Selasa, 04 Februari 2014

Kematian Yang Lain


* Tulisan ini adalah satu dari sekian banyak cerita keseharianku, sama sekali tidak ada unsur SARA dan maksud lainnya. I just take the positive ;)

Ini adalah pertama kalinya aku menghadiri upacara kematian orang kristen dan beliau keturunan china. Yang aku hadiri ini upacara kematian Ibu dari pemilik perusahaan dimana tempatku bekerja. Senin kemarin, kerja diliburkan, dan diganti dengan menghadiri upacara kematian itu, kalau orang islam biasa menyebutnya ta'ziyah atau pada umumnya disebut melayat.

Bersama seluruh teman-teman kerja, kami berangkat ke Adi Jasa di jalan demak, karena jenazahnya disemayamkan disitu. Aku pernah menghabiskan masa kecilku di jalan demak juga, dulu rumahku disana, didekat Adi Jasa juga. Bayanganku dulu, tempat itu seperti rumah sakit dimana didalamnya banyak orang yang telah meninggal ditempatkan. Ternyata aku salah, tempat itu lebih mirip 'semacam hotel' untuk para jenazah, dimana ada beberapa kelas kamar yang disesuaikan dengan kemampuan membayarnya. Selain ada peti jenazah, ada juga kursi kursi dan meja makan persis seperti saat menghadiri acara pesta. Sedangkan diluar ruangan berjajar karangan-karangan bunga dari kerabat dan relasi perusahaan.

Jauh dari kesan sedih, keluarga yang sedang berduka menyambut setiap yang datang dengan senyuman dan ucapan terimakasih karena berkenan hadir. Dresscode mereka berwarna putih, bukan hitam seperti sebagian orang yang lain. Kami memang selayaknya tamu, datang dan diberi makan. Ada makanan ringan dan makanan berat juga. Kata Pak Steve, atasanku, "Sudah bukan saatnya, meninggal dibuat sedih-sedihan, kita buat makan-makan saja." Entah maksudnya apa, tapi aku memaknainya seperti, ya kita pasti akan meninggal, itu memang alurnya begitu, jadi mengapa bersedih? Sedangkan disisi lain, menurut beberapa pendapat, kematian di kepercayaan china itu justru menambah rejeki. Terlepas dari percaya tidaknya kamu, yang bisa kita ambil adalah pemikiran positifnya kan? Dimana berduka itu bisa diselimuti dengan suka. Dan mungkin perlakuan untuk kami sedikit beda karena kami adalah pegawainya. Untuk kerabatnya ada semacam tempat untuk meletakan emmm kalau orang jawa biasa menyebutnya 'bowo-an' entah bahasa Indonesianya apa, mengingat ini adalah acara kematian, bukan pernikahan. Tapi ini adalah memang salah satu tradisi dan tata cara mereka, ini sepengelihatanku.

Upacara dimulai pukul 12.00 WIB dengan tata cara agama kristen. Dibagikan juga buku-buku kecil berisi nyanyian dan doa-doa, kalau diagama islam semacam buku yasin. Untuk yang ini aku tidak memegang bukunya. Dan sang pendeta mulai melakukan prosesi. Dia berdoa, berkhutbah sedikit, dan sesekali bernyanyi. Aku yang berlaku sebagai tamu dan berbeda keyakinan, hanya mendengarkan saja, ini bagian dari bhineka tunggal ika bukan? Saling menghormati, yang penting iman kita di hati kita masing-masing. Sebenarnya hampir sama 'arti' doanya. Aku sebagai muslim berdoa memakai bahasa arab, yang ini memakai bahasa indonesia. Semua doa itu baik bukan? hanya bahasanya saja yang berbeda beda. Sekali lagi, aku hanya mendengar. Ada beberapa kalimat dari rangkaian doa itu, yang aku rasa sama dengan apa yang aku anut, sebelum ada beberapa doa lain, yang aku hanya bisa diam saja, dan beristighfar banyak didalam hati, bukan bermaksud apapun, tapi agar aku juga sama sama berdoa dengan mereka, dengan caraku sendiri.

Ada beberapa kalimat yang masih aku ingat dari pendeta itu. Dia bilang, dia pernah mengalami mati suri selama 20 menit, 25 tahun yang lalu. Saat itu dia diperlihatkan taman firdaus yang indah, dimana dia ingin pergi kesana lagi. Sama kan seperti islam, ada surga firdaus, surga yang paling indah. Dia juga bilang, saat kita mati, kita tidak langsung masuk surga atau neraka. Tapi kita menunggu, menunggu lama. Dan mempertanggungjawabkan perbuatan kita didunia kepada Allah. Perbuatan kita, bukan dosa kita, karena dosa kita telah diampuni oleh Allah. Ini beneran dia ngomong gitu, meskipun dengan pelafalan Allah yang berbeda. Lalu dia mengingatkan tentang kalimat, "Didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, begitu kan kata olahragawan? Tapi buktinya, mengapa ada orang yang sakit jiwa padahal tubuhnya sehat dan kuat? Maka yang harusnya disehatkan dulu adalah jiwanya. Memberinya makanan yang sehat, dengan ibadah. Yang kristian tidak hanya hari minggu saja, yang islam tidak hanya hari jum'at saja. tetapi agar jiwanya sehat, berilah makan yang cukup setiap harinya." begitu kira-kira khutbah singkatnya. Kalau aku memaknainya, pendeta ini menyiratkan bahwa beribadah itu menyehatkan, sholat lima waktu itu memang wajib, agar jiwa kita tetap sehat dan cukup asupan gizinya. Setelah itu dia memimpin nyanyian-nyanyian. Beberapa lagu terdengar seperti nada di lagunya Gita Gutawa. Terus jadi inget kata Wildan beberapa tahun lalu setelah mendengar satu laguku buat filmnya Zakiya dulu, "Lagumu itu loh kayak lagu gereja-gereja.." ehehe. Waktu itu aku tertawa, karena kalau nulis lagu dan bikin nadanya ya mengalir aja, kalau ada nuansanya terdengar begitu, itu hanya ketidak sengajaan menurutku. Ini bukan hal luar biasa sih, lagu di gereja gereja sebagian besar genrenya pop, jadi pasti banyak juga diluar sana lagu pop yang mirip lagu gereja. ehehe. Tapi coba dengerin lagu-lagu dan musiknya Gitagut deh, pasti nuansanya gereja banget. Sebenernya bukan gereja sih, tapi lebih yang ke nuansanya klasik, ala yunani, italia, kiblat musiknya gita, jadi ya begitu.  Wushh kalau yang ini intermezzo hehe. Ini juga salah satu sebabnya kenapa sammy simorangkir, joy tobing, bams samson, momo geisha, agnesmo, suaranya bagus-bagus, berdoanya saja pake nyanyian hihi.

Setelah dari Adi Jasa, kami melanjutkan prosesi ke kembang kuning, untuk kremasi. Dari Adi Jasa ke kembang kuning, rombongan kendaraan dikawal polisi loh. Jujur, pas bagian ini aku agak sedikit norak hihi. Jadi karena dikawal polisi, kita jadi diliatin orang banyak, kayak menteri lagi lewat gitu, lalu lintas di atur polisi sedemikian rupa, jadi rombongan kami ke kembang kuning melaju bebas hambatan. Ini keren banget menurutku, baru pertama kalinya juga. Biasanya kan aku yang ada diantara kemacetan gegara ada orang dikawal model begini, terus bilang "Ini ada apa sih? Bikin macet aja..!!" Dan sekarang aku yang ada diposisi bikin macet, ternyata seru dan lucu juga. ehehe. 10 menit kemudian kami sampai di kembang kuning, (cepet banget kan? ehehe) Iya, kembang kuning itu tempat pemakaman, kuburannya orang china. Makamnya besar-besar dan undukannya tinggi. Tapi hari ini, jenazah tidak dikubur, tapi di kremasi. Jadi ditengah-tengahnya kuburan di kembang kuning itu ada 'krematorium' tempat buat mengkremasi jenazah. Masuk kesitu dan upacara sebentar.

Dan tibalah saatnya penghormatan terakhir kepada mendiang sebelum dikremasi. Untuk yang kali ini aku memilih duduk di pinggir ruangan, sedangkan yang lain mengkerubungi peti jenazah dan menabur bunga disana. Ditutuplah pintu ruang kremasi dan salah satu anggota keluarga dipersilahkan untuk menekan tombol dimulainya pembakaran/ kremasi. Disitu tangis Ibu atasan pecah tak terbendung. Aku yang pada saat itu sama sekali nggak kenal sama orang yang meninggal pun entah kenapa, mataku berkaca-kaca dan nangis sendiri. ''Kamu loh kenapa nangis? kenal aja enggak sama orangnya? Keluarganya aja tegar, lah kamu? kamu loh siapa kok malah nangis?'' kataku dalam hati. Aku sih memang nggak sampai nangis ya gimana-gimana cuma merasa seperti kehilangan, dan melihat kematian saja. Mungkin aku ingat almarhum ayahku, aku masih ingat betul saat-saat beliau disemayamkan, saat aku hanya bisa melihatnya tanpa bicara, saat aku belum tau betul bahwa orang sakit itu bisa meninggal, sedangkan difikiranku saat itu, orang sakit pasti sembuh. Ayahku memang telah pergi, tapi aku yakin, Allah memberi tempat terbaik untuk ayahku disisi-Nya. Iya, ayahku orang baik. Dan beliau adalah ayah terbaik sedunia :') maaf jadi mellow :')

Kematian itu pasti datang, entah kapan, tapi pasti. Kata pendeta tadi, "Saya sebenarnya ingin kembali lagi kesana, tapi entah, saya belum dipanggil..". Jujur, Aku belum siap untuk menghadapi kematian, walaupun aku tau, Allah tidak akan menanyai kita tentang kesiapan, karena semua sudah ditentukan. Tapi ya Allah ijinkan aku berdoa, "Tuntunlah aku, bimbing aku, buatlah aku jadi pemberani, bantu aku untuk selalu teguh ya Allah, hingga saat Kau memanggilku nanti, kelak aku dalam keadaan siap Kau panggil, dengan gagah dan percaya diri aku menghadap kepadaMu. Semoga aku dipanggil dalam keadaan yang baik, siap dan tanpa menyusahkan orang-orang yang ku sayang, amin.'' Bedoa, boleh apa saja kan ya Allah? :')

Dan untuk orang-orang yang ku sayang yang telah tiada, Aku percaya, Allah telah menempatkan kalian ke tempat terindah disisiNya :')
Allah itu seperti apa yang diprasangkakan makhluknya kan? :')

Love you, Allah. Jaga dan lindungilah aku, amin :')


Thanks for read :)




4 komentar:

  1. sedih bacanya,,,,mengingatkan pada almarhum papahku yg juga sudah tiada :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. :')

      Selalu yakin bahwa Ayah atau Papa atau siapapun yg sudah tiada, telah ditempatkan Tuhan di tempat terbaik disisi-Nya :')

      Thanks for read :)

      Hapus
  2. untung ga ketemu hantu, atau venom dari lonceng gereja :takut

    BalasHapus

Share yukk :))