Minggu, 24 Maret 2013



“Dengarkan curhatku, tentang dirinya..”


Yang masih sering ku pandangi lama lama
Yang ku kenang kenang saat aku mendengar nada nada
Yang ku rindu senyumannya untukku..


“Jujurlah padaku, jujurlah padaku..”


Sering menutupi celah hatinya untuk coba ku lihat
Karena takut aku akan mengerti
Hei, siapa yang sedang sembunyi?
Aku rasa selalu kamu


“Kau menyimpan rasa, kau menyimpan rasa, cinta…”

Yang ku tau darimu, cintamu penuh
Sepenuhnya kau beri jika kau mau
Akankah menjadi bagianku?
Simpan baik rasamu, simpan baik baik ya



“Betapa manisnya, senyum bibirnya…”


Untukmu yang punya senyum menular
Diwaktu manalagi aku bisa melihat senyum itu?

Atau pundak yang menyandariku
Semoga kesempatan memberiku saat untuk melihatnya lagi


“Dengarkan curhatku, tentang dirinya…” yang entah disisi hati mana dia masih sembunyi




NB :

Sambil membaca dengarkan lagu ini..
Dengarkan Curhatku - Vierra covered by Ramadhani (Galau Version)
:')

Jumat, 22 Maret 2013

Surat Untuk 'Sang Pemberi Rasa'




Ter(untuk) Tuhan, Sang Pemberi Rasa
Semua rasa Kau cipta,
Mungkin rasa yang ada dalam dadaku ini
Salah satu rasa yang Kau beri untukku

Tuhan,
Kau Maha Tau,
Kenapa nyatanya aku (masih) merasa begini?
Ada sel dalam tubuhku yang masih (seperti) menginginkannya?
Aku tak ingin larut lagi Tuhan,
Bantu aku meredam rasa,
Beri aku rasa, tidak seperti yang kurasa malam  ini
Perih Tuhan, perih.

Waktu memang membuatku banyak belajar
Waktu juga mengajariku untuk terbi(a)sa
Tapi kenapa rasa itu selalu muncul tak terduga?
Tuhan, aku takut menginginkannya lagi

Tuhan, Sang Pemberi segala rasa
Beri aku rasa,
Rasa yang bahagiakanku, damaikanku, tenangkanku, senyumkanku

Ter(untuk) Tuhan yang ku sayang,
Terimakasi atas segala rasaMu :’)



Kamis, 21 Maret 2013

Negeri 'Realitas Mimpi'



Dan akhirnya aku merasakan apa yang dinamakan melayang, terbang. Ini adalah penerbangan pertamaku, yang aku lakukan dengan tidak sengaja. Iya ini semacam hadiah, yang entah tiketnya tiba tiba ada disamping tempat tidurku saat aku bersiap tidur.


Aku terbangun diantara penumpang lain yang masih tertidur. Sambil menggenapkan seluruh energiku yang mati suri, tiba tiba ada seorang wanita cantik, tinggi semampai, punya senyum sempurna, rambutnya rapi berharnet. Pasti, itu pramugari pesawat ini. Ia berjalan didepan garis tengah kursi penumpang. Aku yang duduk agak dibelakang dan dijajaran kursi tengah berusaha melihat pramugari itu, yang sepertinya hendak mengatakan sesuatu. Sebentar. Ada apa orang orang ini? Kenapa masih pulas tertidur? Dan mungkin pramugari itu menyadari hanya aku yang masih terjaga. Lalu dia menoleh kearahku dengan senyum. Iya, senyum sempurnanya.


“Selamat datang di “Cenayang Airways”. Terima kasih telah menggunakan penerbangan kami, beberapa saat lagi Anda akan memasuki negeri “Realitas Mimpi”. Namun sebelum sampai kesana, kami akan membawa Anda melewati beberapa negeri. Nikmati perjalanan Anda, kami selalu mengiringi”


Pramugari itu kemudian berlalu dengan senyum sempurnanya. Kenapa sebentar saja dia berdiri disitu? Kenapa hanya sedikit kalimat yang dia ucapkan lalu pergi? Aku suka senyumannya. Dan yang baru saja itu seperti ucapan pembuka acara, ya anggap saja begitu.


Angin berhembus. Entah angin lewat dari arah mana. Tiba tiba udara yang ku hirup sedikit sesak, iya, sedikit saja. Aku masih bisa bernafas dan tidak kehabisan. Sejenak Aku mendengar, suara hembusan nafas penumpang lain yang masih tertidur pulas, menjadi beraturan, seirama. Dan perlahan, diantara irama nafas beraturan yang beberapa menit ku dengar, aku merasa ada hawa yang merasuk dalam tubuhku, bosan.


Ada seorang pramugari cantik lainnya yang menampakan diri. Dia cantik, tapi senyumnya tak sebagus pramugari yang tadi. Dia senyum, namun senyumnya terasa berat sedikit, iya, sedikit saja.

Aku menengok kanan kiri, dan yang lain masih tertidur pulas. Dan kali ini entah, pramugari ini langsung menoleh kearahku (lagi). Aku, memperhatikannya saja.



“Selamat datang di negeri ‘Realitas’. Negeri  dengan batas dan aturan aturan. Negeri dimana langit Anda, tak lebih tinggi dari atap rumah Anda. Yang luasnya tak akan lebih luas dari halaman dan kebun kakek nenek Anda. Disini segalanya teratur, diatur. Semua yang berjalan dan berlalu, akan begitu jalan ceritanya. Inilah Realitas. Beberapa orang menyesal didalamnya, dan sisanya merasa beruntung karena telah sampai disini. Disini, waktu berjalan sangat cepat. Dimana kesempatan hanya datang sekali. Dan ketika melewatkannya, serasa ada harta yang disiakan. Disini, Anda hidup dalam nyata. Berminat berkunjung? Kami siap mengiringi..”


Pramugari itu tersenyum, lalu pergi. Seketika, hembusan udara menjadi melegakan. Dan suara hembusan nafas penumpang lain, menjadi bersahutan lagi. Dalam hati, Aku rasa mereka bermimpi indah. Iya, mereka begitu pulas tertidur. Aku merasa nyaman lagi di kursi penumpang yang entah menjadi begitu hangat, dan membuatku ingin tidur seperti penumpang lain. Diantara beratnya mataku untuk terbuka, Aku melihat pramugari lainnya kurasa, sepertinya dia akan mengumumkan sesuatu. Beda dari pramugari sebelumnya, dia terlihat cantik dan ceria, penuh senyuman renyah. Lalu, dia mengatakan  sesuatu..


“Selamat datang di negeri ‘Mimpi’. Negeri tanpa batas dan Anda bebas membuat aturan. Negeri dimana langit Anda bisa setinggi apapun yang Anda mau. Yang luasnya sama dengan prasangka Anda mengukur luasnya. Disini segalanya bebas, dibebaskan. Semua yang berjalan dan berlalu, bisa Anda buat sendiri jalan ceritanya. Inilah Mimpi. Beberapa orang merasa beruntung didalamnya, dan sisanya menyesal karena terlalu lama disini. Disini, waktu berjalan seakan melambat. Dimana kesempatan terasa akan datng berkali kali. Dan ketika melewatkanya, serasa ada harapan yang bisa diulang lagi, dicoba lagi. Disini, Anda hidup dalam angan. Berminat berkunjung? Kami siap mengiringi..”


Setelah senyumnya yang agak lebar, dia pergi..

Setengah tertidur, dan mungkin “bermimpi” Aku berusaha mendengarnya, Aku masih mengantuk. Namun sepertinya Aku akan sampai. Sampai ke tempat yang tertulis di tiketku tadi. Dalam hati aku lega, semuanya akan segera berakhir.


Pramugari yang punya senyum sempurna tadi muncul lagi,


“Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya sampailah kita di negeri ‘Realitas Mimpi’. Negeri dimana orang orang pergi dan akan memilih pergi.  Anda telah sampai. Hiduplah selayaknya orang hidup. Bermimpilah selayaknya orang bermimpi. Realitas, tak melarang Anda bermimpi. Mimpi, membebaskanmu pergi mencari nyata Anda. Berminat kembali melayang? Kami siap mengiringi perjalanan Anda lain hari, selamat bertemu lain hari”


Realitas itu hidup. Mimpi itu menghidupkan.
Hidup dalam ke-realitas-an, jangan membuatmu enggan bermimpi
Hidup dalam mimpi, jangan membuatmu menjadi tidak realistis

Aku mendapati diriku tertidur. Sedangkan aku hanya sendiri, tak ada penumpang lain. Lalu ada pramugari lain yang muncul. Dia sangat berbeda, sedikit pucat dan menyeramkan.


“Selamat datang di ‘Cenayang Airways haluan 2’. Penerbangan Anda belum akan berakhir…”





NB :

Ini bukan cerita horror







Sabtu, 16 Maret 2013

Satnitenya Jomblo, Iya Jomblo :)



Well, satnite ini adalah satnite kesekian kalinya yang aku isi dengan nge-date, ala jomblo tapinya. Ya, aku jomblo. Udah legawa bilangnya hehe. Okey balik lagi, jadi dibulan ini, terhitung dua sabtu malam aku habisin sama mbakku tersayang, mbak yani. Tapi dia beda. Dia udah punya pacar. Sekota pula. Tapi pacarnya tinggal diasrama super ketat, okey, jadi anggap aja ini ngedate dua jomblo. Satu jomblo beneran, satunya jomblo jadi jadian.


Setelah sabtu lalu agendanya buat beli ini itu, sabtu yang ini kami rayakan dengan rendah hati. Iya, ke gramedia malam minggu, baca buku. (ini pun agenda yang diada adain biar malem minggunya nggak galau, hehe). Ketika bahagia tak didapat dari hati, maka saatnya mencari bahagia disini, di dalam fikiran. Dan ciptakan fikiran bahagia sendiri :) *kalau jomblo, mindsetnya harus begitu :D   


Nyampek gramedia, udah jam 8 lebih. Ini faktor rumah jauh sama telat berangkat. Aku sama mbak yani memutuskan untuk mencar. Seperti biasa, aku udah langsung anteng bacain satu satu sinopsis buku yang ada di rak “buku rekomendasi”. Cuma ada satu buku yang masih nempel disini *tunjuk kepala. Beno. Kenapa nempel? Karena covernya lucu. Selebihnya cerita klise. Dan aku juga nemuin buku yang idenya, hampir sama, sama cerita yang aku buat. Okey, aku kalah cepat, atau, okey, akunya aja yang terlalu mainstream. Judul buku jaman sekarang juga macem macem, menarik dan bikin penasaran ya, hmm. Terus geser tempat, ke “buku laris/best seller”. Dan agak jingkrak sedikit, disitu ada bukunya fahd djibran yang “Tak Sempurna”. Walaupun aku nggak beli, karena latar ceritanya anak sekolah.  Dan memang sebenernya nggak niat beli buku juga malam ini.


Meskipun termasuk “best seller” tapi buku bukunya fahd djibran nggak ada di kampoeng ilmu. Hebat kan? dia masih selamat dari pembajakan. Selamat. Beralih dari sana, aku melaju ke rak novel yang letaknya agak dibelakang. Seperti biasanya juga, aku bacain sinopsis novel novel disitu. Dan, taraa cling. Diantara buku yang dijajar miring, aku nemuin buku “Perjalanan Rasa” nya fahd djibran, yang cuma tinggal satu disitu. Dengan agak jingkrak lagi, aku akhirnya untuk beli buku itu. Kemarin dicari nggak ada, sekarang nggak dicari, nongol sendiri, begitulah cinta. Eh ngaco ding -____-


FYI, dulu aku pernah juga kayak gitu. Pas nemuin bukunya si fahd djibran itu, yang judulnya “curhat setan”. Yang itu malah aku nemunya di rak paling bawah, yang ogah diliat orang. Tapi bukunya keren, itu yang bikin aku jatuh cinta sama tulisan dan pemikirannya. :)


Udah dapet bukunya, aku nyamperin mbak yani yang asik banget baca buku tentang kedokteran gitu lah, sambil diem diem ngefoto bukunya (jangan ditiru) haha. Akhirnya ada mas mas gramedia yang curiga, dia sliweran di depan aku sama mbak yani, dirak sebelahnya, tapi tetep waspada. Mas masnya pake kacamata, bisa dibilang kece untuk ukuran mas mas gramedia, hehe.


Nggak lama kemudian, mbak mbak gramedia bilang dari microfon, kalau gramednya mau tutup. Hah? Ini jam berapa? Pas liat jam, okey, ini jam setengah 10. Langsung lari ke kasir, dan keluarlah kita. Habis gitu ke A&W, ditraktir mbak yani makan ice cream monas A&W kesukaanku, haha. Makasi mbak :3

Habis gitu ditelfon budhe, disuruh pulang. Emang mau pulang sih. Udah pada tutup juga counternya. Dan pulang pergi aku yang nyetir. Hmmm, capek sih, kaki rasanya beraat. Tapi ketutuplah sama senengnya, iya seneng. Seneng itu sederhana bukan? Yeiy, dapet buku kejutan lagi :)




NB :

Aku ngefans sama tulisannya fahd djibran, jadi jangan terlalu menganggapku bagaimana bagaimana ketika menceritakannya, iya. Aku ngefans, pengagumnya, penikmat karyanya.

:)

Kamis, 14 Maret 2013

Dalam Hampa


Hampa.

Ketika semua rasa tak terasa
Seperti sejenak mati
Mungkin begini rasanya mati
Tak ada rasa bahagia, namun tak juga merasa sedih

Didalamnya aku mencari, menggali, seberapa jauh hampaku
Sebelum jauh, aku tidak ingin merasa hampa lagi
Jika hampa, aku tak tampak seperti manusia normal

Dan kini, ketika aku merasa ada celah hati yang terasa perih
Aku rasa, aku kembali hidup
Menjadi manusia normal yang kadang ku rindu

Mungkin aku hanya bisa menertawakan diri sendiri
Atas beberapa hal yang terjadi
Tertawa terkadang juga lebih baik, daripada terus menangis mendramatisasi hidup

Ini adalah bab, atau mungkin hanya sub bab cerita dari buku sejarah perjalanan hidupku
Dan kini saatnya aku mendewasa
"Tuhan selalu punya caranya sendiri, bagaimana cara menyenyumkan makhluknya, termasuk aku.
Dia tak banyak berkata, selalu menepati janji."





Selasa, 12 Maret 2013

Selamat Malam, Dua Belas :)



Selamat malam Dua Belas.

Aku senang masih bisa menyapamu. Segalanya memang berubah, seperti yang kita tau. Namun kamu tetap dua belasku. Hari ini lebih sunyi dari keheningan biasanya. Tanpa senyum dan doa doa suci. Selain aku, hanya ada sepi disini. Apa hari ini kamu juga sepi?
Hari ini adalah hari kita. Namun sekarang yang ada hanya aku dan kamu. Berjalan sendiri sendiri, bergandengan dengan sepi.


“Selamat hari kita, sayang. Semoga Tuhan menjodohkan kita.”



Doa yang selalu ku ucapkan diam diam di setiap dua belas yang kita lewati bersama, dulu. Setelah selesai bersujud kepada Tuhan. Masih ingat? Aku yang selalu kamu suruh memimpin doa, doa kita. Kamu bilang, aku lebih dekat dengan Tuhan, jadi doaku akan mudah dikabulkan. Tapi sebenarnya, tanpa kamu sadari, kamu yang lebih dekat dengan Tuhan, doa mana darimu yang tak dikabulkannya? Kau memang pandai merayu, termasuk merayu Tuhan.


Hari ini, dua belas yang kesekian ..


“Ya Allah, tetap senyumkan kami. Bagaimanapun keadaan kami. Jadikan kami manusia dengan cinta cinta. Saling mengasihi dan penuh rasa kasih dengan sesama. Warnai hidup kami dengan romansa, dan jauhkan kami dari elegi.

Ya Allah Sang Maha Cinta, kirimkan kami cinta cintaMu. Agar kami tidak sesepi ini, agar kami tidak merasa sendirian. Kirimkan kami cinta yang baik, yang menyejukkan, dan menangkan hati kami yang kadang resah. Kirimkanlah, karena kami lelah dan bosan mencari.

Ya Allah izinkanlah kami mengucap doa doa, Kau Maha Mendengar doa doa bukan? Iya, Kau pasti mendengar semua doa."

Biarkanlah doa menjadi media, membuatku tetap seakan menyentuhmu yang tak tersentuh. Memelukmu yang tak bisa ku peluk. Aku tau setelah ini, akan lebih banyak doa yang akan terucap, darimu, dariku. Untuk bahagia kita masing masing.

Pernah mengingatku dalam doa?
Aku tak selalu mengingatmu.
Namun doa adalah medianya
Dan aku berdoa setiap hari




Senin, 11 Maret 2013

Kualitas-Kuantitas, Apresiasi-Estetika


Story 1 :
Aku pernah membeli buku yang ditulis oleh penulis yang cukup terkenal. Covernya bagus, taglinenya menarik dan dipajang ditempat paling depan di toko buku dengan tulisan “buku laris”. Akhirnya aku membelinya karena sepertinya isinya menarik. Walaupun aku harus mau merelakan uang jajanku yang nge-pas banget buat beli novel itu. Pas dirumah, aku baca. Dan, aku ngerasa salah beli. Banyak kata kata bagus di buku itu, tapi satu, ngebosenin. Bahkan sampai sekarang aku cuma baca sekedarnya aja, karena isinya nggak semenarik covernya, menurutku.

Story 2 :
Aku pernah iseng ke toko buku. Nggak ada niat buat beli buku, cuma baca aja. Waktu itu aku baca buku, semua buku yang kebuka segelnya aku baca. Sampai pada akhirnya, aku seperti menemukan harta karun. Aku menemukan buku yang ketika aku baca, ada seperti aliran rasa penasaran dan keingin tahuan untuk meneruskan membaca halaman demi halaman. Dan, aku jatuh cinta pada buku itu. Oh ya, aku menemukan buku itu di rak paling bawah diantara buku buku yang tersusun tak serapi yang lainnya. Bukunya juga sudah lumayan lapuk untuk dibilang baru. Covernya sederhana, taglinenya bisa bikin orang mengernyitkan dahi. Tapi justru itu aku suka. Akhirnya aku memutuskan untuk membawa buku itu ke kasir (tentunya aku membawa pulang yang masih segel, hehe) dan kebetulan harganya terjangkau uang saku. Pas dirumah, hanya beberapa jam buku itu sudah berhasil kulahap habis. Sering ku baca berulang ulang, dan sampai sekarang, aku masih ingat kalimat kalimat dibuku itu. Awesome kan?

Well, mungkin bingung dengan maksud kedua story itu ya, hehe. Jadi begini, tadi aku berdialog tentang buku.

“Buku “X” berapa ya harganya?” tanya seseorang kepadaku

“Harga buku “X” (sekian puluh ribu).” Jawabku

“Yah, itu murah banget.”

“Iya murah, berarti beli ya..” ejekku.

“Kalau murah berarti jelek.”

Sebentar.
Kalimat terakhir itu agaknya mengganjal buatku. Bahkan dia belum membacanya sudah bilang begitu. Jujur aku nggak terima. Bukan karna yang mau dibeli itu adalah buku dari penulis favoritku. Tapi ini sebuah, emm semacam perendahan karya.
Sekarang begini. Memang tak bisa dipungkiri bahwa “kualitas menentukan kuantitas”. Semua pasti setuju. Jika kualitasnya bagus, maka harganya juga pasti lebih “mahal”. Atau sebaliknya “kuantitas menentukan kualitas”. Jika harganya mahal, maka kualitasnya sudah pasti bagus, misalnya. Well itu teorinya.

Dalam hal kedua buku yang kuceritakan tadi, ada sebuah hal yang tidak bisa diukur dengan kuantitas untuk mengetahui kualitasnya atau melihat kualitas dari kuantitasnya, kenapa begitu? Karena ini karya. Kita akan tau bagus tidaknya, berkualitas atau tidaknya sebuah karya setelah kita menikmatinya, merasakan, menghayati, barulah memberi apresiasi. Dan tidak terbalik urutannya. "Harusnya kamu lebih tau cara mengapresiasi karya dengan baik kan? tentang nilai nilai estetis yang tidak hanya dipandang sebelah?" kataku dalam hati kepadanya


Buku yang pertama, kenapa bisa dibanderol dengan harga sekian?

Karena penulisnya, dulu pernah menulis sebuah buku yang cukup “kontroversial”. Yang tentu saja membuat namanya “lebih” dikenal sehingga akhirnya karya karyanya yang selanjutnya lebih diburu penikmat buku. Walau aku yakin, buku selanjutnya belum tentu sefenomenal yang pertama, sudah kubuktikan yang ku baca ini. Tak membuatku cukup beranjak untuk membacanya lagi. Dan namanya sudah termasuk dalam deretan penulis yang sudah dikenal luas, dan “kontroversialnya” itu cukup komersial.

Buku yang kedua, kenapa dibanderol hanya dengan harga sekian padahal kurasa setiap kalimatnya adalah mahal?

Karena penulisnya, bisa dibilang masih baru. Belum banyak yang tau. Padahal tulisannya cukup kritis dan membuka fikiran kita untuk memikirkan hal sederhana yang tak pernah terfikirkan. Jauh dari kontroversi, karena bahkan isinya membuat pembacanya lebih dekat dengan Tuhan tanpa mereka sadari. Namun itulah yang membuatku semakin suka.

Well Readers, kesimpulannya adalah emm, kamu boleh menyimpulkan sendiri, hehe. Dari aku, Banyak penulis di Indonesia, mungkin ada ribuan. Buktinya, toko buku tak pernah kehabisan stok buku dari penulis termasuk penulis baru. Walaupun kita semua tau, hanya beberapa dari mereka yang namanya dikenal oleh banyak orang. Namun bukan berarti sisanya tidak sebagus yang dikenal itu, hanya saja mungkin kesempatan pembuktiaanya yang kurang, selain factor “x” yang lain. Atau bisa juga karena kurangnya kontroversi dan sensasinya? bisa juga. 

Buat kamu Readers yang suka baca atau beli buku, sesekali cobalah melakukan hal sepertiku hehe. Ke toko buku dan membaca buku, bacalah banyak buku. Entah covernya bagus atau enggak, entah taglinenya menarik atau enggak, entah harganya mahal atau enggak. Mungkin setelah itu, kamu juga akan bisa menemukan harta karun sepertiku. Menemukan buku dari penulis yang berpotensi hebat, namun belum dikenal banyak orang. Menemukan pemikiran dan sudut pandang baru. Dan tidak hanya disuguhkan dengan karya yang itu itu saja. Cobalah hal baru ya Readers :)

Semoga bermanfaat :)
Baca, nikmati, rasakan, hayati, lalu apresiasi :)


Anak Langit



Perkenalkan, kami anak langit :)


Aku dan Adikku
Dua anak manusia penyuka biru langit pagi hari
Sering memandangi langit lama lama
Pengagum setiap lukisan Tuhan di kanvas langitNya

Aku dan Adikku
Dua anak manusia yang rindu pelangi
Menungguinya pagi hingga sore
Namun mungkin pelangi memilih datang malam hari, menyelinap
Dimana kami tertidur lelap, dan dia menyelinap masuk diantara mimpi
Mimpi mimpi kerinduan kami

Aku dan Adikku
Dua anak manusia yang mencintai bulan
Adikku suka purnama
Aku suka sabit
Keduanya indah, penerang langit malam kami

Aku dan Adikku
Dua anak manusia yang takut gelap
Takut jika langit kami mendadak gelap
Tak terlihat keindahannya seperti sedianya

Tuhan,
Kami anak langit
Yang suka memandangi langitMu lama lama
Buat kami selalu takjub tiap kali memandanginya
Kami pengagum setiap lukisanMu



Minggu, 10 Maret 2013

Dear Ksatria, Ksatria(ku)







Sat,

Ksatria(ku), apa kabarmu sekarang?

Apa kamu sedang jatuh cinta?

Atau sedang patah hati?

Atau sedang menunggu sesuatu?



Sat,

Radarmu kabur, samar, susah ku baca dari sini

Apa media sudah tak kau anggap perlu lagi?

Apa semua janjimu, ikrarmu sudah kau abaikan begitu saja?

Sat, kamu sudah akan menjadi ksatria sejati kan Sat?

Yang tangguh, yang penuh dengan rasa kekesatriaan?



Sat,

Aku ingin kau mendengar cerita mimpiku yang aneh belakangan ini

Aku memimpikan seorang gadis yang bahkan belum pernah kutemui

Aku hanya merasa punya kesamaan entah apa

Dan setiap kali aku melihatnya dimimpiku, aku merasa ada yang hilang

Aku pernah berdialog dengannya Sat, dulu. Dulu sekali.

Tapi aku tak pernah mengira bahwa jadinya akan begini

Dia mengusikku lewat mimpi yang tak pernah ku mau

Tidak. Kamu tidak perlu mengusirnya dari sini

Dia akan pergi sendiri bila sudah waktunya pergi



Sat,

Bilamana kamu sedang jatuh cinta saat ini, jatuh cintalah selayaknya kupu kupu yang baru lepas dari kepompongnya

Aku tau kau punya cinta yang harus kau bagi dan bukan dipendam pendam sendiri,

Iya Sat, kau bukan pemendam. Bukan pemendam sepertiku sekali lagi



Sat,

Bilamana kamu sedang patah hati, patah hatilah selayaknya cicak yang kehilangan ekornya

Aku tau kau adalah hati yang mudah jatuh, mudah jatuh hati.

Iya Sat, kau mudah jatuh cinta. Bukan susah jatuh cinta sepertiku sekali lagi



Sat,

Bilamana kamu sedang menunggu, menunggulah selayaknya kucing kucing rumah yang kadang lupa rumah tuannya

Aku tau kau tak suka menunggu, menunggu terlalu lama

Iya Sat, kau cepat bosan kan? Bukan bisa saja menunggu sepertiku sekali lagi

 

Sat,

Disini, ada rindu yang ku telan lagi sebelum sempat ku ucapkan

Rinduku tak pernah habis rasanya, mungkin dia beranak pinak dan menjadi jadi sekarang ini



Sat,

Ksatria(ku),

Kamu tetap Ksatria(ku),

Tahta abadi, yang kuberi kepadamu yang masih melekat dalam lencana yang perlahan ku peti es kan disini



Kejutan Lainnya :')



Hari ini, aku ngumpul sama sahabat sahabat terbaikku, dyalvarez. Rencana awal kemungkinan bisa dateng semua, lengkap ke tujuh tujuhnya. Tapi satu persatu berguguran, halah. Si Angga yang katanya mau pulang, eh kayaknya cuma ngerjain aja. Ravita ada acara kampus. Zakiya mendadak nggak bisa dateng. But show must go on.

Akhirnya ngumpul cuma berempat. Agenda hari ini sih sebenernya Cuma ngumpul, ngelepas kangen dan makan makan ( ngelunasi janji, hehe). Tapi karna makan siangnya masih dua jam lagi, akhirnya kami memutuskan buat nge mall dulu, hehe. Dan mall yang kami pilih adalah “Royal Plaza”. Paling deket soalnya, hehe. Sebuah rencana tak terduga. Tempat pertama yang kami tuju pasti gramedia. Udah deh mencar sendiri sendiri cari buku favorit masing masing.

Pas di gramed, aku nemuin buku keren banget. Judulnya “13 Wasiat Terlarang” . Bukunya cerdas, bikin penasaran buat terus baca. Penulisnya itu kalo nggak salah namanya IPPO, kalo nggak HIPPO. Maaf lupa. Dia itu adalah Creatif Marketer. Sering jadi pembicara di seminar seminar. Bukunya keren. Jamin deh. Tentang otak kanan. Mau beli, tapi bukunya agak mahal. Jadi, nabung dulu. Semoga kebeli itu buku. Amin. Udah setengah buku, Wiwid, Rizka, Fella ngajak balik. Akhirnya, keluar gramed. Tapi ternyata nggak langsung pulang (biasa cewek) mampir mampir beli ini itu dulu. Nggak kerasa udah jam setengah satu siang, langsung lets go ke tempat makan langgananku dulu sama oppa.

Tempatnya di daerah ketintang, deket Telkom. Menunya disitu sih cuma sedikit, tapi enak enak. Dan hari ini aku menyarankan sahabat sahabatku ini buat makan “Bebek Bakar terenak sepanjang masa” haha, alay ya? Tapi emang beneran enak. Sekali makan, pasti pengen coba lagi. Nggak percaya? Silahkan datang dan mencoba. (berasa iklan, haha). Pas dateng ditanyain ibunya, “Mbak, lama ya nggak kesini?” Aku, “(senyum) hehe iya bu, (bingung mau ngomong apa). Kapan hari kesini kok bu, tapi ibunya nggak ada. Hehe” . terus ibunya ngelanjut bikin minum. Untung aja nggak bahas yang lain lain kayak biasanya, hehe.

Ini BBM, Bebek Bokor Mas, yang ku nobatkan menjadi bebek terenak sepanjang masa hehe


Makan, kenyang, dan, ah mereka ini :)
Aku dikasih kue tart lagi, makasih ya, kuenya, lilin lilinnya, kadonya, makasih :’3
Doa kalian aja udah cukup, masih inget aku aja udah cukup. Semoga tali silaturahmi kita sampai tua nanti ya :3.

Terharu, tapi nggak boleh nangis ya Dhan. Hehe. Tahun ini aku dapet dua kue tart. Makasi Ya Allah, Kau menempatkanku diantara orang orang yang menyayangiku, disini. Menyayangi tulus, tanpa pamrih. Buat mereka bahagia selalu ya, Ya Allah :’)

Ini kue tartnya :)

With besties :* (gak lengkap sebenernya)




Ditambah lagi kadonya Wiwid, yang bikin senyum senyum haru flashback masa sekolah dulu. Dyalvarez, teman teman” sempak kutang”.  Album foto yang dibikin Wiwid seperti memori memori abadi yang masih akan sering kuputar berulang, memorable :’)

Well, terimakasih hari ini(nya) guys. Entahlah, tiba tiba aku terfikir untuk mengumpulkan ketujuh punggawa dyalvarez, ketujuh tujuhnya. Aku punya rencana besar untuk kalian suatu hari, semoga kesampaian, amin. Disaat itu, kita akan berada dalam waktu dan keadaan yang tak pernah kita duga sebelumnya, dengan tawa, dengan senyum haru, dengan rasa bangga, dengan dekat, dengan cerita yang menyenyumkan kita. Amin :)


Senin, 04 Maret 2013

Diantara, Aku.



Aku adalah hampa. Sebutir insan tanpa arti, makna dan semacamnya
Jika tak bisa mencipta senyum sederhana untuk sekeliling.
Untuk kuncup bunga bunga yang akan mekar,
Untuk kucing kucing tetanggaku yang suka beranak pinak.

Aku adalah kupu kupu tanpa sayap. Sebenarnya indah, namun hanya bila utuh.
Cantik hanya pelengkap diri. Hati adalah jiwa, nyawa kehidupan.
Kehidupan yang hidup sendiri, yang berjalan otomatis.
Tanpa kendaliku, tanpa tau arusnya bermuara kemana.

Aku adalah hitam dan putih. Tak berpihak, aku ada diantaranya
Diantara nyata dan khayalan,
Diantara kesalahan yang kubenarkan
Diantara teori teori yang kutentang
Diantara duniamu dan dunia yang tak pernah kupunya

Aku adalah hembusan nafas sesak. Tetap hidup, namun tak melegakan
Seperti berjalan tanpa titik tuju
Mencari namun tak berujung
Menanti yang tidak pasti
Merindu namun tertelan lagi

Aku adalah keheningan dalam riuh. Dikeramaian, namun asik sendiri menikmati sepi
Tak ingin mendengar yang melemahkan
Ingin sembunyi dari teror perasaan yang menggebu
Ingin menghilang dari kekacauan di bumiku

Inilah aku yang berantakan, berupaya menatanya dengan rapi
Menempatkan impian disetiap akan tidur,
Meletakkan kerinduan diruang ruang merindu
Melukis peta dimana langkahku berpacu
Mengobati luka agar sayap sayapku pulih
Menampakan diri dari semua hal yang ingin kuhindari

Diantara hitam, diantara putih.
Ada hati yaitu aku.
Dalam hampa, dalam sunyi yang sering ku umpati
Ingin meng(abu) lagi..