Padahal baru saja ku mulai rinduku lagi
Namun entah, terbuyarkan dengan yang nyata nyata ada
Padahal aku berusaha menghidupkan sendi kerinduanku lagi
yang nyaris mengarat
Namun entah, pembuyarnya
datang disaat yang tepat takterlewatsedetikpun
Mungkin semacam pemburu momenku,
Padahal aku mulai percaya lagi, bahwa mencoba melayang lagi
itu jangan takut jatuh
Lalu apa ini? Aku jatuh, bahkan sebelum melayang sejengkal
dari bumi
Ini kacau. Semua rasa sedang kurasa.
Aku kebingungan menempatkannya dimana, mengatur frekuensi
keluarnya, dan berapa daya yang perlu ku buang agar ruang ini tidak
penuhberantakan atas rasa rasa
Padahal aku sudah berencana mempeti es kan rasa rasa itu,
sebelum nantinya ada seorang yang datang mencairkan kebekuannya
Dan tentang rinduku ini, bagaimana?
Menelan dan memendamnya tak baik untuk kesehatan tenggorokan
dan paru paruku
Karena begitu sesak dan meninggalkan noda noda rindu yang
susah dinetralkan cepat
Padahal aku sedang belajar menghirup udara yang dinginnya
nanti bisa melegakan ruang ini
Hei kamu,
Dengan kacau aku merindukanmu,
Sambil menata ruangku yang berantakan, aku memerhatikanmu
dari sini, di tempatku
Sebelum semua yang mengganggu sistem rindu rinduku yang
berbuku ini, datang dan membuyarkan segalanya,
Mengendapkannya lagi itu butuh waktu lagi, ah jika saja kau
tau.
Padahal sudah kali ke berapa aku hampir berhasil mengendapkannya,
sebelum semuanya terbias dari tempat paling sakral di hatiku,
Aku boleh membacanya berulang ulang kan?
Kalau saja, kata katamu bernyawa seperti kala itu, aku pasti
tidak ragu mengartikannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Share yukk :))