Senin, 24 Juni 2013

Curhat Buat Readers #1




Hei Readers, apa kabar? Semoga selalu baik ya, malam ini, aku boleh nggak curhat sama kamu? Mbak Yani lagi ke Bali nih, Fia juga nggak lagi main kesini. Ismail, malah ngerasa punya mbak aneh kalau aku curhatnya ke dia. So, aku curhat ke kamu, mau mendengar Readers? Mau ya :)
Sebelum kamu baca, aku juga nggak tau seberapa penting hal ini untuk kamu. Bahkan mungkin nggak penting. Tapi selayaknya sahabat, kamu mau membaca apa saja kan Readers? Aku harap kamu bersedia hehe.

Beberapa waktu lalu, aku dimintai bantuan untuk bikin soundtrack film setelah sekian lama vakum. Aku juga nggak tau, kenapa dia meminta bantuanku. Temen dari kota seberang, Jogja. Dia percaya kalau aku bisa. Aku nggak menjanjikan yang bagaimana, aku bilang, aku hanya melakukan sebisaku, aku masih terbatas, aku tak begitu percaya diri. Iya, aku (masih) terbatas. Masih sangat banyak yang harus aku benahi, pelajari, kembangkan disana sini. Dan aku belajar itu saat ini.

Setelah baca skenario filmnya, aku coba tulis apa yang aku rasain saat itu. Sambil lalu lalang, nada nadanya dateng nyambet. Kali ini treatmentya beda. Kalau dulu, aku rangkai nadanya, aku tulis liriknya, terus aku serahin ke arranger. Sekarang, aku rangkai nadanya, aku tulis liriknya, terus aku nyari chord dan arransementnya sendiri. Sebenernya agak pengen nangis, aku memang nggak buta nada, aku juga bisa bedain mana nada yang pas mana yang fals. Tapi arransement lagu, masih susah buat aku. Nyari rangkaian chord yang berputar putar dikepalaku itu nggak mudah. Kalau dulu, ada penerjemah maksudku, sekarang aku harus bisa nerjemahin sendiri. Dengan kemampuan yang masih harus banyak diasah lagi. Hasilnya, masih jauh dari angan angan ilustrasi nada yang ada berputar putar dikepalaku, jemariku belum mampu mengejawantahkan lewat tuts tuts pianoku.


Tapi aku nggak pengen nyerah, aku bisa. Seperti kata mereka. Ya, selalu ada semangat dibalik setiap keraguan. Sebisaku, aku rangkai semuanya. Dan jadilah, lagu utuh versi amatir. Aku kirimin ke temenku itu. Aku nggak berharap apa apa, aku hanya ingin menepati janji. Dia bilang, laguku bikin dia terharu. Entahlah, entah kenapa lagu laguku kebanyakan dibilang seperti itu.
Beberapa hari kemudian, ada yang bilang. Cerita filmnya ada yang diganti. Sedangkan lagu yang aku bikin, terikat banget sama cerita awal pas sebelum diganti. Aku kira lagunya nggak jadi dipasang, tapi tiba tiba ada temenku dari Jogja message ke aku, dan bilang kalau laguku jadi soundtracknya.

Aku seneng. Pertama, aku bisa diberi kesempatan bikin soundtrack lagi. Kedua, suaraku terdengar disana. Padahal akunya saja, belum pernah benar benar ada disana. Ketiga, evaluatorku ada disana, aku penasaran apa komentarnya tentang karyaku yang kali ini.

Keesokan harinya dia muncul. Dan kali ini dia bilang “Lagumu bagus”. Ada perasaan semacam senang ‘sedetik’, setelah itu, aku teringat semua kritikan pedasnya, cela’annya, wajah dan ekspresi itu, sinis, datar, skeptisnya, semua itu mana? Aku lebih terbiasa mendengar itu. Dan sekarang aku merasa kehilangan kritikus hebatku. Entah dia bilang begitu karena memang bagus, atau mungkin semuanya itu memang sudah tidak lagi buatku. “Aku memang senang ketika orang-orang memujiku, kecuali kamu. Kamu adalah kamu, bukan orang-orang. Kritik aku sehabisnya, buat aku jadi lebih hebat. Jika kamu tau, semua cela’anmu adalah salah satu alasanku belajar lebih keras. Dan ekpresi sinismu adalah salah satu alasanku untuk semakin cepat melangkah maju.”


Ketika begini, aku merasa kehilangan evaluator terbaikku. Yang bahkan merasa biasa saja, ketika rasanya aku berada di awang awang. Dan ketika kini aku merasa bukan apa apa, dia mengatakannya begitu. Aku tidak terbang, namun juga tidak jatuh. 
Setelah itu, aku mencoba memberanikan diri, buat nge-share lagu ini ke Soundcloud. Sebelumnya aku selalu diingatkan agar tidak mudah menyebarkan karya original ke dunia maya. Lagu ini, aku tidak mau usianya sesebentar itu, aku hanya ingin dia didengarkan lebih lama. Setelah aku upload, komentar temen temen soundcloudku positif positif. Bahkan ada salah satu dari mereka, mau mengarransement ulang lagu itu untuk dijadikan duet. Semoga kesampaian ya Readers. Amin. :)

Aku hanya tidak tau meletakkan ini dimana. Ketika yang lain mengabaikan impian impian kecil ini, dan menganggap mimpiku kecil. Aku tau, aku tak punya mimpi sebesar matahari. Aku sedang mencari mimpiku. Ketika yang lain tidak ingin peduli, memang hanya akulah yang mengerti diriku. Ketika hanya Tuhan yang mau mendengarku, aku kira, masih kalian yang mau membaca ini :’). Aku bukan ingin menjadi hebat, namun aku ingin menjadi seseorang yang berarti, bermakna. Itu lebih dari sekedar hebat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share yukk :))