- Bumi, 29 Desember 2013, PTC – Surabaya Barat, Minggu yang
cerah dan bersahabat.
Well Readers, masi dalam rangka movie marathon bulan ini,
kali ini film yang aku tonton adalah ‘The Hobbit : Desolation Of Smaug’. Ehehe,
film keempat dibulan ini yang aku tonton. Setelah tiga film sebelumnya film Indo, hari ini refresh film barat. Tapi untuk yang satu ini diluar
rencana, dan kali ini partner nontonnya adalah oppey, eh oppa maksudku ehehe.
Beberapa hari lalu gegara mimpi, aku jadi keinget dan kangen
oppa, sahabat tercintah. Dan kayak mimpi juga hari ini dia muncul dong nongol
depan rumah, terus ngajak main. (Emmm… tapi sepertinya gak sesederhana itu juga
sih hmmm hehe). Dan karena dia milih film ini buat ditonton, okey baiklah.
Padahal pengen juga nonton TKVDW hehe. Nurut aja, dia lebih tau yang bagus.
(ceritanya ini dia sineas film) wush lanjut.
‘The Hobbit : Desolation Of Smaug’, film produksi warner bros
yang dari judulnya aja udah keliatan kalo ini film fantasi. Kalau diliat dari judulnya
juga, film ini ber-sekuel juga. (Tapi untuk film ini cukup bikin sebel juga
hmm). Ceritanya tentang bangsa kerdil dan 7 kurcaci yang ingin mengembalikan
negerinya yang udah dihancurin sama naga. Beneran fantasi, ada penyihir dan
peri perinya juga. Yang jadi penyihirnya emang kepala sekolah Hogwarts, ehehe
itu Dumbledore. (pemerannya sama sih ehehe) tapi yang jadi perinya, manusia
biasa, bukan peri peri kecil yang bisa terbang kayak di film Barbie.
“Kenapa ya, kurcaci itu mesti jumlahnya tujuh?” tanyaku
“Ya, kita nggak boleh ngerubah dongeng yang udah ada ehehe”
Dan karena ini film barat dan animasi fantasi, aku juga agak
bingung mau nyeritain apanya. Animasinya, so far bagus, ceritanya cukup
fantasi, ada bumbu romance-nya dan mungkin aku hanya menikmati film ini by the
way ahaha, sedangkan orang yang disebelahku ini daritadi mengumpat terus gegara
liat pengambilan gambarnya yang menurutnya asem banget, (bagus maksudnya). Mungkin
karena dia tau teknisnya, walhasil ya begitu. Memang kan, semakin tau
teknisnya, semakin kita tidak bisa menikmatinya utuh. Kecuali karya itu karya
hebat, yang bisa bikin orang orang yang tau teknisnya lupa teknisnya.
“Udahlah, nikmatin aja kali…”
Aku emang rada hobi ngejekin dia begitu. Sejak kuliah, dia
terlalu serius. Bukan maksud apa apa sih, serius boleh dan harus, tapi kalau
liburan, ya dinikmati aja jangan serius serius gitu, biar balance hehe. Dan hmm
okey, dia pulang entah dalam rangka apa yang jelas bukan liburan, buat nebus kangenku, katanya. (tapi
ya, sekali lagi nggak sesederhana itu, dia paling jago nyenengin orang hmm).
Enggak-enggak bercanda, dia dateng buat adek adeknya yang lagi semangat bikin
film. Up Up!! :D
Untuk music scoring di film ini, mirip banget sama harry
potter depan depannya. Mungkin scorernya sama kali ya. Tentu aja, musicnya
dongeng banget. Dan meskipun ini bukan film romance ada satu adegan yang aku
suka. Jadi ceritanya ada seorang wanita dari bangsa peri (Tauriel) yang jatuh
cinta sama pria dari bangsa kerdil (Kili) *ga boleh harusnya* gegara perburuan bangsa
peri menangkap bangsa kerdil. Suatu hari saat penyerangan monster, kaki si pria
kena panah beracunnya monster. Dan mereka terpisah, karena bangsa kerdil
melarikan diri dari penjara istana bangsa peri. Dan yaya, wanita ini pergi dari istana peri ke kota
nyamperin pria.
Dalam keadaan si pria sekarat, tiba-tiba wanita ini muncul
dan ngobatin luka di kaki pria tadi dengan obat dan mantra mantra peri,
setengah sadar si pria nya, kurang lebih bilang gini, “Aku hanya sedang
bermimpi, tidak mungkin dia tiba-tiba muncul, seperti cahaya bintang yang
disukainya, dia jauh, tidak mungkin aku bisa menemuinya lagi.” (kayak lagi baca
puisi ya ehehe) Si pria memang berfikir dia sedang bermimpi bertemu si peri. Sweety
kan? ahahaha. Tiba-tiba si oppey nyaut bilang, “Halah paham banget ngomong gitu
muji muji cewek didepan ceweknya gitu, paham paham..” ahahaha ketawa aja deh,
anggep aja ini adegan basi di film film romance :p *anggep aja aku nggak tau
apa apa ahaha*
Film ini diakhiri dengan ‘bersambung’. Sebel sama endingnya.
Sekuel-an boleh sih, tapi jangan pas mau perang gitu. Jadi aneh. Mending diending-in,
terus lanjut ke cerita baru. Beneran baru pertama kali liat film yang endingnya
berasa dipotong gitu -___-.
Well, the last Sunday in this year was nice. Makasi oppa,
udah nge-cling kesini bikin orang senyum, nge-update playlist film dilaptopku,
dan main disaat musim ujian :( *sampai bingung antara seneng, terharu, dan
ngerasa bersalah (mesti aja dibikin gitu). One last cry nya masuk playlist juga
deh, coming soon covernya. Semoga bisa balik jogja tepat waktu, ujiannya lancar,
dan tularin semangat ke orang orang terus ya, proud of you :)
“Senja itu seperti jodoh, datang dan pergi.”
“Enggaklah, jodoh itu cuma satu.” sahutku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Share yukk :))