Story 1 :
Aku pernah
membeli buku yang ditulis oleh penulis yang cukup terkenal. Covernya bagus,
taglinenya menarik dan dipajang ditempat paling depan di toko buku dengan
tulisan “buku laris”. Akhirnya aku membelinya karena sepertinya isinya menarik.
Walaupun aku harus mau merelakan uang jajanku yang nge-pas banget buat beli
novel itu. Pas dirumah, aku baca. Dan, aku ngerasa salah beli. Banyak kata kata
bagus di buku itu, tapi satu, ngebosenin. Bahkan sampai sekarang aku cuma baca
sekedarnya aja, karena isinya nggak semenarik covernya, menurutku.
Story 2 :
Aku pernah
iseng ke toko buku. Nggak ada niat buat beli buku, cuma baca aja. Waktu itu aku
baca buku, semua buku yang kebuka segelnya aku baca. Sampai pada akhirnya, aku
seperti menemukan harta karun. Aku menemukan buku yang ketika aku baca, ada
seperti aliran rasa penasaran dan keingin tahuan untuk meneruskan membaca
halaman demi halaman. Dan, aku jatuh cinta pada buku itu. Oh ya, aku menemukan
buku itu di rak paling bawah diantara buku buku yang tersusun tak serapi yang
lainnya. Bukunya juga sudah lumayan lapuk untuk dibilang baru. Covernya
sederhana, taglinenya bisa bikin orang mengernyitkan dahi. Tapi justru itu aku
suka. Akhirnya aku memutuskan untuk membawa buku itu ke kasir (tentunya aku
membawa pulang yang masih segel, hehe) dan kebetulan harganya terjangkau uang
saku. Pas dirumah, hanya beberapa jam buku itu sudah berhasil kulahap habis.
Sering ku baca berulang ulang, dan sampai sekarang, aku masih ingat kalimat
kalimat dibuku itu. Awesome kan?
Well,
mungkin bingung dengan maksud kedua story itu ya, hehe. Jadi begini, tadi aku berdialog
tentang buku.
“Buku “X”
berapa ya harganya?” tanya seseorang kepadaku
“Harga buku “X”
(sekian puluh ribu).” Jawabku
“Yah, itu
murah banget.”
“Iya murah,
berarti beli ya..” ejekku.
“Kalau murah
berarti jelek.”
Sebentar.
Kalimat
terakhir itu agaknya mengganjal buatku. Bahkan dia belum membacanya sudah
bilang begitu. Jujur aku nggak terima. Bukan karna yang mau dibeli itu adalah
buku dari penulis favoritku. Tapi ini sebuah, emm semacam perendahan karya.
Sekarang
begini. Memang tak bisa dipungkiri bahwa “kualitas menentukan kuantitas”. Semua
pasti setuju. Jika kualitasnya bagus, maka harganya juga pasti lebih “mahal”.
Atau sebaliknya “kuantitas menentukan kualitas”. Jika harganya mahal, maka
kualitasnya sudah pasti bagus, misalnya. Well itu teorinya.
Dalam hal kedua
buku yang kuceritakan tadi, ada sebuah hal yang tidak bisa diukur dengan
kuantitas untuk mengetahui kualitasnya atau melihat kualitas dari kuantitasnya,
kenapa begitu? Karena ini karya. Kita akan tau bagus tidaknya, berkualitas atau
tidaknya sebuah karya setelah kita menikmatinya, merasakan, menghayati, barulah
memberi apresiasi. Dan tidak terbalik urutannya. "Harusnya kamu lebih tau cara
mengapresiasi karya dengan baik kan? tentang nilai nilai estetis yang tidak hanya dipandang sebelah?" kataku dalam hati kepadanya
Buku yang
pertama, kenapa bisa dibanderol dengan harga sekian?
Karena penulisnya,
dulu pernah menulis sebuah buku yang cukup “kontroversial”. Yang tentu saja
membuat namanya “lebih” dikenal sehingga akhirnya karya karyanya yang
selanjutnya lebih diburu penikmat buku. Walau aku yakin, buku selanjutnya belum
tentu sefenomenal yang pertama, sudah kubuktikan yang ku baca ini. Tak
membuatku cukup beranjak untuk membacanya lagi. Dan namanya sudah termasuk
dalam deretan penulis yang sudah dikenal luas, dan “kontroversialnya” itu cukup
komersial.
Buku yang
kedua, kenapa dibanderol hanya dengan harga sekian padahal kurasa setiap
kalimatnya adalah mahal?
Karena
penulisnya, bisa dibilang masih baru. Belum banyak yang tau. Padahal tulisannya
cukup kritis dan membuka fikiran kita untuk memikirkan hal sederhana yang tak
pernah terfikirkan. Jauh dari kontroversi, karena bahkan isinya membuat
pembacanya lebih dekat dengan Tuhan tanpa mereka sadari. Namun itulah yang
membuatku semakin suka.
Well
Readers, kesimpulannya adalah emm, kamu boleh menyimpulkan sendiri, hehe. Dari
aku, Banyak penulis di Indonesia, mungkin ada ribuan. Buktinya, toko buku tak
pernah kehabisan stok buku dari penulis termasuk penulis baru. Walaupun kita
semua tau, hanya beberapa dari mereka yang namanya dikenal oleh banyak orang.
Namun bukan berarti sisanya tidak sebagus yang dikenal itu, hanya saja mungkin
kesempatan pembuktiaanya yang kurang, selain factor “x” yang lain. Atau bisa juga karena kurangnya kontroversi dan sensasinya? bisa juga.
Buat kamu
Readers yang suka baca atau beli buku, sesekali cobalah melakukan hal sepertiku
hehe. Ke toko buku dan membaca buku, bacalah banyak buku. Entah covernya bagus
atau enggak, entah taglinenya menarik atau enggak, entah harganya mahal atau
enggak. Mungkin setelah itu, kamu juga akan bisa menemukan harta karun
sepertiku. Menemukan buku dari penulis yang berpotensi hebat, namun belum
dikenal banyak orang. Menemukan pemikiran dan sudut pandang baru. Dan tidak
hanya disuguhkan dengan karya yang itu itu saja. Cobalah hal baru ya Readers :)
Semoga
bermanfaat :)
Baca, nikmati,
rasakan, hayati, lalu apresiasi :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Share yukk :))