Sabtu, 10 Agustus 2013

This Way, My Way..



Cita-cita. Rasanya terlalu abstrak menjelaskan satu kata majemuk itu hari ini. Iya, mungkin ini dimana aku sedang dalam fase pencarian jati diri. Mencari apa yang sebenarnya aku inginkan di hidupku ini. Dan hari ini pun aku masih berupaya menemukan itu. Iya, aku masih mencarinya.

Sewaktu kecil dulu, rasanya cukup mudah menjawab ini. “Apa cita-citamu kelak?” tanya guruku kala itu. “Aku ingin menjadi guru, Bu.” Jawabku. “Aku ingin menjadi polisi” jawab temanku. “Aku ingin menjadi dokter” jawab temanku yang lain. Tapi entahlah, diusiaku sekarang ini, pertanyaan itu terasa berada diawang awang, bisa karena aku yang terlalu banyak ingin menjadi apanya, atau mungkin terlalu samar memikirkan yang masih mengawang samar di rongga rongga fikiran tak terjangkauku.

Sebenarnya hari ini aku hanya ingin bercerita, bahwa hari ini, aku sedang mencoba menikmati hari hariku. Menjadi pekerja kantoran yang ritme kerjanya sama, monoton. Disisa waktu sehari ku yang lain, aku bebas menulis, merangkai nada, mengekspresikan diriku lewat lagu, tulisan, dongeng kehidupan, dan seperti merasa aku punya dunia dinamis yang bisa menyeimbangkan ke-monoton-an ku tadi. Pointnya, hidup itu harus disyukuri.

Sekarang aku sedang menikmati hari-hariku dengan imajinasi. Teman-teman kerjaku sering mengataiku gila, karena aku terlalu ekspresif meluapkan apa yang aku rasa. Aku seringkali tertangkap basah sedang tertawa sendiri, atau kadang ‘seperti bersedih’ dihadapan mereka. Tidak apalah aku dianggap gila. Mungkin mereka saja yang tidak tau, bahwa saat itu fikiranku sedang berada ditempat lain. Di tempat dimana aku merasa nyaman seperti berada dirumah. Iya, di imajinasi. Yang selalu membuatku semangat menyelesaikan perkerjaanku agar waktu berputar cepat sehingga aku cepat pulang kerumah dan menuangkannya di antara keyboard laptopku atau sekedar menekan asal tuts tuts pianoku. Itu membosankan tapi selalu ingin ku ulangi. Bekerja delapan jam sehari, menyisakan lima jam untuk tidur dan sebelas jam sisanya untuk menikmati hidup. Iya, diluar semua anggapan orang tentang apa yang aku kerjakan, setidaknya, aku masih bisa dibilang punya cukup banyak waktu untuk menikmati hidup ini. Entah menghabiskannya untuk sekedar menonton video youtube atau browsing hal hal ringan yang kurang diamati. Kemudian berkeliling menengok sekitar, dan banyak hal yang bisa kuceritakan setelahnya. Aku tidak yakin orang orang yang terlihat bahagia dengan pekerjaannya bisa menikmati benar benar hidupnya. Bekerja lebih dari delapan jam, membawa pulang perkerjaannya kerumah, tidur larut malam, terjebak macet jalanan, gaya hidup dengan penuh rasa’gengsi’, dan tekanan tekanan lain atau bahkan tak punya waktu menyapa kucing kucing yang biasanya bermain didepan rumah. Miris. Tapi ada yang begitu. Ini hidup, maka syukurilah.


Aku juga tidak pernah membayangkan sebelumnya, sedikitpun tidak pernah. Sekarang aku tersemangati dengan cerita-cerita yang ku dapat tiba-tiba, atau yang ku dengar dari teman- temanku, atau yang ku lihat langsung, atau yang sengaja dikirim temanku untuk diberi lagu. Iya, aku seperti punya nafas baru. Semacam cita-cita terselubung diantara samar samar yang ku ceritakan tadi. Ada semacam kata hati kecil yang meneriakiku bahwa aku bisa. “Aku ingin jadi penulis lagu.” Entahlah apa itu sudah terdengar seperti cita-cita? Atau yang lain, “Aku ingin menjadi pembuat soundtrack film berbakat.” Iya, kedua hal itu, membuatku seakan dilahirkan kembali. Menjadi sesuatu yang sama sekali tak pernah terfikirkan. Satu hal, hidup ini penuh kejutan bukan? Iya, kurasa ini semacam kejutan Tuhan yang sepatutnya ku jaga dan ku pelihara. Iya, aku ingin belajar. Aku akan belajar lebih keras untuk ini. Aku percaya, karena banyak orang sekelilingku yang mampu membuatku percaya. Kalau mereka saja percaya, kenapa aku sendiri tidak? Terimakasih ini untuk mereka, mereka menguatkanku :’)

Dan dari sekian pilihan, aku memilih soundtrack. Mungkin aku adalah salah satu manusia terdrama abad ini. Kidding hehe. Banyak yang bilang begitu, tapi tidak begitu juga,emm tidak selalu begitu tepatnya. Aku hanya merasa, punya lagu yang bernyawa karena hidup lewat cerita. Iya, setiap lagu ada ceritanya. Menurutku, lagu itu kata bernada. Menulis lagu sama halnya dengan menulis cerita, bedanya, hanya ada nadanya saja. Iya, itu saja bedanya. Itulah mengapa aku tertarik dengan soundtrack. "Menyuarakan cerita lewat lagu". Terimakasih untuk cerita dari teman-teman yang menjadi nyawa cerita yang ku lagukan. Aku tau, aku masih harus belajar keras untuk menghasilkan karya yang lainnya, dengan varian yang beraneka rasa, ehehe kayak eskrim ya. Iya, eskrim. Aku ingin bisa buat eskrim enak dan bergizi, yang rasanya bisa dikenang kenang, amin. Sekiranya begitu. Aku akan belajar lagi, doakan aku ya :’)



This way, who I choose today..

I never know what will happen tomorrow, and day after,

I just try to always enjoying my life, my story, my little story in my life..

You did too, aren’t you?

:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share yukk :))