Well, salam olahraga! Haha.
Rasanya seneng banget akhirnya punya cerita tentang tempat
itu. Tempat yang udah dari lama banget pengen aku datengin karena
pemandangannya yang mempesona, ditambah dengan cerita-cerita dari temen-temen
yang udah pernah pergi kesana makin nambah pengen buat kesana. Ngeliat
Ranukumbolo dari dekat, datang mengunjunginya.
Beruntung, pas masa kuliah gini aku punya temen yang suka
nggunung. Kalau pas smk dulu aku punya temen kayak Wildan sama Kikik, di kuliah
ini aku punya temen namanya Fajar. Camping guide andalan yang sering banget
pamer foto kalau habis dari gunung, pokoknya bikin ngiri poll. Sampai entah
rencana dari kapan itu gajadi-jadi, yang terakhir ini akhirnya, terealisasikan
! ha! (tentunya dengan segala macam proses yang rumit alias riweh hhh). Jadwal
sudah ketemu, dan agar semua berjalan sesuai jadwal maka kudu ada yang nge-keep
jadwal itu. ( jadi maaf ya buat Fajar dan Rangga yang dimalam kapan itu aku
omelin gegara ini itu, maafkan aku huhuhu) oke lanjut.
Oh iya gaes, sebelum kamu pergi ke Ranukumbolo ada beberapa
hal yang harus kamu siapkan dari rumah. Sebenernya bisa sih dilengkapi pas di
Malang, tapi kalau kamu termasuk orang yang ‘well prepare’ alangkah baik kalau
persiapannya dilakukan dari rumah. Ini ada beberapa hal wajib yang kudu dibawa kalau mau ke
Ranukumbolo :
- Fotocopy ktp (2lbr)
- Surat Keterangan Sehat (asli 1 lbr + fotocopy 1 lbr) (harus bawa yang asli)
- Perlengkapan camping yang lengkap (tenda sesuai kapasitas, sleeping bag, matras, senter, nesting, kompor, gas, tali rafia dll)
- Pakaian hangat. (Ini akan sangat berguna di malam hari) dan bawa pakaian seperlunya aja, yakin deh kalau bawa se-lemari gak akan kepake semua hhhe.
- Sandal/sepatu yang buat mendaki (karena jalannya banyak yang licin)
- Kantong Kresek (untuk tempat sampah)
- Makanan/ bahan makanan secukupnya. (ini juga sangat berguna untuk masa depan)
- Untuk diperjalanan, selain cadangan minuman yang cukup, siapin juga camilan yang bisa dibuat dopping selama perjalanan panjang, kayak coklat dan madu (juga akan berguna saat kelaperan pas jalan)
- Uang secukupnya.
- Restu orang tua – Restu pacar (kalau punya) hhhh
Perlengkapan sudah ready semua, dan kami siap berangkat.
Kalau sebelumnya aku yang ‘agak riweh’ buat preparationnya, ketika semua udah ready
dan sudah hari H, saatnya aku manut sama kakak-kakak hhh.
12 Agustus 2016 – Prepare
Kumpul dirumah Rangga yang saat itu hujan deres, ditambah
mati lampu ditambah efek percikan bunga api listrik depan indomaret yang serem
poll. Jadi karena mati lampu, packingnya gelap-gelapan. Dan senter bahkan udah
berguna disaat seperti ini, wajib banget bawa ya.
Oh iya skuad camping ceria episode Ranukumbolo ini ada delapan
orang, dari Surabaya, ada Aku, Fajar, Fitri, Rangga, Mami, Mas Cahya. Dan dua
orang temennya Fajar (yang sekarang jadi temenku juga) ada Eva dan Putri, dua
cewek supel nan strong, nice to meet them :)
Kami berangkat dari Surabaya sekitar pukul 21.30 dengan
motoran. Perjalanan menuju Malang daerah Tumpang. Dipertigaan kearah Tumpang,
bertemulah untuk pertama kali sama Eva dan Putri, yang udah nungguin kami
disana. Singkat cerita, kami melanjutkan perjalanan ke daerah Pasar Tumpang,
menuju rumah orang yang menyewakan hardtop. Sampai disana kira-kira pukul 01.00
an dan kami beristirahat, tapi karena perut laper, jadi makan dulu malem-malem.
Dan baru bener-bener baru tidur jam 02.30 an..
Awalnya rencana berangkat jam setengah 7, tapi karena
bangunnya pada telat, dan antri ke-kamar mandi jadinya baru berangkat jam 7 pagi.
Mobil baru melaju sebentar, terhentilah kami di pasar tumpang, untuk melengkapi
fotocopy yang belum lengkap. Nah, untuk kamu yang lupa atau belum sempat
fotocopy dan beli perlengkapan camping/masak, tenang, di pasar tumpang ada
perlengkapannya, dan banyak juga pendaki yang melengkapinya disini. Terutama
mereka yang datengnya jauh-jauh, dari luar provinsi dari luar pulau bahkan.
Tapi kudu pagi ya, biar ke Ranu Pane nya nggak kesiangan.
13 Agustus 2016 - Perjalanan Ke Ranu Pane
Dari tumpang ke Ranu Pane perjalanannya kira-kira dua
jam-an. Dan ketika sudah memasuki kawasan Bromo – Tengger – Semeru, mashaAllah
pemandangannya. Bikin mata jadi berbinar, meskipun kala itu kabutnya datang dan
pergi, tapi tidak mengurangi keindahannya. Dan kami berhenti disatu spot yang
memungkinkan untuk “berpelukaaann” ala
tingkiwingki-dipsi-lala-poo… yaps kami berhenti di spot yang berlatar ‘Bukit
Teletubies’, let’s get the shot!
Ciwi-ciwi :D (dari kiri) Aku - Putri - Mami - Eva - Fitri |
Cowo-cowo. :p (dari kiri) Mas Cahya - Rangga - Fajar |
Angle foto yang disarankan, hehehehe |
Angle foto yang tidak disarankan *duh hehehe |
Perjalanan kami lanjutkan dengan medan yang lebih sulit, ada
jalan yang nanjak banget, dan ada jalan yang rusak banget, becek juga. Jadi
buat kamu yang mau ke Ranu Pane bawa motor, pastikan motormu dalam kondisi
prima dan tahan banting, karena medannya sulit, dan jauh dari mana-mana.
Sebenernya ada beberapa cara sampai ke Ranu Pane, bisa dengan hardtop kayak
skuadku, bisa naik motor, bisa juga naik trek, banyak pilihan, bisa disesuaikan
dengan kebutuhan.
09.00 WIB - Selamat Pagi, Ranu Pane. :)
Dengan cuaca berkabut
dan agak gerimis, dan betapa girangnya aku, pas lagi ngomong, bahkan pas lagi
ngeluarin nafas, keluar asapnya. (kayak di korea pas lagi winter hihi) ini
entah bahagia, entah norak, tapi aku seneng banget hehe (duh gini aja seneng
duh). Dan sebelum membeli tiket, setiap pendaki wajib mengikuti briefing oleh
‘saver’ disana. Briefing ini menurutku sangat penting, kita dikasih tau apa
yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang harus dibawa, bagaimana jika
terjadi ini itu, lengkap. Dan ada juga cerita tentang pendaki-pendaki yang
hilang dan sebab-sebabnya (agar kita lebih hati-hati dan disiplin). Aku sendiri
merasa sangat terbekali saat diceritain sama saver nya sampai ada bagian yang
entah kenapa aku ngerasa sedikit terharu, pas ada kalimat “Tujuan kita bukanlah
sampai di puncak, tapi pulang kerumah dengan selamat.” Dan pada saat berdoa,
kita juga mendoakan ‘mereka yang gugur’ ketika mendaki :’)
Setelah briefing bakal ada pemeriksaan perlengkapan yang
akan dicocokan dengan form yang sudah kita isi tadi sebelum dikumpulin. Guna
pemeriksaan ini adalah agar meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.
(meskipun pas hari itu, ga ada pemeriksaan, karena lagi banyak banget
pendakinya) tapi Alhamdulillah, karena gak bayangin juga kalau antri
pemeriksaan disaat seperti itu. Keluar dari aula briefing, beli tiket seharga
Rp 17.500/hari/orang. Dan sebelum start mendaki, kami sarapan dulu. Di warung
makan di Ranu Pane, ini penting juga, karena bakal butuh banyak tenaga untuk
per’jalan’an ini, iya, jalan.
11.30 WIB – Perjalanan menuju Ranukumbolo
Emmm… sebenernya pas nulis ini, jadi kebayang lagi gimana
capeknya hhh, tapi kudu tetep ditulis. (dan kali ini aku akan mencoba
mempercepat alurnya hhh)
Sebelum berangkat jangan lupa mengecek perlengkapan dan
wajib berdoa. :) dan satu lagi, sempatkan untuk berfoto didepan gapura ini..
(Pose 1) Ini senyumnya masih pada bagus-bagus hihi :p |
(Pose 2) makin banyak mas-mas yang ikut ke foto |
Ciwi-ciwi pendaki ceria :D hhh |
Seperti arahan saat briefing tadi, kami disarankan melewati
rute konvensional, yang pernah kesana pasti udah tau, kalau kita lewat jalan
yang sebelah kiri. Yang belum pernah kesana, kesanalah, nanti juga tau hihi :P
dan baru menit-menit awal udah dihadapkan
dengan tanjakan. Se-mangat-lah. !
Perjalanan ke Ranukumbolo ini terdapat 4 pos. Yang mana
jarak antara pos 1 ke 2, 2 ke 3, 3 ke 4, itu beda-beda. Dari pos 0 ke 1 sama
pos 1 ke 2 lumayan. Dari pos 2 ke 3 juauuuuhhhhhh. Dari pos 3-4 udah mulai agak
nyerah. Dari pos 4 ke Ranukumbolo, tinggal menggunakan sisa tenaga. (hhh ini
satuan jarak macam apa) karena aku emang nggak tau berapa jarak pastinya, tapi
itulah jarak yang kurasakan…(halah).
FYI, disetiap pos itu ada penjual makanan. Dengan empat menu
utama. Air mineral 600 ml (10 rb-an) Madurasa (2500an) Gorengan (2500an)
Semangka potong (2500an). Dan entah kenapa, semangka disini terasa begitu enak,
hhhh. Kalau kamu kesini, tak ada salahnya mencoba (kudapan) yang satu ini
sembari mengatur nafas dan beristirahat sejenak. Hhhh. Dan kalau merasa
harganya kok mahal, akan terjawab kalau kamu sudah kesana, kenapa kok mahal :)
Disepanjang perjalanan kita juga akan banyak berpapasan
dengan pendaki yang turun, dan saling bertukar senyum, saling sapa (meskipun mungkin
cuma ketemu sekali seumur hidup), dan tak jarang ngasih kata-kata penuh harapan
palsu hhh, “Semangat, udah deket, dikit lagi!” padahal loh, masih jauh poll.
Ya, namanya juga ngasih semangat. Dan karena itu pula, aku jadi berkeinginan
kalau aku turun besok, aku yang kasih semangat buat yang baru naik, sip!
Oh iya, tips tipis-tipis buat kamu yang mendaki – usahakan,
sempatkan untuk jogging dan latihan fisik mulai seminggu sebelum mendaki. Itu
akan sangat berguna, nak. Jangan diremehin, karena kalau belum pemanasan nanti
bakal berat banget jalannya. Aku kemarin udah coba mempraktekannya meskipun
cuma lari-lari naik turun bukit deket rumah, dan cuma tiga hari hhhh, tapi
lumayan daripada enggak sama sekali, itu akan berguna saat recovery badan hehe.
*berasa dokter OZ* terus juga pas googling banyak tulisan yang menyarankan
untuk tidak duduk saat istirahat, usahakan untuk tetap berdiri. Dan itu juga
berguna, walaupun pada akhirnya pas pulangnya nanti, semua nasehat dan petuah
akan diabaikan hhh.
Well, ada hal yang berhasil aku wujudkan dari angan-anganku.
Yaps, jadiin album “Sky Sailing An Airplane Carried Me To Bed” sebagai
backsound perjalanan pas berangkat ini, ya bayangin aja, 6 jam jalan kaki, kan
sepi gitu kalau ga ada musiknya, karena ngobrol cuma bisa seperlunya, nafas
udah engap, semakin keatas semakin engap, dan aku berfikir kalau aku dengerin
lagu, aku bakal relax, dan berada di zona nyaman, jadi perjalanan sambil
dengerin lagu-lagu ademnya adam young, and trust me, It works! Bahkan ada
pendaki lain yang pake backsound dangdut-an, edm, dan yang mashaAllah, bahkan
ada yang berbacksound tadarus Al-Quran :)
Dan ini ada beberapa foto ketika lagi merehatkan badan
sejenak, setelah tanjakan-tanjakan yang menghadang…
Baru jalan udah ada 'Tanjakan Selamat Datang' (kemudian pada lomba lepas jaket) |
POS 1 |
Jalan didepan POS 1 |
Ini bukan di pos manapun. Tapi pas berangkat, adegan ini sering banget dilakuin. Yaps, "Break" ! *biasanya setelah melewati tanjakan* |
Take a break lagi. Kata Fajar, ini namanya 'Jembatan Cinta'. Sok atuh tambahin aja kata Cinta disemua nama-nama tempat. *ini kenapa jadi sewot hhhh* * abaikan dhani* |
Orang ini bisa tidur dimana-mana hhh, bahkan aku gatau ini pas nyampe mana. |
POS 3 |
Setelah melewati pos 3 tiba-tiba hujan turun, dan kabut
semakin tebal, jadi si Fajar ngasih komando biar kita semua pake jas hujan.
Setelah sampai di pos 4 hujannya makin deres, dan entah karena faktor capek
atau apa, ranukumbolo yang nyata-nyata udah ada diseberang, masih keliatan
juauuuhh banget. karena kudu turun bukit dulu dan masih harus jalan yang
lumayan berasa karena udah menggunakan sisa tenaga. Sempet juga menikmati hujan (sejenak) sambil merem karena emang ngantuk banget. Dan pada akhirnya,
rombongan kami terpisah jadi dua. Fajar, Fitri, Eva, Putri ada didepan. Aku,
Mami, Rangga, Mas Cahya ada dibelakang, karena ada insiden kram seusai nurunin
bukit yang curam dan licin.
Pukul 17.30 an – Selamat Datang di Ranukumbolo 2400mdpl. :)
(Bersambung)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Share yukk :))