April 2020
Setengah
sebelas siang, segelas beng-beng drink hangat, dan backsound kicauan burung
lovebird yang cukup berisik tapi ga ganggu
Kali ini ga
perlu terlalu mengumpulkan effort buat nulis ini, karena ada tenaga endogen
dari dalam diriku yang membuatku tergerak untuk ‘mengabadikan’ apa yang yang
kurasakan di tahun ini. It will be random post maybe, I just wanna write what’s
on my mind right now.
Tahun 2020,
tahun yang beberapa tahun lalu dibayanganku, aku bakal menikah di tahun ini
karena ulang tahunku tahun ini ditanggal cantik, kece buat tanggal pernikahan.
Oke, itu bayanganku di beberapa tahun lalu. Kenyataannya, aku masih sibuk sama diri
sendiri dan perbaikan diri, udah mulai suka sama orang lagi, tapi orangnya
gatau suka sama aku apa enggak, tapi untuk sekarang kayaknya belum. Heu. Oke lanjut.
1 Januari
lalu, ada kabar duka di keluarga besar alm Ayah. Suami tanteku meninggal dunia,
tepat di malam tahun baru. Kegiatanku diawal tahun ini adalah takziyah, menangis
sekeluarga karena kehilangan saudara.
Aku nggak
menyangka bahwa setelah itu ada kabar-kabar buruk yang lain. Dan ini berlaku
untuk semua orang. Tahun ini, generasiku, merasakan yang namanya kedatangan ‘virus’.
Jika kamu ingin tahu gambaran singkat tentang bagaimana keadaan yang terjadi
sekarang, kamu bisa menonton film Contagion tahun 2011. Kurang lebih itu yang
terjadi, namun dalam versi filmnya lebih di dramatisir. Mengenai film itu sendiri,
aku baru nonton setelah banyak orang membicarakannya jadi efek kagetnya ga gimana-gimana.
Tapi cukup dibuat gedeg juga, kenapa, yap….. 10 tahun lalu, penulis film itu
sudah menulis ceritanya. Kemungkinannya, pertama, kebetulan. Kedua, dia peramal.
Ketiga, dia dapet data rahasia.
Entah
mengapa, aku percaya dengan kemungkinan ketiga. Karena film itu terlalu detail
untuk sebuah kebetulan dan terlalu saintis untuk seorang cenayang. Well balik
ke dunia nyata.
Ah, ya.
Virus ini dinamai COVID-19. Corona Virus Disease 2019. Karena pertama kali
muncul tahun 2019. Berbeda dengan di film yang penyebab awal virus bisa di tracking,
yang terjadi di dunia nyata, enggak semudah itu. Karena penyebaran virus ini
bertepatan dengan momen Tahun Baru Imlek, yang mana ya….orang-orang china pada
pulkam, terus pas balik ke negara rantauan, tanpa mereka sadari mereka membawa
virus itu. Tapi disini aku ga bermaksud nyalahin siapa-siapa, karena siapa juga
yang mau kena virus itu? Kurasa mereka pun ga mau. So, virus ini mungkin memang
udah ditakdirkan turun di tahun 2020 ini.
Meskipun
virus itu udah muncul 2019, tapi Indonesia masih santuy abis pas awal-awal
virus itu muncul. Banyak meme dan dagelan-dagelan yang pas itu masih lucu pas
aku baca. Sampai pada bulan Januari-Februari aku mulai ngerasa bahwa meme itu
udah mulai ga lucu lagi. Kerjaanku, yang bikin aku banyak baca ini itu, secara
ga langsung ngebuat aku baca banyak hal termasuk berita internasional ini, yang
makin lama makin mengkhawatirkan. Aku Cuma berfikir, kayaknya tinggal tunggu
waktu virus itu nyampe di negara ini.
Saat itu
aku juga udah mulai mempersiapkan diri, udah beli handsanitazer, bikin
disinfektan, makan ini dan itu, serta satu hal yang paling susah yaitu,
mengedukasi keluargaku sendiri supaya lebih aware sama diri sendiri. Jujur
awalnya berat banget, tapi karena aku ga pengen aku menyesal sama diri sendiri,
jadi aku rajin cerita ini itu ke ibu, ke adek-adekku, sampai akhirnya mereka
ngikutin apa yang omongin. Kamu pasti juga melakukannya kan, berusaha sekuat
tenaga jaga keluarga :)
Tulisan ini
pun dibuat saat aku ngerjain kerjaanku di rumah, alhamdulillah sekarang pekerjaanku
termasuk yang bisa dikerjain di rumah. Diluar sana, sekolah-sekolah dan kampus
diliburkan. Banyak juga orang yang kerja dirumah, juga banyak orang yang
kehilangan pekerjaannya karena dampak dari kebijakan yang mau gamau harus
dilakukan untuk menekan korban kematian karena virus ini, dan ya memang hanya
itu caranya.
Masih
banyak yang ingin aku ceritakan, akan aku lanjutkan di hari-hari setelah ini.
BERTAHANLAH,
teman-teman :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Share yukk :))