Utara.
Arah yang menjadi sebuah simbol untuk mengungkapkan apa yang
ada didalam, bisa hati, bisa fikiran. Utara. Iya, kali ini aku ingin
mengutarakannya. Bukan ke barat, timur, apalagi selatan.
Terlepas dari apa yang sedang terjadi, mungkin kali ini kau
sedang ingin menjadi seorang yang menyebalkan. Menebar perangai dimana-mana.
Sama seperti yang kau lakukan kepadaku, barangkali yang kali ini hanya bagian
dari cerita fiktif yang kau buat. Kau menggerakan orang-orang untuk menjadi
pemeran dari peran-peran yang kau inginkan, dengan cerita yang kau kendalikan.
Hei, ini hidup nyata. Letakkan fiksimu pada tempatnya ya. Tidak semua orang
punya ‘kegilaan’ yang sama. Dan dikehidupan nyata, perasaan itu naluriah, bukan
akting. Dan memainkan perasaan naluriah itu tidak baik untuk kesehatan. Tidak
baik, untuk mereka yang kurang ‘gila’ atau bahkan waras sama sekali.
Sedangkan Aku. Aku adalah pemeran utama dari ceritaku
sendiri. Kalaupun aku sedang ‘gila’ aku tidak akan mengikutsertakan orang lain
dalam kegilaan yang sama denganku. Mereka berhak atas peran utama mereka
sendiri-sendiri. Tanpa dikendalikan apalagi diskenariokan. Itu jahat. Banyak
orang yang sedang menitipkan percayanya kepadamu, padahal kau hanya memainkan
ceritamu saja. Jahat bukan? Tapi aku yakin, didalam ceritamu, masih kamu
pemeran protagonisnya. Atau mungkin kamu ingin terlihat jahat karena sedang
bermain peran antagonis dalam ceritamu sendiri. Terkadang, kamu terlalu rumit
untuk dijelaskan jika ‘gila’ mu meluap. Berlaku seenaknya sendiri, padahal
harusnya menjaga perasaan-perasaan. Kau bukan pemeran tunggal. Ingat, banyak
peran pararel dibelakangmu. Sehingga jika kau dengan tiba-tiba merubah jalan
ceritanya, peran pararel juga ikut berubah jalan ceritanya.
Aku tidak bisa rute cerita lebih jauh dari ini. Yang aku
tau, aku hanya perlu menulis agar mudah kau mengerti, dengan cara paling
sederhana. Bukan sepertimu, yang membuat semuanya menjadi rumit. Barangkali, Ilmuwan
terlahir untuk membuat segala apa yang ada di semesta yang rumit ini menjadi sederhana.
Iya, itu ilmu pengetahuan. Ilmu yang sebenarnya rumit, tapi berkat mereka bisa
menjadi lebih sederhana agar bisa kita pelajari. Bukan sebaliknya.
Mungkin ini tidak senaratif penjelasanmu dengan nomor-nomor.
Bahkan mungkin ini berantakan. Aku tidak terlalu pandai menulis sepertimu. Kau ‘me-reka’
sejarah untuk masa depan nanti, sedangkan aku hanya‘merekam’ sejarahku saat
ini. Tidak ada yang ku buat-buat. Mungkin itulah yang membuatku semudah itu
tertebak.
Disini hanya itu yang ingin ku utarakan. Karena selebihnya
aku memaklumi ‘kegilaan’mu yang pernah lama ku kenali, dulu, dulu sekali. Aku
hanya ingin sistem yang kau bilang itu berjalan sinergis. Bukan membuat
semuanya terasa asing dan tidak saling menyamankan. Ganjil, dan segalanya
seperti tidak terletak pada tempatnya.
Kamu tenang saja, ini rumah keduaku. Hanya mereka yang ku
izinkan masuk yang bisa membaca ini. Aku bukan provokator, atau ‘mereka yang
kau sebut suka membuat cerita tanpa arti’. Baca lagi yang kau narasikan untukku,
ya. Letakkan fiksimu pada tempatnya. :’)
Ini kunamai semacam balasan surat. Teruntuk kamu yang
mengataiku surealis. -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Share yukk :))