Selasa, 25 Agustus 2015

Mini Review Battle Of Surabaya





Well guys, yang sudah lama ditunggu akhirnya tayang juga. Yaps setelah ditunggu-tunggu tiga tahun lamanya, akhirnya film animasi pertama karya anak Indonesia, Battle Of Surabaya tayang di bioskop seluruh Indonesia. Yes, film animasi :)

Sebenernya mau flashback sedikit, dulu seingatku di Indonesia ada film animasi “Meraih Mimpi” yang di dubbing-in sama Gita Gutawa dan Giring Nidji, namun ternyata yang pure buatan anak Indonesia dalam segala aspek, ya film ini B.O.S. Okey, next. 

Karena begitu exited pengen nonton, jadinya sejak dapet info film ini tayang langsung disegerakan nonton, you must did it too hehe. Karena gak bakalan nyesel, menurutku film ini sudah tidak se-biasa itu. (biasanya film animasi Indonesia (serial animasi yang tayang di tivi, dari segi cerita kurang greget). Yuk diulas satu-satu. (diulasnya ala ala ya ini ehehehe)

Dari segi animasi, sejujurnya scene-scene dalam film ini terasa banget bernuansa kartun jepang. Kayak naruto, avatar the legend of aang, captain tsubatsa. (ini aku berusaha hanya menikmati filmnya saja tanpa berusaha mengingat gimana kudu telatennya animators yang bikin ini, karena aku ga bisa bayangin gimana susahnya gambar 25 fps) dan ini mungkin karena ngerasa familiar sama suara dubber karakter Musa, hehe.

Dari segi cerita, dua jempol untuk film ini. Sampai bertanya-tanya, ini yang nulis naskahnya siapa. Aku rasa 60% dialognya ini mengandung makna, yang garis besarnya memang “Tidak ada kemenangan dalam peperangan.” Dan banyak lagi kata-kata yang bisa dikutip, apalagi dialog-dialognya Yumna (karakter favoritku di film ini), yang beberapa kali bikin aku merinding. Dan film ini juga karakternya kuat-kuat. Latar belakang tokoh yang berbeda-beda bisa aku mengerti dengan baik (tanpa ngerasa bingung). Pesan filmnya sampai, dan… my tears are falling. Suka juga sama alurnya yang kalau digambar di grafik itu bakalan naik turun. Awalnya sedih terus dibikin jatuh cinta terus sedih lagi eh tapi terus lucu sampai ketawa ngakak terus ada tegang-tegangnya terus sedih lagi terus agak tenang..and the ending.. aku ngerasa klimaks banget, karena ujung film ini bikin aku nangis se-abis abisnya. Hhhhaaahiks. (nangis gegara film animasi gapapa kan ya? Biasanya adegan bikin aku nangis-nangisan cuma pas nonton drama korea hehe) eh tapi jangan salah, bahkan mas-mas yang duduk disebelahku (gatau siapa) pas adegan Tuan Yoshimura meninggal aja udah mewek, ternyata ada yang lebih muellow nonton film drama beginian daripada aku, kataku dalam hati. Hahahahiks.

Dari segi soundtrack, lumayan menurutku. Karena mampu ngebawa suasana filmnya, bisa membuat mood naik turun. Dan suara dubber, especially Maudy Ayunda, masuk banget ke karakternya. Great job! Reza nya juga hehe. Dan yang nge-dubberin tentara Inggris yang ngejar Musa. Itu keren banget suaranya. Sampai masih inget dialognya..”Well done Musa, see you again my friend.” (maaf kalau salah) itu salah satu bagian favoritku hehe.

Dan entah kenapa, aku pengen nonton ini lagi hehe. Rasanya kurang kalau nonton sekali. Hehe. Oh ya, dan yang lumayan bikin seneng adalah bioskopnya nggak sepi. (pernah banget soalnya kebioskop isinya cuma 20 orang se-theater gegara yang diputer film Indonesia) dan ini nunjukin kalau masyarakat tertarik dan respect sama film animasi buatan negeri sendiri :)

Salut sama animators-nya! Amikom Yogyakarta yang logonya diawal bikin bangga banget, You did well!! Ga rugi nungguin lama, tapi memang jadinya bagus. Dan sekarang juga jadi tau, kenapa Walt Disney mau ngebeli ini. Jadi tau sejarah Surabaya, jadi tau kalau bikin film animasi itu butuh waktu lama, jadi tau “There is no glory in war” :)

Let’s check it to the cinema, guys. Don’t forget bring the tissue buat cewecewe yang suka mewe. Hehe.

Thanks for Read, Goodreaders!



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share yukk :))