Minggu, 28 Oktober 2012

Bayang- Bayang Ilusi - Anggun C Sasmi


Kala mataku terpejam
Sunyinya malam
Kala hasratku membara
Khayal smakin tinggi

Seribu asa hadir di sekililingku
Bangkitkan gairah hidup
Sejuta harapan di dalam jiwaku
Walau semua masih di dalam angan

Jurang curam menghadangku
Getarkan jiwa
Dan pekatnya kegelapan
Datang melanda

Keraguan kini menjelma di dada
Musnahkan segala asa
Semua harapan yang dulu pernah ada
Tiada tersisa…

Haruskah ku hidup dalam angan - angan
Merengkuh ribuan impian
Haruskah ku lari dan terus berlari
Mengejar bayang - bayang ilusi

Bayangan ilusi
Hanya fantasi
Bayang ilusi

Haruskah ku hidup dalam angan - angan
Merengkuh ribuan impian
Haruskah ku lari dan terus berlari
Mengejar bayang - bayang ilusi
Merengkuh ribuan impian
Haruskah ku lari dan terus berlari
Mengejar bayang - bayang ilusi

Bayangan ilusi
Hanya fantasi
Mengejar ilusi
Terus berlari
Bayang ilusi




Bayang- Bayang Ilusi - Ramadhani (cover song) :)

Sabtu, 27 Oktober 2012

Aku Salah Sangka


Aku salah sangka
Aku ketinggian menilaimu
Ternyata akulah yang lebih kokoh

Maaf.
Aku salah sangka
Aku ketinggian menilaimu
Terlalu tinggi, rasanya.





Rabu, 24 Oktober 2012

#Doa


Aku menjadi tidak yakin begini, jadi ragu
Apa "suatu hari" itu memang ada?
Jika ada, apa iya "suatu hari" itu punyaku?

Allah masih baik kan?
Dia pasti punya satu "suatu hari" untukku, atau mungkin lebih
Untuk Dia nyata(kan) untukku.


Amin.






Selasa, 23 Oktober 2012


Dear You,




Hai, selamat malam. 
Sekarang kamu pasti sedang sibuk belajar ya, sampai sering kurang tidur kan?
Senin depan kamu UTS, good luck ya :')
Belajar yang banyak, biar dapet nilai bagus
Masih ragu?
Aku percaya loh kamu bisa.
Pengen bukti?
UTS dulu, kamu pernah hebat ngalahin aku, hehe.
Jujur, aku masih gak terima.
Sekarang, udah percaya kan?
Apa perlu ada aku disana buat kamu kalahin lagi?
Hehe, cuma bercanda kok :))

Senin, 22 Oktober 2012

Radar Itu Memang Ada :')



Radar.
Kata kakak kelasku , "Radar itu adalah sesuatu untuk mendeteksi cuaca dan angin"
Di Wikipedia, Radar adalah suatu sistem gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan bermotor dan informasi cuaca (hujan).


Kenapa aku jadi tiba tiba mau nulis tentang radar?
Cuma tergelitik aja sama satu kata itu “Radar”, yang belakangan ini jadi sering aku denger, aku baca, dan kemaren, aku bener bener liat, itu memang ada.
Enggak tau juga sih, kalo ini adalah efek samping dari baca perahu kertas,(yang lumayan telat bacanya, haha) tapi ini beneran nyata.

Jadi gini,kemarin aku nemenin mbakku besuk pacarnya yang dikurung di asrama (itu bahasa alay nya). Pacar mbakku lagi di ospek, tiga bulan gak boleh pulang kerumah, disana hidup tanpa tivi, tanpa hp, tanpa laptop. Bayangin aja, mati gak tuh. Emang sekolahnya ketat, keras. Tapi katanya, Insya Allah, nanti kerjanya enak. Amin. Akhirnya, kemaren dapet kesempatan buat besuk. Dan mbakku ngajak aku buat nemenin. Sebagai adik sepupu yang baik dan patner sejatinya, aku nemenin dia. Sekalian biar tau kampus sama asramanya sekolah tinggi itu, yang menurutku. Emang lebih mirip penjara. Piss. Hehe.

Waktu itu aku nyampek jam 11. Sekilas disana tampak sepi, makanya kayak penjara. Udah lokasinya didalem perumahan dinas juga. Jadi kalo mau kabur dari sana juga percuma. Disana panas banget gak ada pohon. Adanya miniatur pesawat, air mancur di tengah lapangan besar, sama ada tulisan gede “ Be The First Airman” hmmm, keren!! Sekilas. Trus aku naik tangga ke aulanya, pas diluar aku bayangin bakalan besuk, kayak orang orang yang dipenjara beneran, ada meja ada kursi, terus ngobrol disana, eh ternyata pas masuk, hah? Ini aula penuh orang. Ada bapak bapak, ibu ibu, mas mas, mbak mbak, adik adik, pacar pacar, mbah mbah juga ada. Dan semuanya tujuannya sama. Besuk. Begitu masuk langsung kaget dan ketawa ngakak (walaupun ditahan) wong yang dibesukin ternyata jin gundul semua. Hehe. Bercanda. Tapi emang beneran tarunanya gundul semua. Masuk dan ngisi buku tamu. Mbakku sekalian ngisi nama pacarnya buat dipanggilin sama seniornya. Terus kita nyari duduk di pinggiran aula, yang gede dan ada ratusan orang disana. Aku tau, mbakku udah pasang radar dari tadi, udah ngeliat kiri kanan, depan, barangkali aja, udah ada di aula pacarnya. Aku diem aja. Lumayan pusing ngeliat segitu banyak dan sekilas, kembar semua. Sambil nunggu, beberapa menit kemudian, ada seorang taruna berkepala gundul dari jauh melambaikan tangan kearah mbakku, dan mbakku melihatnya. Iya, dia Mas Delta, pacarnya mbakku. Dan aku, melongo. Dalam hati, “radar itu emang ada ya..” seenggaknya mereka berdua punya. :’)

Terus kita nyamperin duduknya Mas Delta sama temen temen seperjuangannya yang lumayan jauh. Dan yaa, mbakku melepas rindunya. Hehe.  Trus aku yang penasaran dari tadi, nanya ke Mas Delta.

Aku : “ Loh Mas Delta tadi tau darimana kalo aku sama Mbak Yani ada disini? Di panggil kakak seniornya?”


Mas Delta : “Enggak, tadi kebetulan lihat sebelah sana. Awalnya gak yakin, tapi eh bener ternyata.”

Aku : (senyum melongo)


Ya, itu gak bisa dijelasin walaupun aku sebenernya pengen tau penjelasannya. Salut sama mereka berdua :*

Terus ditelingaku kayak ada backsound muter sendiri …

“Dan ku bisa, dengan radarku, menemukanmu…”
:')



Kamu, juga punya radar?
:D
Semoga ya :’D
Kata Dee “ Ayo pasang radar !! “ :D


Bonusnya, ini foto mereka berdua :D









Sabtu, 20 Oktober 2012


" Jika tahapannya harus benci dulu, maaf, itu buka paketan bundlingku..."

Rabu, 17 Oktober 2012

Kita Dan Hujan


Musim hujan selalu mengingatkanku tentang hal hal
Tentang tetes tetes air, dingin, dan pelangi
Dan  selalunya, mengingatkanku pada ceritaku bersamamu saat hujan
Saat masih malu malu, saat semuanya akan dimulai
Saat hujan menderas, saat gerimis menjadi sering turun

Kau dan aku, menyusuri hujan di jalanan
Hingga kaki tangan kaku kedinginan
Ku bawa pesan hangatmu, menembus hujan yang kau anggap gila
Mengantarku ke ujung jalanan rumah
Bersama derasnya air hujan saat itu, kau buktikanku akan kesungguhan
Badai yang kau terjang disaat yang tak mungkin
Dan kau datang seperti keajaiban



Ibu (Harta Tak Terbeli, Tak Tercuri)



Menuliskan satu kata itu saja, aku sudah menahan senyum dan tangis haru.

Semoga ceritaku ini, bisa membuatmu memahami, bahwa Ibu, adalah harta yang tak terbeli, dan tak akan bisa kau curi dimanapun.




Aku sayang Ibu. Aku sayang Ibuku. Kau?
Kau pasti juga :)

Iya, kali ini aku akan bercerita tentang Ibuku. Ibuku yang aku sayang itu. Seminggu yang lalu, Ibuku melahirkan. Melahirkan diusianya yang tak lagi muda. Disaat aku sudah berusia delapan belas tahun, dan adikku yang sudah berusia dua belas tahun. Adikku yang baru lahir itu, namanya Damai. Dia terlahir dari rahim yang sama, rahim Ibuku. Namun bapak kami berbeda. Entah aku menyebutnya apa, hanya saja, aku tak ingin menyebutnya saudara tiriku. Sebut saja dia adikku.



Ibuku yang dulu..

Delapan belas tahunan yang lalu, dibulan Februari tanggal 20, aku yakin, Ibuku pasti tersenyum bahagia dan bangga, beliau telah menjadi wanita yang sempurna. Beliau pasti tersenyum saat itu, melihatku yang terlahir dengan sempurna di dunia melaluinya. Tentu saja, aku hanya menebaknya. Tapi bukankah seperti itu kiranya perasaan setiap Ibu muda? , Mungkin.



Enam tahun kemudian, beliau memberiku seorang adik lucu bernama Ismail. Adik laki lakiku yang berpotensi itu. Ayah dan Ibuku, tentu sangat beruntung sudah punya sepasang anak laki laki dan perempuan. Yang tentunya, sangat menjadi penerus harapan dan mimpi mimpi mereka.


Tiga tahun setelahnya, Ayahku pergi. Pergi untuk selamanya. Meninggalkanku yang saat itu masih berusia sembilan tahun yang saat itu, ingatanku belum terlalu kuat benar. Dan adikku yang juga masih berusia tiga tahun. Ayah pergi, meninggalkan kesan kesan baik. Meninggalkan seberkas semangat untukku, dan segenggam harapan untuk adikku, yang bahkan saat itu belum mengerti benar tentang arti mencintai Ayah.  Dan tentu saja, Ayah pergi meninggalkan Ibu. Orang yang sangat mencintainya. Menemaninya setiap suka dukanya, memberinya dua orang anak yang lucu dan menemaninya membesarkan dan merawat anaknya. Sejak hari itu, Ibu terlihat sangat terpukul. Aku mencoba memahami perasaan Ibu diwaktu itu, tentu saja saat aku tlah sebesar ini. Saat itu, Ibu pasti mengalami guncangan terberat dalam hidupnya. Kehilangan sebagian dari jiwanya. Ibu memang terpukul. Namun beliau tak lantas membiarkanku dan adikku terlantar dan mencari pelampiasan pergi. Sungguh ini yang membuatku tak kuat menahan tangis, hingga sekarang bahkan jika aku mengingatnya. Saat itu Ibuku menjadi seorang single parent. Pekerjaan apapun beliau lakukan, sambil bekerja pun beliau mencari usaha sampingan dengan berjualan. Ya, pasti beban Ibu saat itu sangat berat. Mencukupi kebutuhan dua anaknya yang masih kecil, yang butuh semuanya, dan sangat butuh kasih sayangnya. Samar-samar di ingatanku. Terkadang, aku mendengar Ibu menangis di tengah malam, berdoa dan memohon agar beliau selalu dikuatkan. Bahkan aku pernah sengaja pura pura tertidur, tengah malam, Ibu  datang ke kamarku, membelaiku sambil menangis. Sambil mengucap doa doa suci untukku. Saat itu, aku merasa, “Ya Allah, aku beruntung punya Ibu seperti Ibuku. Dia hebat Ya Allah. Dia totalitas menyayangiku. Jaga dia Ya Allah, lindungi beliau. Panjangkan umurnya. Berilah dia kesehatan untuk terus menjagaku dan adikku. Sayangi dan senyumkan dia Ya Allah :’ “


Dan hingga sampai sekitar satu tahunan yang lalu, Ibuku memutuskan untuk menikah lagi. Ibuku menikah lagi setelah sembilan tahunan menjadi single parent. Kali ini, adalah guncangan yang besar dalam hidupku, dan adikku tentunya. Apalagi Ibuku menikah disaat aku duduk di kelas dua belas, dan adikku yang duduk di kelas enam sd. Ya, kami sama sama akan menghadapi ujian nasional. Tapi sebelum itu, kami harus menghadapi ujian hidup yang satu ini. Semuanya berjalan cepat. Yang aku rasa. Suatu hari, ada seorang laki laki datang kedalam kehidupan Ibu, dan dengan cepat dia mengambil Ibu dari aku dan adikku. Sederhana begitu. Saat saat itu adalah saat saat berat untukku. saat aku hendak lelah menangis, tapi aku harus mengerti, dan aku ingin membuat Ibu tersenyum lagi. Aku kecewa. Jujur saja. Ibuku yang hebat, dulunya, seperti kehilangan cakar dan taringnya. Bukan. Bukan tentu saja. Harusnya aku sadar, Ibuku hanyalah seorang wanita biasa, yang walaupun terlihat sangat kuat, beliau tetap lemah untuk beberapa sisi yang dewasa ini, harus ku mengerti. Saat itu aku ingat benar, bagaimana Ibu meminta restuku untuk menikah lagi. Saat itu aku tak melarangnya, karena pernikahan yang menurutnya akan membuatnya bahagia itu adalah haknya. Namun aku juga tak lantas berkata, aku merestuinya. Aku memang tak mau keadaan yang sudah baik akan berubah menjadi sesuatu yang bahagia kelihatannya, tapi belum pasti bahagianya. Dan, Ibuku tetap memutuskan untuk menikah. Aku sadar, restu anak itu tidak penting. Restu orang tualah yang penting, dan ya, Mbahkung ku merestuinya.



Hingga setelah semua keadaan menjadi berubah total. Ibu terlihat menjadi Ibu yang laiinya. Ya, dulu kasih sayangnya terfokus hanya untukku dan adikku, dan sekarang, aku harus rela membaginya dengan suami ibuku. Hingga beberapa bulan kemudian, Ibuku hamil. Jujur, aku ingin marah. Bukan apa apa, aku begitu menghawatirkan Ibu. Hamil diusia segitu sangat riskan untuknya. Aku hanya tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Ibu. Tapi Ibu telah terlanjur hamil. Dan aku tak bisa apapun. Aku harus dan berusaha Ikhlas. Aku tetap saja tak begitu peduli dengan kehamilan Ibu. Kehamilan yang sangat tak ku tunggu. Sampai akhirnya, aku merasa tersentak lagi. Aku merasa, Ibuku, adalah seorang pejuang sejati. Saat itu adalah detik detik kelahiran Damai. Damai terlahir terlambat dua minggu dari prediksi dokter. Pagi itu, dengan kaki bengkak dan perut kesakitan, saat aku hendak mengantar adik laki lakiku kesekolah, Ibu merintih kepadaku dan adikku.

Sepenggal kata katanya yang membuatku menangis pagi itu, sambil menangis menahan sakitnya Ibu berkata, “ Nak, Ibu pamit dulu, Ibu sudah nggak kuat, doakan Ibu ya Nak, doakan Ibu diberi kemudahan melahirkan.”



Seketika, aku menahan airmataku sambil memeluk Ibu, dan berusaha menghapus airmata beliau. Doaku dalam hati, “Ya Allah, lindungi selalu Ibuku Ya Allah, berilah kemudahan dalam perjuangannya, panjangkan umurnya Ya Allah.. “

Hingga akhirnya, Ibu melahirkan Damai dengan selamat dan sehat. Dan aku melihat kelegaan di senyum Ibu.



Nama Damai, adalah nama yang ku usulkan kepada Ibu, nama yang tiba tiba muncul difikiranku saat aku membayangkan akan punya penghuni rumah baru. Dan Ibu mengambil nama itu, untuk nama depannya. Entah karena beliau ingin, atau karena beliau ingin memberiku penghargaan, setauku, hak veto pemberian nama kepada anak adalah menjadi hak orang tua.

Dalam namanya, ku selipkan doa, agar nantinya, Damai, akan membawa kedamaian, bagi rumahku, keluargaku, dan dunia, pada saatnya nanti.



Awalnya, aku berencana untuk tak peduli. Tapi Damai sangat lucu. Bibirnya mungil berwana merah. Dan dia menyenyumiku dan senang mendengarku bersenandung. Menyayangi Damai, adalah salah satu caraku bersyukur dan wujud sayang sejatiku kepada Ibu.



I love you Bu, :)

Sabtu, 13 Oktober 2012

Semesta Belum Cukup


Kau adalah bintang, dan aku adalah bintang yang satunya.
Sinarku redup, itulah kenapa kau selalu terlihat lebih terang.

Kita berada diantara gugusan bintang-bintang yang bernafas di ruang hampa

Kau dan aku, bertemu di galaksi indah bernama cinta
Menghidupi asa di ruang hampa
Meski badai meteor tak dapat terelakkan untuk dihadapi

Semesta bahkan tak cukup menghadang cambuk cambuk rinduku kepadamu yang disana
Walau kita masih bisa melihat bulan yang sama di tempat berbeda
Meski matahari pun tlah membakarku, namun ini, tak melelehkanku
Aku, semakin membara

Jangan hentikan aku, bintang yang sedang berusaha menemukan sinar sejatinya, abadinya
Aku, bintang kecil yang mengikuti cahayamu
Bahkan aku telah jauh meninggalkan orbitku, karena sinarmu menyilaukanku dan seakan memanggil manggil namaku untuk mengikutinya.

Ku rasa, semesta belum cukup,
Menuliskan surat surat kerinduanku untukmu
Menyapamu dengan ucapan selamat pagi setiap hari
Berdialog denganmu dengan nada nada melankolis
Menyampaikan berjuta deret kata yang tertunda untuk ku sampaikan dan kau sampaikan, kepadamu, kepadaku.

Kerinduan menahun, kerinduanku yang tak hingga, semesta belum cukup mewakilinya, Aku rasa...

Kamis, 11 Oktober 2012

Gambar Yang Tiba Tiba Lewat..



Entah ini sebuah desain, atau yaa, ini hanya sebuah kolase, aku jadi suka membuatnya akhir akhir ini. Biasanya aku bikin tempel tempelan foto kayak gitu, pas lagi ada ide, atau yaa, pas lagi galau dan nge-drop, haha. Bercanda. Sementara ini, aku senang membuatnya, walaupun aku tak pandai photoshop dan ilmu mendesain. Karya itu bebas kan? hehe.

"Karena kesenanganmu, bisa membuatmu merasa hidup, dikehidupan yang kau hidupi dan kau hidup hidupkan.."

Selamat Terlahir, Damai :)


Selamat terlahir Damai, entah Ibu nantinya menamaimu apa.
Aku ingin memanggilmu Damai.
Kehadiranmu sungguh tak pernah terfikir sebelumnya, sesaat, ya, semua sudah terjadi..

Awalnya, aku berencana untuk tak acuh denganmu
Kau sama sekali bukan yang ku tunggu
Namun anggap saja, ini adalah sebentuk rasa cinta luar biasaku kepada Ibu.
Ya, aku belum bisa memberinya apapun selain ini.

Selamat datang di dunia, Damai.
Kamu sungguh imut, lucu, dan punya bibir merah yang mungil
Aku menerimamu, selamat datang sekali lagi
Semoga, kau membawa kedamaian, yang sesungguhnya.
Menentramkan rumah, dan menentramkannya dengan senyum senyummu

Oh tidak, bahkan aku berpuisi untukmu saat ini
Kau begitu lucu, untuk ku benci karena riwayatmu
Kau cantik, karena kau juga terlahir dari Ibu yang cantik, Ibumu, Ibuku.

Damai, jadilah menyejukkan ya. Selalu membuat senyum Ibu. Jadi membanggakan dan berguna nantinya. Dan bisa jadi perempuan yang kuat, suatu hari.

I'll try to love you more, my new little sista, Damai.
:')

Rabu, 10 Oktober 2012


Disaat aku ingin meninggi, seakan Tuhan menegurku untuk tetap berpijak pada bumi. Mungkin Tuhan lebih menyayangiku yang rendah hati, yang tersenyum simpul, yang lebih banyak mendengar dan peka terhadap apa yang ada disekitarku. 

Disaat aku ingin menyerah, seakan Tuhan mengingatkanku, bahwa aku yang sekarang, sudah cukup beruntung, dengan segala anugerah yang diberiNya untukku. Semacam harta karun, yang hanya aku dan Tuhan saja yang tau.

Disaat aku ingin berontak, seakan Tuhan menyenyumiku, bahwa aku harusnya sadar, bahwa Tuhan sangat menyayangiku, dan selalu mendengarkanku. Seakan Dia ingin menenangkanku, bahwa hari indahku, akan datang disaat yang indah pula. Mungkin Dia lebih menyukaiku yang penyabar dan rajin mengucap doa, doa doa :)



Selasa, 09 Oktober 2012

Someday, When All Will Be Okay



Sejak hari abu itu, aku terhentak. Aku harus kembali memahami, bahwa cakrawalamu luas, dan itu memang kamu. Hebatnya, kamu pergi tanpa rasa rasa yang menyedihkan. Kamu pergi dengan perasaan yang sempurna, yang hingga kini, tak tau aku menamainya apa. Kau pergi saat semua rasa berada di klimaksnya, dan sepertinya kau ingin menahannya sebagai klimaks. Membuat semuanya tertahan, mungkin lebih baik menurutmu.

Kau pergi terlepas dan melepas dengan sempurna. Tanpa janji janji. Hanya doa doa suci tentang bahagia kita nantinya, suatu hari. Dengan angan, impian, senyum dan tawa. Yang mungkin bisa kita jalani bersama, suatu hari. Dengan rasa rasa yang meluap karena terlalu lama tertahan, suatu hari. Karena kau dan aku percaya, bahwa Tuhan, selalu punya rencana terbaikNya untuk kita, suatu hari. Semoga saja doa doa kita adalah rencana terbaik Tuhan yang tertunda, suatu hari.

Mengingatmu di menit menitku, tentu saja merisaukanku sendiri, yang sebenarnya tak ingin risau. Dalam mimpiku tiap malam, kau masih saja tak bosan hadir, walau hanya sekedar menyapaku. Atau hanya untuk mengingatkanku, bahwa ada kau, yang membuatku merasa menjadi seorang pecinta ulung.

Kamu hebat, pergi tanpa meninggalkan memori buruk. Mungkin kau adalah seorang pencetak memori terbaik. Bahkan disaat seharusnya aku merasa kecewa, awang awang senyummu yang menenangkan kecewaku itu selalu muncul. Senyummu abadi setidaknya di memoriku tentangmu yang kau lukis dengan sempurna.

Dalam dewasaku, aku tak mengharap, bahwa kau juga merasakan hal yang sama denganku. Seperti sebelumnya, aku tak menyuruhmu untuk merasakan hal yang sama denganku. Aku selalu memberimu kebebasan untuk memilih rasa, rasa mana yang ingin kau punyai untukku.

Aku ingin mengucap rindu. Tapi nanti sajalah. Biarlah ku tahan rindu rinduku ini. Mungkin saja, rindu menahunku nanti, adalah semangatmu yang lain untuk cepat meraih bintang yang kau ingin. Agar kau tak menjadi bintang kecil lagi. Sebentar lagi, sinarmu dari sana, pasti dapat ku lihat dari sini. Percayalah. Aku tidak bohong.

Ku selipkan namamu dalam doaku, agar kau bisa menjadi kau yang terbaik. Memberi bahagia untuk orang orang yang kau sayangi dan menyayangimu. Menyumbang senyum untuk mereka yang susah tersenyum. Menebar kebaikan untuk lingkungan sekitarmu. Kau tau, kau masih punya sejuta terbaikmu jika kau tau.

Kuberitau ini, karena, sepertinya kau masih saja meragu..

Jumat, 05 Oktober 2012

Ngeliat fotomu aja, aku jadi tau, aku pengen kamu banget...

Kamis, 04 Oktober 2012


:')


Kalian penguatku,
Sungguh, aku tidak bohong
Bahkan saat ini aku bisa tersenyum karena kalian, walaupun hanya tersenyum haru

Kalian terbuat dari apa?
Kalian baik, dan memberiku doa doa baik

Aku baik baik saja :')
Apa diluar sana. di kejauhan, aku terlihat tak baik?
Aku baik, 
Kalian mungkin belum terbiasa, sama sepertiku apalagi :')

Terima kasih, 
Kalian penguatku

:')

Semoga Allah, selalu membahagiakan kalian
:')

Amin,

Senin, 01 Oktober 2012

Aku, harus punya benteng hati seperti apa lagi?
Harus sekuat bagaimana? katakanlah, katakanlah..

Beritau aku !!
Aku harus mengokohkannya seperti apa lagi?
Beritau aku !!

Aku ingin kau mudah, aku selalu ingin memudahkanmu
Aku ingin kau maju, aku selalu ingin mendorongmu

Aku ingin kau sesuai, aku selalu ingin menyesuaikan

Hati ini harus sekokoh apa lagi?
Aku sudah cukup kokoh saat ini, sudah kuat walaupun belum cukup

Beritau aku !!
Harus punya pengertian berwujud apa lagi?
Ayo, beritau aku !!
Ajari aku, menjadi kokoh yang kau maksud.


Aku masih, dan selalu...
Kuberi tau ini, meski kau pasti sudah tau..

My Sista, My Best Friends :)




Kamu punya saudara cewek?
Seumuran?
Yeah, aku beruntung. Karena aku punya. Apalagi selain cantik, mereka juga berbakat dan selalu muda :D. Walaupun cuma saudara sepupu, tapi kami udah kayak saudara kandung, hal itu mungkin karena kedekatan keluarga kami. Selain saudara, aku juga menganggap mereka sebagai sahabat terbaikku, the truly friend :) . Mereka ada disaat aku senang, sedih, galau, bingung, ya, mereka selalu ada, tentu, dengan solusinya :)


Well, kami saudaraan cewek cewek bertiga, aku akui, mereka punya “mereka”nya sendiri, itulah yang bikin kami klop, karena saling melengkapi.
Check it out..
;)


1. My Sista, Ardhiyani




Biasanya aku panggil Mbak Yani, walaupun temen temennya lebih sering manggil dia “Aling” itu loh nama salah satu peran di film laskar pelangi. Haha. Papa mamanya orang jawa asli. Tapi nggak tau kenapa dia wajahnya oriental banget. Lahir 26 April 1993, dia senior satu tahunku. Hobinya shopping, foto, mix and match in baju. Karena itu, aku mendaulatnya sebagai fashion stylistku, walaupun dia sekarang lagi kuliah di sebuah lembaga kesehatan, tapi bakatnya tentang fashion, aku acungi jempol. Ada aja idenya. Oh ya, sebenernya dia itu foto genic dan tinggi semampainya bisa bikin dia jadi model majalah remaja atau majalah islami, tapi karena dia masih suka malu malu, jadinya ya, harus didorong dorong gitu, kayak mobil yang mau jalan, tapi yang diinjek remnya, ya namanya juga masih malu malu. Hehe. Karena rumahku dan rumahnya masih satu perumahan, aku udah ngerasa “plekk” banget, udah klop. Kadang kita suka ngayal bikin surprise atau ngarep dapet surprise dari pacar pacar kami, yang yaa, cuma ngayal aja.  Haha. Mbak Yani ini, bener bener kayak dewi penolongku, untuk saat saat genting.


2. It's Me, Ramadhani Syah Fitri




Biasanya aku panggil “aku”. Lahir dari seorang ibu luar biasa di 20 Februari 1994. Hobi dengerin musik, baca, dan bernyanyi. Penggemar berat nasi bebek. Dan suka minum susu ultra. Dibanding mbak Yani sama Fia, mungkin aku “terlihat” lebih rock and roll. Selain ini, mungkin kalian sudah tau tentangku..


Hehe :D


3. My Sista, Sofia Anggrhaeni





Biasa aku panggil Fia. Lahir 30 April 1996, junior 2 tahun dari aku. Cewek yang punya bakat masak ini selalu bikin iri, aku sama Mbak Yani. Gimana enggak? Dibanding aku sama Mbak Yani, dia gampang banget naikkin berat badan, lah aku sama mbakku? Cuma bisa ngiri aja. Haha. Bercanda. Oh ya, selain punya bakat masak, dia juga punya bakat menulis. Bahkan karena tulisannya, dia jadi ditemukan seorang guru pencari bakat disekolah, dan sekarang dia anggota di sebuah ekskul English debate disekolahnya, FYI, dia sekolah di SMKN 1 Surabaya, sekolahku dulu. Dan sekarang dia lagi on the job training, di salah satu hotel internasional, di Surabaya
Sedikit ceritaku tentang mereka, kata budhe, diantara mereka, aku keliatan paling tomboy.
Emmm, sebenernya aku nggak tomboy sih, soalnya aku juga doyan pake dress. Tapi gak girly girly banget juga, soalnya aku suka yang simpel. Maksudku, bukan berarti cewek girly itu ribet ya. Tapi emang biasanya gitu. Hehe, aku fleksibel aja.

Oh ya, ada satu hal yang nggak terduga, satu hal yang bikin ceritaku sama mereka “terkesan” sama, percaya nggak, kami bertiga punya pacar sekelas. Haha :D

Mbakku pacaran udah empat tahun lebih, aku, hampir dua tahun, adikku, emm dia masih newbie sih, hehe. Adikku setengah tahunan kayaknya. Dan kami pacaran sekelas.  Is it Amazing?
Dan sekarang kami lagi galau dengan versi kami masing masing. Haha.

Enaknya punya saudara cewek dan seumuran, banyak banget. Bisa curhat bareng, masak bareng, shopping bareng, semuanya bisa bareng. Dan karena kami punya selera dan bidang yang beda beda, jadi bisa saling melengkapi. Hehe. Kalo tanya fashion, di mbakku. Kalo mau hunting foto, konsultasi ke aku. Kalo mau masak bareng, fia jadi chief kokinya :) . Selain itu, masalah cowok, kami punya pandangan kami masing masing, dan itu menyenangkan, bisa sharing dan berbagi juga salah satu keseruannya. :D

Sista, temani aku terus ya, tetap saling menguatkan dan menceriakan :D
Kalian, salah satu dari sederet alasanku untuk tersenyum..
Love you so mbak Yani (peluk cium), and you too fia (peluk cium)
:3





Yani | Dhani | Fia :D