit membebaskanmu terbang, kemanapun kau ingin terbang,
Memijaklah bumimu yang dengan segala elemennya mendukungmu
Jangan lupa memijak bumi ya,
Kamu harus berlatih keras tentang ini,
 
Melesat,
Kamu melesat,
Kamu melesat, meskipun aku tak ada
Kamu melesat, sendirian
Semoga langit cukup bersahabat denganmu ya,
Melesatlah ke atas, terus, perlahan,
 
Aku baik baik saja :’)
Aku, akan baik baik saja :’)
Melesatlah (Sat) ,
Aku tau akan ada radar yang hilang,
Aku akan baik baik saja :’)

Copyright? No, It’s Like Copyleft...






Well. Readers, hari ini aku pengen cerita sesuatu, agak serius dikit ya, dikit aja, hehe. Jadi gini, uhm.


Question 1 : “Pernahkah kamu membuat sesuatu? Semacam karya?”

Question 2 : “Kalau pernah, sudahkah kamu mempublish karyamu itu?”

Question 3 : “Karyamu diakui, tapi kamu tidak, apa yang akan kamu lakukan?”

Question 4 : “Karyamu diklaim, diamandemen. Tapi bisa tersebar luas, sedangkan orang orang tidak tau. Menurutmu bagaimana?”



Balik lagi.


Satu.

Aku nggak tau seberapa ngefek tulisanku untuk orang lain. Dan hari ini aku sedikit terbelalak ketika aku tak sengaja membaca status fb temanku disana, dimana statusnya “sama persis” dengan yang pernah aku buat seminggu lalu. Awalnya, aku kira ini hanya kesamaan biasa. Wajar. Dengan rasa penasaran aku iseng buka timelinenya (sebelumnya nggak pernah). Dan semakin terbelalak lagi, setelah baca timelinenya yang isinya, okey, copypaste dengan apa yang pernah aku tulis. Sebentar, sampai sini. Ada perasaan semacam senang, sisanya miris. Mungkin, kata kataku nyentuh hatinya. Dan semacam di retweet ke followersnya kalau anak twitter bilang. Untuk yang satu ini, okey bisa diterima, bisa di tolerir.


Dua.

Semakin baca timelinenya, semakin terbelalak lagi. Pas baca notes facebooknya, yang isinya copy paste dari blog ini. Ceritanya sama. Cuma diedit nama tokoh tokohnya. Dan seakan akan real dia pernah mengalami hal itu. Tulisan tulisanku, di copy, ini dicopy loh bukan re-write. Tentang malam mingguku sama mbak yani, gramedia, fahd jibran, semuanya. Miris kan?


Tiga.

Ini pengalaman pertamaku, jujur. Jadi harap maklum ya . Aku juga suka tulisan tulisan orang, suka mengutip. Iya, mengutip. Ini semacam penghargaan terhadap penulis. Entah yang sudah terkenal, maupun masih abal abal. Bahkan jika kata kata itu keluar dari adikku, aku akan memberi tanda petik dua (‘’..”) dan menyebutkan nama adikku setelahnya. Itu contoh sederhana. Namun bukannya disitu malah yang menjadikan cerita itu menarik? Ah andai dia tau.


Empat.

Kecewa pasti. Ada rasa manusiawi dalam diriku, tentang pengakuan. Ingin diakui. Setiap orang ingin menunjukan dirinya. Dan bagaimana jika karyamu disuka, namun setau mereka karya yang disuka itu bukan karyamu, melainkan karya orang lain? Miris kan? Mungkin dia belum pernah.



Untuk meredam segala rasa yang teraduk aduk ini, aku berdialog dengan seseorang, ya yang ku percaya bisa sedikit meredamnya..


“Kalau kamu punya karya, banyak yang tau, tapi mereka taunya itu karya orang lain, kamu harus gimana?” tanyaku.
“Karya TA disini dibajak orang lain terus dikasetkan dengan nama orang lain, menurutmu gimana?” dia balik bertanya.
“Sakit, seneng sih banyak yang tau, tapi pengakuan itu perlu” jawabku sedikit kesal.
“Hal positifnya suatu karya dibajak karena karya itu bagus dan baik. Mau dibajak sekalipun, kita tetap pengarangnya. Wajar kalau di launching terus dibajak. Yang nggak wajar, belum dilaunching udah dibajak.” jawabnya sedikit menghibur.
“Ceritaku dicopy paste tanpa nyantumin namaku, diedit sekadarnya dan diklaim tulisannya. Gila kan?” 
“Enggak gila. Sebuah karya, tanpa ada nama label dan dishare ke social media, jika ada yang bajak salah siapa?”
“Iya salahku.” – Aku terdiam.



Lanjut.


Copyright.

Maka anggap saja aku adalah penulis  amatiran. Blog ini semacam diary, copyright? Rasanya masih jauh dari rengkuhan. Apa pernah kamu menjumpai, buku diarymu ada copyrightnya? (pengen ketawa) Enggak kan?( mungkin Raditya Dika adalah salah satu yang beruntung). Walaupun aku pengen suatu hari nanti jadi kayak Ipho Santosa. Dia keren, dibukunya ditulis “Copyright? Copy as right” secara tidak langsung dia memperbolehkan orang orang untuk membajak karyanya. Iya, dia penulis gila yang pernah aku tau. Bukunya bukan seperti novel kebanyakan, bukunya tentang motivasi diri. Bagaimana cara menghidupkan engsel engsel potensial hebat dari diri kita untuk menjadikan kita sesuatu. Okey, itu Ipho. Siapa yang tidak kenal dia?

Sedangkan aku? Siapa aku? Okey, aku belum  siapa siapa. Dan aku sangat tau dan menyadari sekali, blog ini belum ada copyrightnya. Mungkin kata kata Ipho tadi cocok buat blog ini, atau mungkin semua blog didunia, yang ada. “Copyright, Copy as Right” – Ipho Santosa.


Jadi mulai sekarang, dengan penuh rasa kesadaran. Kepada pembaca yang ku sayang, blog ini bebas. Silahkan mengutip sesuka hati. Iya, mengutip :) . Aku hanya bisa menghimbau. Tak ada sanksi kalau melanggar kok hehe. Hanya, jadilah generasi pengapresiasi ya Readers :)

*

Google Image


FYI, tentang copyleft, itu lawannya copyright. Kalau copyright itu adalah hak cipta. Copyleft adalah sebaliknya. Semacam semua yang menentang tentang pembatasan dan perlindungan hak cipta, kayak "satu karya, milik semua."(sejujurnya ini mengesalkan kan? tapi ada yang kayak begini loh)  *dapet info dari google hehe


Dan yang terakhir, Readers,


“Karya, sesuatu yang kamu cipta, imaji kan, dan lalu dituangkan. Entah diatas selembar putih, atau yang maya terlihat. Yang kamu tata rapi, atau berserakan disetiap sudut fikirmu dan terkadang lupa kamu susun lagi. Jaga mereka (karyamu), entah kamu siapa siapa ataupun yang belum siapa siapa. Mereka (karyamu) begitu liar berputar berlarian memenuhi setiap jengkal langkah yang mengejutkan. Jaga mereka baik baik ya, mereka berharga. Hingga saatnya nanti, dunia harus tau mereka, dan mereka ada karenamu, karenaNya.”



Mari berkarya guys, show it up, make it up :D

SemangArt ya, Keep it up !! ;)





Look arround,
Everything was change,
The air, wind, trees, shine, child growing up..
Dreams, who still in deep
Wanna do something but too much reason to stopping it
 
My words so random right?
Yeah, perhaps like me..
I wanna feel free, disappear to my own zone where just only me and my everything
Through the limit
Leaving everything who load on me
 
Please understand me, hear me,
I do everything to make you proud with me, (if) you know
Until when?
I have ready know you so and so well right?
I love you, and you know, of course.
Although my love is so random for you.
Still in waiting you back in my deep, Mom.


Rabu, 24 April 2013

M i n o r



"Kunci minor itu untuk lagu sedih..” katanya kepadaku.


Ku temukan minor dalam diriku
Iya minor, sesuatu yang tak dominan
Tak seperti kebanyakan orang, tak seperti yang difikirkan,dilakukan orang
Karena aku minor, dan mereka mungkin, mayor.


Mungkin itulah mengapa, aku sering kau bilang penyimpan kesedihan kesedihan
Karena aku minor, pelambang lagu sedih
Tenang, aku minor sendirian.
Minor itu tidak dominan, tak seperti kebanyakan, sendirian

Dan dari nada nada minor yang ku dengar, terkadang aku mengingatmu
Dimana didalamnya ada syair tentang kesedihan
Kesedihan yang ku simpan seperti katamu
Aku tak sepenuhnya, aku tidak sedih.



Aku unsur minormu, bagian dari lagu sedih yang kadang kau mainkan, kau nyanyikan…

Sabtu, 13 April 2013

Sabtu Malam



Kita, bukan sepasang kekasih dengan sabtu malam
Melewatkan setiap sabtu malam dengan kerinduan kerinduan


Aku ingat satu sabtu malam
Dimana kita menyusuri jalanan kota ini bersama
Menikmati hentakan dari pertunjukan musik yang kita lihat
Dengan canda tawa lepas
Dan malam semakin malam
Bersama rintik hujan yang turun mendinginkan kita
Kamu sedikit menggigil. Aku kira ini air hujan,
Bukan, kala itu kau mengkhawatirkan sesuatu,
Aku tau kau gelisah, aku lebih gelisah
Namun biarlah hari ini bahagia saja,
Hapus gelisahmu, jangan khawatir, jangan takut
Aku disini, disampingmu


Kita, bukan sepasang kekasih dengan sabtu malam
Menghabiskan menit menitnya dengan doa, agar terus bersama


Aku ingat satu sabtu malam
Dimana kita menyusuri jalanan kota(mu) bersama
Menikmati sahaja dan teduh suasana kota(mu)
Dengan dialog dialog yang tertahan tak terucap
Aku terlarut haru
Sejauh ini kakiku melangkah mengikuti naluri a
Dan tanpa sempat terucap
Mungkin dialognya akan tersampaikan pagi esok
Kau tau aku gelisah, dan  kau tak suka gelisahku
Kau disana, berkata akan baik baik saja


Kita, bukan sepasang kekasih dengan sabtu malam
Bukan.
Semoga bertemu di sabtu malam lain,





Senin, 08 April 2013

Padahal, Rindu Ini... Ini Rinduku..




Padahal baru saja ku mulai rinduku lagi
Namun entah, terbuyarkan dengan yang nyata nyata ada
Padahal aku berusaha menghidupkan sendi kerinduanku lagi yang nyaris mengarat
Namun entah, pembuyarnya  datang disaat yang tepat takterlewatsedetikpun
Mungkin semacam pemburu momenku,
Padahal aku mulai percaya lagi, bahwa mencoba melayang lagi itu jangan takut jatuh
Lalu apa ini? Aku jatuh, bahkan sebelum melayang sejengkal dari bumi

Ini kacau. Semua rasa sedang kurasa.
Aku kebingungan menempatkannya dimana, mengatur frekuensi keluarnya, dan berapa daya yang perlu ku buang agar ruang ini tidak penuhberantakan atas rasa rasa
Padahal aku sudah berencana mempeti es kan rasa rasa itu, sebelum nantinya ada seorang yang datang mencairkan kebekuannya
Dan tentang rinduku ini, bagaimana?
Menelan dan memendamnya tak baik untuk kesehatan tenggorokan dan paru paruku
Karena begitu sesak dan meninggalkan noda noda rindu yang susah dinetralkan cepat
Padahal aku sedang belajar menghirup udara yang dinginnya nanti bisa melegakan ruang ini

Hei kamu,
Dengan kacau aku merindukanmu,
Sambil menata ruangku yang berantakan, aku memerhatikanmu dari sini, di tempatku
Sebelum semua yang mengganggu sistem rindu rinduku yang berbuku ini, datang dan membuyarkan segalanya,
Mengendapkannya lagi itu butuh waktu lagi, ah jika saja kau tau.
Padahal sudah kali ke berapa aku hampir berhasil mengendapkannya, sebelum semuanya terbias dari tempat paling sakral di hatiku,

Aku boleh membacanya berulang ulang kan? 
Kalau saja, kata katamu bernyawa seperti kala itu, aku pasti tidak ragu mengartikannya




Selasa, 02 April 2013

Untitled (Akan, Selalu)



Dari sekian waktu berlalu, ternyata hati masih beku.
Langkah kaki yang terus melaju, perlahan menyamakan derap kaki lain.

Nikmatilah semuanya, nikmati jalanmu

Aku berjanji akan terus berjalan

Meski tak sejalan, meski tak disampingmu

Aku sudah berjanji untuk selalu mengiringimu, meski tak menggenggam erat tanganmu

Bila sesekali kau mendapatiku hilang,
Sejenak.
Barangkali aku tak selamanya hilang, aku ada disetiap langkah kaki yang kau tempuh
Menyelinapkan doa dan impian di setiap udara yang kau hirup.

Bila nanti kau mendapatiku pergi,
Tak kembali.
Selalu ingatlah ini, "aku ada bersamamu, sebelum kau rindu, sebelum kau mengingat, sebelum kau menginginkan hadirku, sebelum pagi, sebelum aliran menggebu mimpi menjalari fikiranmu, sebelum kau membuka mata dan terbangun dari mimpi buruk, sebelum sempat kau membalas senyumku, sebelum semuanya menjadi sebuah (hanya) nama, namaku."


Barangkali, aku adalah sederet katamu yang hilang dari sekian deret kata yang (sedang) kau ucap suatu hari…


Senin, 01 April 2013

APRIL - FIERSA BESARI (LIRIK)



Coba tanya hatimu sekali lagi
Sebelum engkau benar benar pergi
Masihkah ada aku didalamnya
Karena hatiku masih menyimpannya

Kisah kita memang baru sebentar
Namun kesan terukir sangat indah
Ku memang bukan manusia sempurna
Tapi tak pernah berhenti mencoba

Membuatmu tersenyum, walau tak pernah berbalas
Bahagiamu juga bahagiaku

Saat kau terlalu rapuh
Pundak siapa yang tersandar
Tangan siapa yang tak melepas
Ku yakin aku

Bahkan saat kau memilih
Untuk meninggalkan aku
Tak pernah lelah menanti
Karena ku yakin, kau akan kembali

Ada engkau dalam setiap doaku
Sungguh aku rindu berbagi tawa
Kini kita tidak lagi menyapa
Biarlah hanya dari kejauhan

Melihatmu tersenyum, walau tak pernah berbalas
Bahagiamu juga bahagiaku

Saat kau terlalu rapuh
Pundak siapa yang tersandar
Tangan siapa yang tak melepas
Ku yakin aku

Bahkan saat kau memilih
Untuk meninggalkan aku
Tak pernah lelah menanti
Karena ku yakin, kau akan kembali

Masih berharap, karena ku yakin kau kan kembali

Kau, Misteri Yang Ku Kagumi


"Kenapa kau menyukaiku?" tanyanya
"Karena kau penuh misteri, misterius.." jawabku
"Lalu, bagaimana jika aku tak semisterius yang kau kira?"
"Emmm, aku...."
"Kau pasti tak mengagumiku lagi jika kau tau. Dan sekarang kau sudah tau semua kan?" katanya terdengar khawatir
"Aku memang sudah tau semua. Namun rasa kagumku tetap sama, dan ketakutanmu tentang ini, mungkin adalah misterimu yang lain." jawabku menenangkannya

Dia sembunyi, entah menjauhiku sejauh apa. Dan Dia hadir lagi dihadapanku, tanpa ketakutannya..

"Kau datang, seperti yang ku duga". kataku mengejeknya
"Iya, kau tau semuaku." nadanya begitu datar
"Emmm, aku.."
"Kau memang tau semua, semua yang ada dihatiku. Namun yang disini, dikepalaku, kau tak akan bisa menebaknya, mengetahuinya." kali ini dia bicara dengan nada meninggi seolah meyakinkanku atas ucapannya.

Aku terdiam. Sejenak ada sederet kalimat yang menghentak. Dalam hati aku menggumam.

"Begitu keras kau sembunyi, menjauhiku. Begitu lama kau hilang edar dari orbitku. Dan kini kau muncul mengatakan itu kepadaku. 

Apa sebegitu inginnya kau terlihat misterius untukku?
Agar kau tetap mendapat kagumku?
Atau kau hanya tak ingin berbagi tentang ceritamu?
Atau kau memang sudah kehabisan cerita untukku?
Atau kau sengaja menyimpannya untuk kau ceritakan berepisode kepadaku lain waktu?
Atau kau hanya ingin sembunyi agar aku terus mencarimu?
Atau kau hanya ingin diam agar aku menanyaimu?
Atau kau hanya ingin pergi agar aku tetap mengejarmu?
Atau kau hanya ingin jauh agar aku selalu berusaha mendekatimu?

Aku tak tau, mungkin kau tak mau menjawabnya jika aku menanyaimu lagi
Dan seperti katamu, kau berhasil melakukannya. 
Sekarang, kau menjadi misteri lagi
Misteri yang ku kagumi..."