Jumat, 07 Maret 2014

P(em)isah - Setangkai Bunga Di Sakumu


Aku sudah berulang mencari formula
Menyederhanakan rumit yang masih menggantung-gantung
Menyerah dengan segala teori yang aku sangkal
Dulu,

Sekarang aku tau kenapa ada hal yang dapat dilakukan dengan mudah, sementara bagi yang lain hal itu bisa teramat sulit
Mudah karena perasanya ringan, 
Sulit bukan karena berat, hanya karena sudah terlalu dalam

Aku hanya seorang penerka
Yang menghabiskan bergelas-gelas kotak susu untuk menemukan ujung rasa gelisahku yang tak berkesudahan

Aku melalui sebuah koridor yang membelah taman
Dari sana aku melihatmu memetik setangkai bunga yang tak pernah kau suka
Kau menghirup aroma wanginya yang sampai tempatku ini bisa tercium wanginya
"Kau berpura-pura, atau sudah berubah?", kataku dalam hati
Kemudian Kau duduk di kursi taman yang serupa dengan kayu besar yang dibelah
Setangkai bunga disakumu dan menunggu
Entah sudah berapa hari kau duduk dan aku berdiri di koridor ini melihatmu duduk
Tidak ada dinding, jarakmu dariku juga tidak terlampau jauh
Tapi kenapa aku tidak ingin menghampirimu lagi untuk yang kali ini
Kau duduk, dan tak akan berlari
Mungkin aku hanya merasa tak mengenalimu lagi
Kau duduk, dengan setangkai bunga disakumu
Menjadi pria angkuh, yang tidak semua orang bisa berdialog denganmu
Dan aku tidak menghampirimu, bukan karena keangkuhanmu
Namun dialog mana lagi yang bisa saling kita maknai?


Pemisah itu tidak selalu dinding, tidak selalu jarak
Hanya sesederhana, hati yang ingin pergi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share yukk :))