Jumat, 13 Desember 2013

Soekarno, Di Film Soekarno


"Hormatilah musuh- musuhmu, karena dia tau kelemahan-kelemahanmu." - Film Soekarno



- Bumi, 12 Desember 2013 – Royal Plaza – hujan dan jalanan padat...


Let me see, film kedua movie marathon film Indonesia bulan desember 2013. Yups, setelah minggu lalu nonton ’99 Cahaya Di Langit Eropa’, minggu kedua desember ini, giliran film ‘Soekarno : Indonesia Merdeka’ yang jadi film of the week, hehe. Nonton film ini dengan partner yang sama, Wiwid. Hehe, sepertinya kami punya selera yang hampir sama haha. 

Okey, aku tidak menyebut ini resensi, review atau semacamnya. Hanya ingin menceritakan kesan dan pertanyaan-pertanyaan yang mesti aja muncul pas nonton film ini. Buat kamu yang belum nonton, tak ada salahnya membaca, buat kamu yang sudah nonton, bisa sharing bareng :D

Film ‘Soekarno: Indonesia Merdeka’ disutradarai Hanung Bramantyo, sutradara yang karyanya tidak pernah biasa biasa saja. Tidak biasa, karena dia berani mengambil tema dan cerita atau issue masyarakat yang ‘sensitif’ ‘immortal’ dan kawan kawan. Banyak juga yang mengatakan dia adalah sutradaranya film-film ‘kontroversial’. Tapi entahlah, aku tidak pernah menyebutnya seperti itu, justru sebaliknya, dia sangat keren bukan? Membuat orang-orang awam dan mungkin naif sepertiku menjadi tau tentang hal-hal. Hal-hal yang ‘tak tersentuh’ tadi, bisa disuguhkan Hanung dengan begitu manis alur ceritanya. Dan karya-karya filmnya menunjukan bahwa dia mempunyai pemikiran yang luar biasa. Luar biasa luasnya. Dan selain sebagai sutradara, dia juga menjadi penulis naskah disetiap film buatannya, dia keren.

Nggak pernah nyangka, kalau pembukaan film ini bakalan diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Iya, jadi di screennya ada aba abanya buat nyanyi lagu Indonesia Raya sambil berdiri, didalem bioskop. Ini serius. It was so suprising. Masih inget kapan terakhir kali kamu menyanyikan lagu Indonesia Raya? Pasti saat upacara bendera. Dan kali ini kamu menyanyikannya di dalem gedung bioskop, ada perasaan senang dan haru, first impression film ini pasti bakal ‘keren’ kalau openingnya aja kayak gini. Sempet terfikir buat dokumentasiin moment ini sama kamera hape. (norak banget ga sih? -__-) dan aku mengurungkan niatku karena aku fikir, orang-orang harus merasakan ini sendiri secara langsung, bukan sekedar lewat foto-foto di instagram yang berhastag #FilmSoekarno ahaha, bercanda :D

Awal film diceritakan tentang masa kecil Soekarno yang diperankan sama Emir, itu loh yang dulu main di film Garuda Di Dadaku 1 & 2. Dulunya ternyata namanya Kusno, yang kemudian karena dia sering sakit sakitan akhirnya namanya jadi Soekarno. Tentang Soekarno muda yang jatuh cinta sama noni belanda, belajar pidato, belajar dari Cokroaminoto. Dan yang bikin kaget adalah pemeran bapaknya Soekarno adalah Presiden Republik #Jancukers yang minggu lalu aku ceritakan itu Readers. Mbah ‘Sudjiwo Tejo’(emmm, sebenernya dia belum embah-embah sih hehe, tapi dia sering dipanggil mbah). Cukup mewakili ‘jawa’ nya itu. Iya, Soekarno itu orang jawa.
Di film ini juga diceritakan bagaimana Soekarno bisa mengambil hati rakyat, tentang jaman pendudukan belanda dan jepang, tentang dia yang dipenjara, tentang… okey, pause. Ini cerita apa, aku bukan mau nulis resensi, jadi lebih jelasnya liat filmnya sendiri ya Readers, hehe.

Aku juga masih terkesan dengan beberapa tokoh yang selama ini aku baca di buku sejarahku dari SD-SMK bahkan ada juga yang terlewatkan. Misal, Ibu Inggit, istri kedua Soekarno. (Hah istri kedua? Istri pertamanya siapa coba? *wusshh) Dia cukup membuatku terkesan, istri yang kuat dan tangguh. Namun, ya mereka akhirnya bercerai karena Inggit tidak mau dimadu. Padahal selama ini, aku selalu menganggap bahwa Ibu Fatmawati adalah istri pertamanya. *setidaknya film ini meluruskan anggapan salahku, and it’s cool right?*. Ada juga Moh. Hatta, yang pintar dan ahli bahasa, bijaksana dan penengah. Dia, ehem sekali kan? Iya, dia salah satu bapak proklamator kita. Satu lagi, ada Sutan Syahrir, si muda yang bergelora, menggebu-nggebu, jiwa muda, dan kritis. Pemuda yang kelihatannya keras kepala tapi punya tujuan yang sama, ingin Indonesia merdeka.  Dan peran Soekarno sendiri (yang diperankan Ario Bayu), yang, emmm ya, kharismatik dan okey, dibalik kehebatannya, beliau adalah manusia biasa, yang yaa, tidak pernah lepas dari seorang wanita. (Walaupun banyak yang bilang kalau Soekarno lebih ganteng dari Ario Bayu, jadi gimana menurutmu kecenya presiden pertama kita dulu Readers? hehe). Jadi inget pepatah cina mengatakan “Dibalik lelaki hebat, pasti ada wanita yang hebat pula.” entah pepatah itu dari cina atau bukan :| tapi aku setuju, pepatah ini ditujukan untuk Ibu Inggit, yang berada dimasa masa tersulit Soekarno.

Terlepas dari kisahnya. Uhm, ijinkan aku memberi applause untuk divisi musik film ini. Mulai dari penata suara, music scorer, arranger, dan singernya, semuanya nge-blend. Menyatu banget sama filmnya. Dijamin, kamu nggak bakal bosen denger backsound film ini, mengalir, dan mendukung keutuhan film ini banget. Mulai dari musik nuansa belanda, lalu nuansa jawa, yang kemudian jadi ke-jepang jepang-an, berganti betawi, dan parade orchestra klasik (musik dewa kalau aku sering menyebutnya) lagu nasional Indonesia semuanya ada. Dan dari sini aku juga kembali sadar. Bangsa Indonesia itu bangsa yang ‘musikal’, bener, kayak kata Ahmad Dhani di Indonesian Idol dulu. Di film ini, jangan ditanya arransement musik lagu ‘Indonesia Pusaka’ dan ‘Syukur’ yang dinyanyiin Rossa itu sekeren apa, keren dan ‘dewa’ banget. Sampai aku terharu sendiri, musiknya bisa jadi se-klasik itu. Tapi bukan itu, justru yang membuatnya bisa begitu bagus dan megah adalah memang mentahannya. Mentahan lagunya memang sudah luar biasa, susunan nada dan kord yang tidak biasa. Dan itu sudah diciptakan berpuluh puluh tahun lalu, namun abadi sampai sekarang dan seterusnya. Dan FYI, lagu kebangsaan kita, ‘Indonesia Raya’ ciptaan WR Supratman, juga merupakan salah satu lagu kebangsaan terbaik didunia. I’m proud all of you hero, you’re always cool. Dan satu lagi, lagu ini ada soundtracknya, yang dinyanyiin Afgan, judulnya Wanita. Yang diletak-in di belakang pas credit title, cukup bijak menurutku. Karena suara Rossa menyanyikan kedua lagu tadi sudah sangat cukup mewakili filmnya. Emmm, sadar atau enggak, backsound dibagian sepertiga akhir film ini, adalah lagu-lagu nasional yang disusun sedemikian rupa, bisa jadi backsound yang indah dan memanjakan telinga. *Okey, sebelum kamu bosan denger penjelasanku tentang divisi ini yang kelewat antusias, marilah kita akhiri saja* --

Well guys, terlepas dari semua berita kontroversial film ini diluar sana, aku yakin dan kamu pasti setuju, bahwa film ini media mengingat dan belajar tentang sejarah merdekanya negara ini, dan menontonnya dalam sebuah film itu menyenangkan bukan? Apalagi untuk yang malas membaca, ini bisa jadi alternatif. Menurutku, meskipun disini juga diceritakan tentang sisi lain Soekarno (yang membuktikan bahwa beliau juga manusia biasa) tidak akan mengurangi rasa cinta kita terhadapnya. Justru sebaliknya, disini kita jadi tau perjuangan dan pengorbanan beliau. Bagaimana rasa nasionalisme anak muda jaman sekarang bisa tumbuh, kalau pengenalan dasarnya kurang? Film bisa jadi media ‘terkeren’ bagi mereka yang muda dan kurang peduli untuk memulai nasionalismenya. Buat anak muda negeri ini mencintai negerinya, kalau sudah cinta, mereka pasti akan melakukan apa saja untuk memajukan negerinya, bukan begitu Readers? :)

Hmmm, semoga tulisan ini bermanfaat buatmu ya Readers. Dan sekarang aku lagi mempersiapkan diri untuk movie marathon minggu ke 3. Ehehe, semoga makin banyak temen nonton biar rame juga :D
Besok mau camping, doain aku bawa banyak oleh oleh buat kamu ya Readers :)
*pelukciumsatusatu*


“Jika kita bukan pemimpin yang baik, biarlah sejarah yang membersihkan nama kita” – Soekarno
"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri" – Soekarno

Kalau baca kutipan-kutipan itu, masih yakin bisa menghindari kharismanya Soekarno? Think again. :)

Nah ini Readers, 'Indonesia Pusaka' versi Rossa :)



Kalau yang ini, 'Syukur' versi Rossa :)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Share yukk :))